Part 2

45 3 0
                                    

"Apakah aku bisa menghapusnya?"

Nasha memandangi langit kamarnya. Ia masih mengingat saat pria itu menggenggam tangannya. Dimana dirinyal merasakan kehangatan. Nasha merindukannya. Semuanya terlambat untuk diulang.

"Nasha, bangun! Udah ditungguin sama Papa buat sarapan." Terdengar suara dari adiknya, Maira.

Nasha mendesah, "kenapa gue masih mikirin itu cowok sih!" umpatnya kesal. "Iya bentar!!" jawabnya. Ia beranjak dari ranjangnya. Sebelumnya ke kamar mandi untuk gosok gigi dan cuci muka.

Ia menguap lebar masih mengantuk. Dari atas tangga, keluarganya sudah berkumpul. Nasha melangkahkan kakinya menuruni anak tangga dengan malas. Sampai di meja makan ia mencium pipi kedua orangtuanya.

"Selamat pagi, Ma, Pa," salamnya.

"Pagi, sayang.. Kebiasaan belum mandi!" omel Ibu Tiara. Nasha mengerucutkan bibirnya seraya menarik kursi untuk duduk.

"Gimana kalau kamu nikah nanti, Nasha? Jangan dibiasain ya," kini Pak Reno mulai bicara.

"Iya Papa sayang," ucap Nasha panjang. Maira tertawa. Nasha memelototinya. Jarak usia Nasha dan Maira sangat dekat. Hanya beda 1 tahun.

"Gimana kabar Bima?" tanya sang ayah. Ibu Tiara mengoleskan roti untuk Nasha.

"Baik, Pa. Dia lagi sibuk kerja." Nasha mengambil rotinya.

"Serius dengan hubungan kalian?" tanyanya kembali. Nasha tidak langsung menjawabnya. Ia diam sejenak. Semalam Bima tidak bisa dihubungi. Ia ingin menanyakan mau dibawa kemana kisah cinta mereka.

"Bima belum ngomong, Pa."

"Papa harap jangan terlalu lama pacarannya. Kalau memang serius kalian nikah aja. Papa nggak mau nantinya jadi fitnah terlebih kalian ngelakuan hal yang nggak baik." Pak Reno mengingat bagaimana perjalanan cintanya bersama Ibu Tiara. Hamil diluar nikah dan itupun tanpa sengaja.

"Iya, Pa.." ucap Nasha pelan. Ia sudah tidak nafsu untuk mengigit kembi rotinya.

"Kalau Bima nggak serius. Kamu mau Papa jodohin aja sama anaknya temen Papa." Pupil mata Nasha melebar.

"Papa! Aku nggak mau dijodohin!"

"Ini yang terbaik buat kamu, sayang," ucap Pak Reno. "Papa ngelarang kamu kerja jadi lebih baik kamu menikah. Kamu cuma ngurus suami dan anak nantinya. Umur kamu sekarang dua puluh tujuh tahun."

"Tapi aku nggak mau dijodphin, Pa," ucap Nasha memelas.

"Papa kasih waktu pada Bima. Kalau dia nggak serius sama kamu dalam satu tahun ini. Papa jodohin kamu." Pak Reno memberikan kesepakatan. Nasha menjadi bingung. "Kamu setuju?"

"Iya, Pa.." jawabnya bimbang. "Tapi kalau Papa mau ngejodohin kenapa bukan sama Maira aja?"

"Maira masih mau ngurus kuliah, Pa!" cletuk Maira. Ia tidak mau jadi korban.

"Kalau Bima serius sama kamu. Yang Papa jodohin ya sama Maira," balas Pak Reno dengan santainya. Maira yang kini melotot.

"Papa ih, aku nggak mau!!" rengeknya. Nasha tertawa terbahak-bahak.

"Nyari calon suami jaman sekarang susah. Yang pasti-pasti aja. Papa udah kenal keluarganya dan juga anaknya. Kalau dia macem-macem sama anak Papa, tau sendiri akibatnya!"

One More Chance (GOOGLE PLAY BOOK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang