Pertarungan Yang Tidak Terhindarkan

548 23 5
                                    

Berlari sambil membelah dedaunan dan ranting pohon yang menghalangi jalan tentu merupakan hal yang merepotkan. Konohamaru berlari menyamai kecepatan dengan Ichida dan berharap bisa tiba tepat waktu.

"Ini akan memakan waktu lama, Konamaru. Kita tidak akan tiba tepat waktu. Nyawa tuan Yagato tergantung pada kita," kata Ichida.

"Kalau begitu aku akan duluan. Kau segera susul kami!" Konohamaru pun melompat ke atas pohon dan melompat dari 1 pohon ke pohon lain meninggalkan Ichida yang sedang berlari sekuat tenaga.

[]=[]=[]

Suara dedaunan yang terinjak menjadi indikator bahwa seseorang sedang berjalan melewati dedaunan-dedaunan pohon yang telah gugur. Kelompok Yagato sudah berada di dekat perbatasan dan jauh dari kelompok Ichida. Arachi selaku pemimpin kelompok kecil ini sedari tadi tidak bisa melepaskan tangannya dari pedang sebab ia sangat waspada. Berbanding terbalik dengan Arachi, Boruto dan Yagato terlihat sangat tenang. Mereka seperti sama sekali tidak khawatir dengan kemunculan musuh secara mendadak.

"Kita beristirahat di sini. Kalian bertiga tetap waspada," kata Arachi.

Duduk dan menyantap makan siang, itulah yang mereka lakukan sekarang. Sehabis makan, mereka sedikit bersantai untuk beristirahat agar makanan yang telah disantap berubah dahulu menjadi energi untuk melanjutkan perjalanan. Yagato berbaring di bawah pohon sementara Boruto dan Sarada bermain kartu tak jauh dari Yagato.

Arachi tidak bisa tenang, ia berpatroli di sekitar tempat peristirahatan untuk memastikan bahwa keadaan baik-baik saja. Berharap musuh tidak menemukan keberadaan mereka.

"Yosh! Aku menang!" seru Boruto.

"Aku sengaja membiarkanmu menang," kata Sarada. Kemudian ia terdiam menahan sesuatu. Ekspresinya pun mulai berubah.

"Loh! Kau kenapa?"

"A-Aku harus ke belakang. Perutku sakit!"

"Sana jauh-jauh. Aku tidak mau mencium bau kotoran,"

"Cih! Aku juga tidak mau buang air di dekat orang mesum!" Sarada pun pergi meninggalkan Boruto.

Yagato tiba-tiba terbangun. "Ada orang lain!" katanya.

"Uh?" Boruto langsung berbalik melihat Yagato. "Ada apa? Kak Yagato?" ucapnya.

"Bersiaplah, aku merasakan chakra orang asing sedang mengarah ke sini."

Boruto terdiam memikirkan perkataan Yagato. Dirinya bingung. Tentu saja karena yang bisa merasakan chakra Shinobi adalah seorang Shinobi dengan kemampuan sensor. Setahunya, Yagato bukanlah seorang Shinobi. Ia hanya manusia biasa yang hidup sebagai pewaris harta ayahnya sebagai penguasa wilayah. "Apa maksudmu? Kau bisa merasakan Chakra?"

"Akan kuceritakan nanti. Kita harus ke Arachi. Orang itu sudah cukup dekat," kata Yagato.

Mereka berdua berlari menuju Arachi yang sedang berpatroli. Cukup cepat mereka menemukannya dan sepertinya Arachi sendiri sudah menyadari kehadiran orang lain itu ketika ia memanjat pohon dan memantau lewat atas pohon.

"Ada berapa orang?" tanya Arachi.

"Sekitar 1 orang. Sepertinya Ninja pembunuh kelas tinggi? Percuma saja kalau kita pergi menjauh. Lagi pula teman bocah ini sedang buang air di tempat yang cukup jauh dari sini," kata Yagato.

"Tuan yakin mau melawannya?"

Yagato mengeluarkan pedang dari sarungnya bertanda ia siap bertarung. "Bocah pirang, menjauhlah."

"Yagato! Aku tahu kau kuat. Tapi, orang itu adalah Shinobi!" seru Boruto memperingati Yagato.

"Diam bocah. Aku sudah membunuh salah satu dari mereka dan akan kuulangi lagi hari ini. Ayo, Arachi!"

Uzumaki DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang