Kepulangan Yang Melelahkan

909 35 6
                                    

Dinginnya udara malam membuat Boruto sadarkan diri. Kala itu di sampingnya, terlihat Sarada sedang menutup matanya seraya bersandar pada pohon. Di dahinya terdapat kain yang basah. Sepertinya Sarada sedang mengompres dirinya. "Apa yang terjadi padaku?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Ia melihat sekitar namun tidak mendapati keberadaan sang Sensei. Ingin sekali ia membangunkan Sarada dan bertanya sesuatu. Tapi dirinya menjadi tak tega membangunkan gadis itu. Dia juga sepertinya cukup kelelahan. Boruto bisa mengetahuinya dari mendengar suara nafas Sarada.

Ia melepaskan kompres didahinya. Perlahan berdiri untuk mencari sumber air terdekat. Ia saat ini sangat ingin membasahi dirinya dengan air. Meskipun tadinya ia sangat menghindari air. Dipinggir danau, Boruto melepas bajunya tanpa memperhatikan sekitar. Ia mencuci muka dan badannya dengan air danau tersebut. Air itu tidak terasa dingin. Mungkin saja karena saat ini tubuhnya merasa kepanasan. Di satu sisi, ia merasa sangat lemas. Setelah di rasa badannya mulai mendingin, Boruto kembali memakai bajunya dan mendatangi tempat di mana ia terbangun. Saat ini ia merasa lebih baik. Namun rasa lapar membuatnya harus menggeledah tas miliknya untuk mencari makanan yang tersisa.

Yang ditemukannya hanyalah sebuah roti yang ia bawa dari negeri Andasi. Namun ia tidak bisa menemukan air yang tersisa di tasnya. "Hufft. Aku kehabisan air. Matanya tertuju pada botol air yang berada di samping Sarada. Diam-diam Boruto mendekati Sarada dengan merangkak. "Ssstt, Sarada. Aku minta airmu," katanya dengan nada yang amat pelan. Ia memperhatikan wajah Sarada yang masih terlihat damai dalam keadaan tertidur tersebut. "Silakan Boruto," jawabnya sendiri. Dengan cepat tangannya itu meraih botol air itu dan meneguknya seraya memakan roti.

Setelah roti dan air itu tandas, Konohamaru tiba-tiba saja muncul di hadapannya. "Kyaa!" teriak Boruto kaget. "Sensei ini membuatku terkejut!"

"Maaf Boruto." Konohamaru memegangi dahi Boruto. "Bagaimana kondisimu?" tanyanya.

"Baik. Kupikir selain tubuhku gerah, lapar, dan haus, aku baik-baik saja."

"Baguslah. Sensei dan Sarada siang tadi sempat khawatir."

"Kenapa?"

"Suhu badannya terasa sangat tinggi. Syukurnya Sarada tahu beberapa tanaman obat yang bisa membantu menurunkan panas tubuh. Kau selamat berkat Sarada."

Mendengar itu, Boruto menjadi kaget. Ia tidak percaya bahwa efek pertarungan siang tadi membuat kondisinya seburuk itu. "Apa ini efek dari Byagukan dan kekuatan aneh itu?" batinnya.

"Sebaiknya kau tidur lagi Boruto. Kondisimu sepertinya belum sepenuhnya membaik. Sensei akan berjaga sepanjang malam untuk memastikan tidak ada musuh yang menyerang."

"Baiklah!" Ketika hendak berdiri, dirinya memikirkan sesuatu. "Bagaimana dengan musuhku dan musuh sensei?"

"Ha? Kedua orang itu? Nasib mereka tidak terlalu baik. Keduanya sudah mati dan telah kukubur di dalam hutan. Sensei berencana untuk melanjutkan perjalanan sepagi mungkin untuk menghindari pengejaran musuh yang berikutnya. Sebaiknya kau segera kembali beristirahat."

"Baik!" Boruto berjalan pergi meninggalkan Konohamaru. Tapi, tiba-tiba saja pandangannya menjadi kabur. Kakinya tidak bisa di gerakan dan bahkan keseimbangannya mulai menghilang. "S-Sensei!" lirihnya sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.

Menyadari ada yang aneh dengan Boruto, Konohamaru langsung segera menahan Boruto sebelum ia terjatuh. "Kau pingsan lagi. Aku penasaran. Jurus-jurus apa saja yang kau pakai hingga bisa membuat keadaanmu menjadi seperti ini."

[]=[]=[]

Boruto merasa seperti permukaan tempat ia berbaring bergoyang-goyang. Matanya perlahan terbuka dan mendapati ia sedang berada di sebuah ruangan yang atap dan dindingnya terbuat dari kayu. Badannya terasa sangat lemas dan bahkan jari-jemarinya kaku ketika digerakkan. Namun saat ini, Boruto belum mengetahui di mana ia berada. Lalu semua menjadi jelas ketika Boruto mendengar suara ombak. Ia bingung sekaligus kaget. Bagaimana mungkin tiba-tiba ia bisa berada di sini. Padahal terakhir kali yang ia ingat, dirinya pingsan untuk kedua kalinya.

Uzumaki DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang