Arka
Semakin malam suara dentuman musik makin keras terdengar,Arka masih setia berada di tempat itu.
tiba-tiba ada seorang wanita merangkul pundak Arka dari belakang.
"Maaf menunggu lama" ucap wanita itu sedikit menggoda tanpa permisi ia duduk dipangkuan Arka.
Arka memejamkan matanya, lalu sebelah bibir nya terangkat tersenyum.
"Kau terlalu lama membuat ku menunggu Celia" balas Arka memeluk Celia dari belakang sesekali ia mencium pipi Celia.
"Maaf hari ini jadwal pemotretan ku padat dan tentunya aku tak bisa meninggalkan tanggung jawabku" ucap Celia, lalu beralih duduk di kursi sebelah Arka.
"Tentu, tapi apakah pekerjaanmu itu lebih penting daripada aku. Apa kau tidak merindukanku, sudah lama kita tidak bertemu" jawab Arka sambil meminum pesanannya.
"Huft.. Ayolah Arka, kita harusnya saling mengerti baik aku maupun dirimu sama sama punya kepentingan lain" balas Celia.
"Well, kau benar. Lagi pula aku juga tidak mencintaimu" ucap Arka bergumam melihat ke arah lain.
"Huh? Apa kau mengatakan sesuatu Arka?" Tanya Celia setelah samar mendengar Arka bicara.
"Ah, tidak Celia aku tidak mengatakan apapun" jawab Arka terseyum menatap mata Celia.
Lama mereka saling berpandangan, Arka mulai mendekatkan wajah pada Celia. Celia mulai menutup mata kala jarak antara ia dan Arka semakin dekat.
Dert...dert...dert...
Getar ponsel milik Arka membuat kegiatan mereka berhenti. Arka segera mengangkat telfon, dan terdengar percakapan yang serius antar seseorang disana.
"Siapa? Terlihat serius sekali" ucap Celia menggelayut manja dilengan Arka.
"Bukan siapa-siapa. Lebih baik kita pulang sekarang, aku akan mengantarmu pergilah dulu kemobil aku akan membayar minuman ini" ucap Arka melepaskan kaitan tangan Celia dari tubuhnya.
Celia mengentakan kaki karna kesal atas sikap dingin Arka. Namun, ia tetap menurutin apa yang diperintahkan Arka.
"Permisi tuan, aku melihatmu bicara dengan nona ini" ucap bartender menunjukan sebuah kartu identitas.
"Ini terjatuh disini ketika nona hendak membayar minuman, bisakah aku menitipkannya padamu karna ku pikir kalian saling mengenal" lanjutnya.
Arka menaikan sebelah alisnya, lalu teringat pada wanita tadi yang pergi begitu saja saat berbincang dengannya.
"Ah ya tentu kami berteman saya akan mengantarkannya" jawab Arka menerima kartu identitas dari tangan bartender.
Setelah itu Arka langsung membayar pesanannya dan bergegas keluar dari kelab.
"Lama sekali" Ucap Celia membuat Arka menoleh padanya.
"Ada sedikit urusan" balas Arka tersenyum.
"Oh..." jawab Celia ber oh ria.
"Arka apa kau pernah mencintai seorang wanita. Maksudku wanita lain?" Tanya Celia ragu.
"Tidak bukankah dari dulu kau tau aku tidak pernah bermain dengan perasaan" jawab Arka menatap lurus keluar jendela.
"Ah..ia..aku lupa. Tapi setidaknya pasti ada wanita yang menarik perhatianmu bukan?" tanya Celia memandang Arka.
"Tidak. Aku belum menemukannya" balas Arka dingin.
"Sudahlah akan ku antar kau pulang, ayo" lanjut Arka kemudian fokus menyetir mobil.
"Arka.. Kamu tidak pernah bertahan pada satu wanita dan lagi aku yakin suatu saat nanti jika kamu menemukan yang lebih dariku kau akan meninggalkanku" ucap Celia dalam hening.
Arka mengeryitkan dahi mendengar ucapan Celia, ia mamang tidak pernah serius dalam menjalin hubungan, dirinya dan Celia menjalin hubungan hanya untuk kesenangan belaka.
Tentu saja karna Celia cantik jika tidak mana mau Arka menyusahkan dirinya sendiri lagipula Arka juga tau bahwa diluar sana Celia punya hubungan dengan pria lain. Tapi apa pedulinya toh dalam hubungan ini Arka hanya butuh kesenangan saja.
"Ayolah Celia kamu tau bukan. Sampai saat ini kamu masih aku pertahankan dari sekian banyak perempuan." ucap Arka tanpa melihat Celia.
"Ia aku tau, hanya saja aku merasa sebagai wanitamu tidaklah akan bertahan lama. Pasti akan ada yang membuatmu berpaling dariku. Tapi tentu aku tidak akan menyerah begitu saja, aku akan mendapatkanmu seutuhnya" ucap Celia percaya diri. Membuat Arka terkekeh.
'Silahkan berusaha sekuat yang kau bisa Celia. Tapi kau takan pernah memenangkan diriku' ucap Arka dalam hati dengan senyum miring yang terukir diwajahnya.
***
Kini Arka duduk diruang kerja mansionnya. Ia menatap kartu identitas yang sejak tadi digenggamnya.
'Baru kali ini ada seorang wanita yang pergi meninggalkan ku begitu saja tanpa melakukan apapun.' Batin Arka
Suara ketukan pintu terdengar, membuyarkan lamunan Arka."Masuk." Ucap Arka.
Seseorang masuk dan memberi hormat kepada Arka.
"Tuan, saya sudah menemukan informasi yang anda inginkan." Ucap Stev orang kepercayaan Arka.
"Apa yang kamu dapatkan? " tanya Arka.
"Wanita bernama Arexa Carollin ialah putri tunggal dari Mr. Anderson dan mantan istri pertama nya nyonya Lyna." Ucap Stev.
"Mr. Anderson, seperti nya aku tidak asing dengan nama itu?" Tanya Arka sambil mengeryitkan dahi.
"Tentu tuan, Mr. Anderson adalah pemilik perusahaan terbesar di bidang real estate yang sekarang menjalin kerjasama dengan anda." Jawab Stev.
"Tapi tuan ada fakta yang lebih mencengangkan lagi. Ternyata nona Arexa bekerja sebagai sekertaris diperusahaan milik tuan Alderan." Lanjut Stev.
Arka langsung membulatkan mata tak percaya. Wanita itu anak dari pengusaha kaya raya,tapi dia memilih bekerja di perusahaan lain terlebih menjadi seorang sekertaris diperusahaan milik papahnya.
"Kalau begitu saya pamit tuan." Ucap Stev membuyarkan lamunan Arka kemudian ia keluar dari ruangan.
Kebetulan yang sangat menguntungkan bagi Arka. Ia pulang dari jerman untuk menggantikan posisi papahnya sebagai CEO,lalu ia bertemu seorang wanita yang unik menurutnya. Dan ternyata wanita itu akan menjadi sekertaris nya selama ia memimpin perusahaan.
"Kita akan bertemu lagi nona Anderson, bersiaplah." Ucap Arka seorang diri sambil tersenyum.
_____________
Tetap stay oke, and janga lupa vote and comment.
Bye... Love#sorrytypo
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boy
RomanceKetika takdir tak memihakmu, ketika orang yang kau Cinta tak memilihmu, dan ketika orang yang kau percaya menjadi alasan kehancuranmu apa yang akan kau lakukan? ____ Arexa tidak mengerti jalan hidupnya laki-laki yang ia cintai, yang selalu dia perca...