3

1.8K 58 0
                                    

"Abil? Kamu Abil kan?" aku menyapa wanita cantik yang menggandeng anaknya

"iya, kamu Aliya?" jawab Abigail

"iya aku Aliya, apa kabar Abil? Ini Adrian? Ganteng ya sudah besar" aku mengusap bahu anak itu

"kabar ku baik Al, ah iya ini Adrian anakku. Kabar kamu bagaimana? Aku dengar kamu udah nikah ya?"

"kabar ku baik Bil, iya aku sudah menikah 1 bulan yang lalu"

"syukurlah kalau begitu, semoga cepat dikasih momongan ya kamu"

Deg!!

Aku membeku, terdiam saat Abigail mendoakan aku semoga mendapat momongan, aku berpikir, bagaimana bisa dapat momongan jika setiap hari Marcel hanya memaki ku, tidak ada kasih sayang yang dia berikan

"hei Aliya, kok diem?" sambung Abigail

"eh gapapa ko, iya amin semoga aku cepat dapat momongan ya, doakan saja"

"yasudah aku deluan ya, sudah sore mau pulang dulu"

Abigail pun berpamitan pulang, dan aku menunggu taksi di halte.

Tidak seperti biasanya, jalanan sepi sekali, tidak ada taksi yang lewat bahkan angkutan umum pun sangat minim

Aku pun terus menunggu di halte hingga seorang pria menghampiri ku

"permisi mbak, tau Alamat jalan kamboja nomor 29?" ucap pria itu

"oh saya tau, kebetulan rumah saya dekat dengan jalan itu"

"wah kebetulan mbak, mbak sedang menunggu taksi?"

"iya saya nunggu taksi nih mas, tapi gak ada yang lewat"

"kalau begitu jika mbak gak keberatan, bareng saya aja mbak, sekalian tolong kasih tau saya jalan kambojanya"

Akhirnya aku pun mengiyakan tawarannya, dari pada aku pulang terlalu sore mending aku iyakan saja.

Jika diperhatikan dia sudah tidak remaja lagi, seperti pria umur 25an, dan wajahnya lumayan ganteng sih, hidungnya mancung, tinggi, putih, sepertinya dia idaman di tempat kerjanya, ah sudah Aliya, kamu sudah tidak single lagi

Akhirnya sampai di depan rumah ku

"nanti mas lurus aja trus ada tikungan belok kiri, dstu jalan kamboja nomor 29" ucapku

"oke mbak, makasih ya"

"iya mas, sama sama, makasih juga sudah antar saya pulang"

Pria itu pun pergi dr rumahku

Aku membuka pintu, dan.........

"bagus ya kamu, beraninya selingkuh dibelakang aku" ucap Marcel

"kamu udah pulang mas?"

"kenapa? Kamu kaget? Jadi gitu kelakuan kamu disaat aku pergi bekerja?"

"mas, dengerin aku dulu, tadi itu aku lagi nunggu taksi terus gaada taksi yang lewat sama sekali, nah dia nanya sama aku jalan kamboja nomor 29 dimana, dan dia minta tolong aku buat nganterin ke jalannya"

"halah, bohong kamu, sudah ketauan selingkuh masih ngelak lagi"

"mas, jangan salah paham dulu, demi Allah aku gak selingkuh, aku aja gak kenal sama dia"

"kalo kamu gakenal, kenapa mau jalan sama dia?! "

"aku gak jalan sama dia mas, tadi itu kebetulan aja"

"aku ga percaya sama apa yang kamu bilang, lain kali kamu kalau mau kemana mana harus sama sopir"

"ya Allah mas, aku ga bohong, lagian kamu juga selalu sibuk kan kalau aku mau minta jemput"

"kamu nyuruh aku? Hah? Aku itu sibuk di kantor, lagian hasilnya buat kamu juga kan? Dasar kamu ya wanita gak tau diuntung! Coba kalo kamu ga aku nikahin, mungkin sekarang kamu sudah jadi gembel!"

Marcel pun meninggalkan aku diruang tamu, ya allah setiap hari begini, aku cuma dimarahin, di salah salahin terus, tapi aku harus kuat, aku gak boleh keliatan lemah di depan dia.

Aku pun memilih ke kamar dan menangis, aku ingin cerita ke mama, aku kangen dengan mamaku

Aku ingin meluapkan semuanya ke mama, tetapi mama sudah tenang disana, hanya mama lah yang bisa mengerti aku.



Hai hai readerssss.......
Vote nya dong biar aku semangat nge post nya.

Wedding To Love 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang