Hutan lebat sangat identik dengan keadaan gelap dan lembap. Karena lebatnya hutan yang dilalui oleh Naruto dan Sasuke, sinar Matahari sampai tidak dapat tembus.
"Tempat apa sih ini?" kata Naruto sambil memotong-motong akar gantung yang menghalangi langkah kakinya.
"Kita harus berhenti. Bahan bakar lentera ini hampir habis. Kita harus mencari pohon yang aman terlebih dahulu," kata Sasuke.
"Pohon lagi!" Naruto tampak mengeluh. "Apa tidak bisa kali ini kita beristirahat di tanah saja."
"Kalau kau mau mati silakan. Di bawah sini malah lebih rawan. Kalau kau berhati-hati saat tidur, kau tidak akan terjatuh dari pohon," ujar Sasuke.
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan mencari pohon yang dapat di jadikan tempat beristirahat. Tak lama kemudian, mereka menemukan pohon yang sesuai. Di atas pohon tersebut ada batang yang volumenya besar dan tumbuh agak horizontal. Cocok menjadi tempat untuk beristirahat.
Sasuke mengeluarkan bekal. Di temani suara menyeramkan dari hutan hujan ini, mereka menikmati makan siang mereka. Gelap mungkin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi mereka saat ini. Tak banyak berkas cahaya yang bisa menembus tempat ini. Tempat yang sangat jauh dari peradaban hingga terasa seperti berada di dimensi lain.
"Jika kita cepat, sore ini seharusnya kita sudah keluar dari hutan ini," ucap Sasuke.
"Baguslah. Kalau begitu cepat makan dan lanjutkan perjalanan. Aku sudah merasa tak nyaman berada di tempat ini lebih lama," kata Naruto.
"Jangan jadi pengecut. Aku pernah berada di hutan ini 5 hari seorang diri. Selama itu, aku tidak pernah merasakan hal-hal berbau mistis.
Terdengar suara desisan yang terdengar mengerikan. Bunyi itu bahkan membuat bulu kuduk Naruto berdiri. Namun, Sasuke terlihat menikmati makanannya dengan santai. "Apa yang kau takutkan. Itu hanyalah suara angin."
"Selera makanku sekarang sudah hilang. Cepatlah habiskan makananmu dan pergi dari sini," kata Naruto.
[]=[]=[]
2 hari sudah berlalu. Kunjungan Kenegaraan sudah berakhir dengan penandatanganan tugu persaudaraan antara Negeri Andasi dan Negeri Youma. Semua kegiatan pun berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda kemunculan anggota Hazard. Untuk sekarang Konohamaru dan Ichida bisa bernafas lega. Namun itu tidak akan bertahan lama sebab mereka akan kembali melakukan perjalanan pulang. Bisa di pastikan bahwa Hazard sudah menyiapkan rencana yang lebih matang.
Sehari sebelum perjalanan pulang di mulai, Ichida berdiskusi dengan kepala pengawal dari Negeri Youma. Diskusi ini membahas mengenai kepulangan Yagato. Seperti yang di ketahui, saat ini ia hanya dikawal oleh 1 orang pengawal, dan 4 orang ninja. Para pengawal yang masih hidup diperintahkan pulang demi keselamatan mereka.
Diskusi itu berlangsung semalaman dan memakan lebih dari 4 jam. Hasil dari diskusi itu ialah Youma akan turut menjaga perjalanan pulang Yagato hingga ke rumahnya. Namun yang ditakutkan, perjalanan ini tidak akan begitu berbeda jauh dengan perjalanan sebelumnya. Ketika terjadi pertarungan, para pasukan pengawal negeri Youma akan tumbang satu persatu.
Namun semangat para pengawal dari Negeri Youma sangatlah besar. Dengan sepenuh raga mereka berjanji untuk melaksanakan misi pengawalan ini meski nyawa mereka menjadi taruhan. Rapat pun berakhir dan semua peserta rapat pun beristirahat untuk perjalanan panjang besok.
[]=[]=[]
Angin malam menerpa jendela kamar dan membuatnya terbuka. Angin dingin malam hari yang masuk melewati jendela itu menusuk kulit Boruto. Ia menggigil kedinginan dan langsung terbangun. Boruto berjalan mendekati jendela itu dengan niat untuk menutupnya rapat-rapat. Dari jendela ini, ia bisa melihat sebuah bangunan yang salah satu ruangannya merupakan kamar Yagato. Namun, gerakan tangan yang hendak menutup jendela pun terhenti kala ia melihat seseorang yang sedang duduk di atap bangunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uzumaki Destiny
FanfictionDunia ninja tidak akan selamanya aman. Meskipun kelima negara besar sudah membentuk aliansi dan terlahirnya generasi bebas perang. Masa depan dunia shinobi terancam. Kali ini oleh kehadiran kekuatan sihir yang berasal dari luar. Satu-satunya yang bi...