-
-
Sinar matahari terang-terangan merangsek masuk dari sebuah jendela yang terbuka lebar. Sepasang mata berbulu lentik tampak terganggu dan perlahan-lahan dipaksa terbuka. Suasana kamar yang familiar pelan namun pasti membuat pemilik mata tajam itu terbuka lebar. Seketika dia bangkit.
Kenapa aku bisa di sini? Batin Atta panik.
Karena seingatnya, dia pergi ke sebuah club bersama...
Awan.
Matanya membulat. Cepat-cepat dia sibak selimut dari tubuhnya. Atta mendesah lega, lantaran dia masih menggunakan pakaiannya yang semalam bahkan saking lengkapnya sebuah flat shoes masih tergantung manis pada kaki kanannya.
Namun, suara dengkuran keras membuyarkan lamunan Atta. Rasa-rasanya dia kenal betul suara dengkuran siapa ini. Tanpa suara dia melirik ke bawah kasur. Mulutnya menganga tanpa bisa dikontrol, melihat kepala seorang lelaki samar-samar timbul dari balik selimut, tertidur pulas dengan posisi terlentang dan kaki terbuka lebar.
"Wan. Awan!" panggil Atta tanpa permisi menyentuh pipi kanan Awan menggunakan flat shoes nya.
"Eeung."
Atta melempar flat shoes nya ke arah pintu sambil menggerutu kesal. Sebab bukannya terbangun, Awan malah memiringkan tubuhnya ke kiri, meringkuk dan kembali tidur.
"Awan!"
Sepertinya memang hanya teriakan Atta yang dapat membangunkan Awan, sebab lelaki itu kini bangkit meskipun masih bergelung di dalam selimut. Sedikit demi sedikit Awan membuka matanya sembari menggaruk lehernya tak bersemangat. Wajahnya yang berantakan tampak kesal melihat Atta.
"Mbak udah bangun? Hooaammm,"
"Kenapa saya bisa di sini?!" tanya Atta tajam mengambil kacamata pada meja kecil di sampingnya.
"Mbak semalem pingsan."
"Kok bisa?"
"Mbak beneran lupa?"
Atta mengangguk membenarkan.
"Semalem begitu masuk club, ada Bule mabok nyamperin Mbak, terus dia muntah dan Mbak pingsan," terang Awan enteng mengecek jam pada ponselnya.
Atta menelan ludah, bahkan wajahnya kini berubah pucat pasi. Pantas saja sedari tadi dia mencium bau tidak sedap di sekelilingnya. Tanpa membuang waktu Atta bangkit, menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Sementara Awan mengerjapkan matanya bingung menatap perempuan itu.
"Aaaaa...!!!"
Sebuah teriakan dari kamar mandi sukses membuat Awan benar-benar terjaga sekarang. Lelaki itu terkekeh pelan membayangkan wajah syok Atta di dalam sana begitu sadar ada noda sebesar pulau pada kemeja putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SUDAH TERBIT] Madam Sri
Romantizm[JODOH] (The Winner of Wattys Award 2017 THE RIVETING READS category) "Aku mau kenal kamu lebih dekat. Lagipula kita kan udah kenal dari dulu. Gimana dengan kamu?" (Lingga Halim Martadinata) ----- "Kalau gue boleh jujur. Mbak jauh lebih cantik. A...