Dibalik Cerita Madam Sri

30.2K 1.7K 279
                                    

Hai, Dear!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, Dear!

Buat yang nyangka ini part baru, selamat kalian tertipu. Hehehe...

Tapi sebelum dibuka aku mau kasih tahu beberapa hal yang mungkin selama ini bikin kalian penasaran (Kalo penasaran sih). Sebelumnya, aku mau minta maaf kalau penjelasan di bawah mungkin agak terkesan serius. Next, inilah beberapa fakta dibalik cerita Madam Sri ini. Check this out!

1. Inspirasi cerita ini dari mana sih, Cuy? 

Pertama-tama, sebenarnya dari dulu pengen banget buat cerita yang berbau KL. Bahkan sebelum bikin cerita "Cinta Salah Kirim", karena aku mau sharing ke kalian kalau KL itu enggak cuma Twin Tower atau bahkan Pasar Seni doang lho. Banyak juga tempat-tempat lainnya, yang mohon maaf cuma bisa dimention doang (Entar kalau beneran semua disamperin sama mereka, jadi novel traveling dong).  Cuma waktu itu belum nemu aja payung gedenya apa. Makanya masih aku hold.

Kedua, dulu aku pernah meliput alias Live Tweet Teater Abnon judulnya Jawara (yang video clip nya ada di Prolog), karena salah satu klien aku jadi sponsor mereka. Di cerita ini tokoh perempuannya lebih gahar dan kuat ketimbang si cowok, tapi serunya si cowok justru enggak terkesan tertindas tapi justru kelihatan melengkapi. Kelihatan simpel sih, tapi manis. 

Nah, akhirnya dapat ide gimana kalau bikin cerita si cewek lebih tua dan dominan. Apalagi kebetulan waktu itu habis diskusi, yang tumben berfaedah, soal stereotype bareng temen di kantor. Maka jadilah cerita yang dulunya sempet mau dikasih judul "Anak Magang" ini. LOL XD

2. Sebenarnya tokoh-tokoh di sini nyata enggak sih, Cuy?

Hm... dibilang nyata juga enggak, dibilang enggak juga ada. Karena sebenarnya cukilan karakter-karakter mereka aku ambil dari sekitar aku dan aku sendiri. Terutama Sriawan.

Awan

Buat yang mikir kalau karakter Mbak Sri itu curhatan Penulisnya alias aku. Itu salah besar. Seperti halnya "Cinta Salah Kirim" di mana ada karakter aku yang ada di tokoh Sachi (karena sama-sama kerja di Agency). Maka potongan aku di "Madam Sri" ini justru ada di Awan. Silahkan tebak-tebak sendiri aja yang mana ya... hehehe (Jadi, siapa kemarin yang bilang Mbak Sri itu aku?? Hmmm).

Nah, buat yang tanya emang ada cowok umur 20 tahun tapi udah berani mikirin masa depan? Ada. Dan itu temen deket aku sendiri. Cuma sayang kalau yang ini mulutnya kayak Bang Yasha yang ceriwis dan kadang bikin kuping budek. Apalagi kalau lagi curhat. (Jadi mikir, cerewetnya Bang Yasha secara enggak langsung ke-inspirasi dari dia kali ya. Bisa jadi). 

Atta alias Mbak Sri

Untuk tokoh Mbak Sri, aku ambil dari salah satu temen, yang mungkin kalau kalian baru ketemu sekali pasti langsung ilfeel. Dia mirip banget kaya Mbak Sri, keras kepala dan sedikit arogan. Cuma yang berbeda, Mbak Sri lebih nahan diri dan gerutu dalam hati aja. Sedangkan dia bablasss... (Semoga dia enggak punya Wattpad). Tapi justru tingkah-tingkah nyebelin dia ini bikin kita nyaman dan ngakak terus kalau lagi kumpul. 

Sisanya, aku cari biasa lihat dan tanya-tanya ke sekeliling aku. Kira-kira kalau cewek yang lebih tua itu kayak gimana sih kalau dideketin berondong, terus apa pandangan orang sama pasangan-pasangan yang masih dianggap anomali kaya gini. 

3. Cerita cintanya asli gak, Cuy?

Sayang sekali itu cuma fiksi, yang diambil buat jadi lem untuk ngebungkus tema dengan inspirasi-inspirasi di atas. Karena memang tema dari cerita ini adalah stereotype dan rasa nyaman. Maka, aku coba cari kisah cinta yang nyerempet ke sana, dan kalau kalian cek selain relationship dengan berondong, ada beberapa kasus stereotype yang aku munculin di cerita ini, seperti :

a. Pasangan beda usia dengan ceweknya lebih tua, yang sering dinilai sebelah mata.

b. Wanita karir yang katanya egois enggak mikirin keluarga.

c. Cowok slengean yang kesannya enggak mikirin masa depan.

d. Ekspatriat yang katanya enggak punya rasa Nasionalisme.

e. Ada lagi yang ketinggalan? Sila isi sendiri. Hehehe

Selain, soal stereotype di atas. Aku juga mau kalian seenggaknya dapat pengetahuan baru dari cerita ini. Walaupun cuma secuil diangkat, aku berharapnya kalian jadi termotivasi buat searching sendiri di Mbah Google. Seperti contohnya :

a. Augmented Reality (AR) dan Dressing Room, kalau yang ngikutin cerita aku yang "Cinta Salah Kirim" pasti tahu kalau di sana juga ada satu teknologi yang aku sisipin, ayo yang udah punya bukunya coba jawab apa tools-nya! Tapi kenapa AR? Seperti kata Awan, kebetulan Tugas Akhir gue itu. Walaupun gak se-Wah bikinan Awan.

b. Rene Descartes dan teorinya yang cogito ergo sum.

c. Istilah Egaliter.

c. Ada lagi yang lain? Bantu isi ya! :)

Terakhir, dari cerita ini aku cuma pengen pesen. Kurang lebih seperti kata Tante Irma,

"Kita itu enggak akan pernah bisa lepas dari Stereotype atau Labeling dari lingkungan. Karena saat kita baru lahir pun kita sudah dilabeli secara enggak sadar (bayi cowok harus pakai warna biru, cewek harus pink, dsb), tinggal kita yang pilih mau tetap seperti itu atau berjalan sesuai dengan pilihan kita. Karena dalam hidup itu, pilihan enggak pernah salah (emang SBMPTN yang salah, minus 1), yang salah itu kalau kita enggak BERTANGGUNG JAWAB sama pilihan tadi."

Dibaliknya ternyata berat ya? Hehehehe.

Maklum, aku emang enggak suka ngulas sesuatu yang berat dalam cerita & kata-kata yang berat. Makanya aku kemas tiga poin di atas ke cerita Madam Sri ini.

Oh iya, aku juga mau terima kasih sama 3 sohib aku yang udah mau meet up dan cerita-cerita dunia E-commerce itu bagaimana (Sesuai request, ini aku udah mention lho ya! Padahal main Wattpad aja kagak lu, Tong). 

Terima kasih. 

Luv u all~

 [SUDAH TERBIT] Madam SriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang