Raquella 4

333 57 8
                                    

Aku duduk meringkuk diantara bangku tunggu di bandara. Apa yang harus kuperbuat jika orang tuaku Di Palembang terus bersikeras ingin mengembalikanku ke Inggris? Padahal aku sudah menangis sambil berguling-guling layaknya risoles, tapi yasudahlah. Mungkin mereka lelah memelihara barbie anggun ini.

"Selamat pagi, ayo pergi ke lapangan bersama-sama setelah pekerjaanmu selesai," ajak Karen, salah satu gadis di Harvest Moon Back To Nature.

"Najis, lo gak bisa masak. Gue maunya sama Popuri. Apa jadinya gue kalo nikah sama si Karen? Tiap hari makanannya gosong mulu," rutukku seorang diri.

Kenapa Harvest moon tidak memberikan fitur ngebales omongan sendiri sih? Kan enak si Karen bisa kusumpah serapahi!

"Ell?" Sebuah suara hadir diantara aku.

"Kok kayak ada suara orang jual mijon ya?"

Sebuah jitakan indah mendarat dikepalaku. Sialan, kusumpahi manusia yang berstatus kakakku ini menjadi selangkangan biawak!

"Ini bandara woi bukan stasiun, mana ada yang jualan mijon," kak Nabil duduk dilantai bersamaku tapi kupilih untuk mengabaikannya. Dia kan mau ngusir gue!

"Masih marah sama gue?"

"Lo siapa? Maaf gue insomnia, jadi gak inget siapa-siapa!" ketusku.

"Amnesia, sayang. Kalo insomnia itu gak bisa tidur," kak Nabil cekikikan.

"Terserah, yang penting ada nia-nia nya," kulampiaskan kekesalanku pada Kay. Manusia hitam yang kerjaannya selalu mengganggu calon istriku Popuri tersayang.

"Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

Segera kubalas ya, dan ketika Karen menanyakan bersediakah aku pergi bersamanya, maka aku menjawab tidak.

Mampus lo Karen gue phpin!

"Ell, musuhan itu dosa lho!"

"Dosaan mana sama kakak kampret yang tega balikin adiknya ke orang lain,"

"Ell, bunda Alicia itu kan ibu lo, yang ngelahirin lo," tepis kak Nabil.

"Ibu mana yang tega ngebuang anaknya ke Indonesia? Bapak gue siapa aja gue gak tahu, cuma dikasih kabar kalo udah mokat doang," sebuah tabokan melayang-melayang indah di bibirku.

"Ell, denger ya, kakak gak pernah ngajarin lo buat ngebenci orang tua kandung lo. Bunda sama ayah juga gak pernah, sayang. Kenapa lo benci banget sama mereka?"

"Lo kalo mau ngusir biasa aja dong jangan pake nabok-nabok bibir seksi gue! Iya gue balik nemuin nyokap kandung gue, bahagia kan lo kak jadi anak tunggalnya bunda? Awas aja kalo gue denger anak-anak lo nyusahin bunda gue," sungutku sembari mendorong bahunya kesamping.

"Lo pernah mikirin gak kenapa bunda Alicia nitipin lo sama kita?"

Aku tidak menggubris pertanyaan Kak Nabil, kubiarkan dia berbicara sendirian seperti sales yang sedang mempromosikan barang dagangannya tapi tidak ada yang menonton.

"Gue kasih tahu ya, Papa lo namanya Kenzi Cryill. menurut bunda, Papa lo meninggal waktu umur lo satu minggu,"

Aku terdiam, entah kenapa. "Nyokap gue lama juga ya jadi janda, janda gatel pasti,"

"Ell, dengerin gue nih. Lo itu disana calon ratu,"

"Calon ratu? Ratu apaan? Ratu es?"

"Gue serius! Jadi gue mohon, ubah kebiasaan lo yang jelek. Gak ada ceritanya ratu suka ngatain orang kayak gitu," kak Nabil terdiam. Aku tetap tidak menjawab.

RaquellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang