"Duduklah," Kata Ji-Sung sambil membuat gestur agar Daniel mengikutinya.
Daniel duduk diatas sebuah sofa beludru merah sambil memandang kearah Ji-Sung yang duduk berseberangan dengannya.
Air muka Ji-Sung datar, yang artinya harapan Daniel bahwa Ji-Sung akan memberinya sebungkus gummy bear pupus seketika.
"Kau pasti sudah paham kenapa aku mengajakmu kemari, 'kan?" Tanya Ji-Sung mengawali percakapan.
"Err..." Daniel bergumam pelan. Pria muda itu tersenyum tak berdosa. "Untuk memberikanku permen jeli?"
Ji-Sung menghela nafasnya. "Bukan itu," Ji-Sung mnjeda kalimatnya dan menatap Daniel lamat-lamat. "Mengenai kejadian semalam."
Wajah Daniel yang semula dihiasi oleh senyuman berubah menjadi datar didetik selanjutnya. "Oh." Gumamnya pelan.
"Kita tidak bisa menunda-nunda hal ini terus-menerus, Daniel. Ini bukanlah kali pertama kau mengalami kejadian serupa. Bahkan perusahaan mendesakku untuk segera merundingkannya denganmu," Ucap Ji-Sung dengan penekanan disetiap kata-katanya.
Daniel tidak merespon. Matanya tampak sendu untuk beberapa saat.
"Daniel, kita berdua sama-sama tahu kalau kita terus membiarkan masalah ini, maka nyawamu pun bisa terancam." Ji-Sung mencondongkan tubuhnya kedepan, menatap Daniel dengan tajam. "Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu."
"Aku tahu, omma." Balas Daniel pelan setelah sekian lama bungkam. Kepalanya menunduk, matanya terpaku pada susunan pola keramik lantai yang berada dibawahnya.
"Semua mengkhawatirkanmu, Daniel." ucap Ji-Sung lagi.
"Aku tahu," Kali ini Daniel tersenyum lembut ketika dia membayangkan teman-temannya yang selalu berlaku konyol. Mengingat hal itu entah mengapa memberikan perasaan bahagia dan sedih sekaligus dalam dirinya. Daniel mengatupkan matanya, mengingat suara teman-temannya yang riuh dan ribut ketika mereka berada di base. Sayang sekali, sepertinya dia akan merindukan mereka semua.
"Daniel?"
"Ah, miane, miane, omma." Daniel tersenyum tipis. "Apa yang barusan omma bilang?"
"Aku bilang, kau harus punya seorang bodyguard secepatnya." ulang Ji-Sung.
"Bodyg-what?"
"Bodyguard," ralat Ji-Sung. "Dengar, Daniel. Kita harus mengambil tindakan tegas. Dan kurasa, menyewa seorang bodyguard adalah ide yang terbaik untuk sekarang."
Daniel tampak ragu sejenak. Dia menatap Ji-Sung dengan tatapan lucu.
"Kalau yang omma maksud adalah bodyguard yang kekar dan botak seperti Dominic Toretto, kurasa tidak."Mendengar perkataan Daniel, praktis saja Ji-Sung tertawa. "Tentu saja tidak. Jadi kau ingin bodyguard seksi seperti di Charlie's Angel?" Tanyanya.
Daniel tertawa kecil. "Tidak," jawabnya.
"Begini, akan kuberikan waktu kepadamu untuk memikirkan—atau kalau bisa, menemukan sosok bodyguard impianmu. Kalau kau sudah tahu, katakan saja padaku." Ucap Ji-Sung sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Kalau aku tidak berhasil menemukannya?" tanya Daniel lagi.
Ji-Sung menatapnya sejenak lalu tersenyum. "Berarti kau akan menerima bodyguard apapun yang aku pilih."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yoon Rachel harus benar-benar menghilangkam sifat pelupanya. Beneran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Undeniable
RomanceKadang, kamu tidak menyadari kapan kebencian atau perasaan kagum didalam hatimu bisa berubah menjadi sebuah perasaan cinta. "Aku tidak akan pernah menyukaimu, walaupun hanya sekali. " // "Kalau begitu, berikan waktu padaku untuk membuktikannya p...