Chapter 2 - Penyiksaan

5.4K 211 0
                                    

Chapter 2 – Penyiksaan

Hal terakhir yang ku ingat adalah aku terlempar ke dalam air terjun, Aku terbangun, kepalaku begitu pusing, badanku begitu remuk. Aku di mana?, tangan dan kakiku terbelenggu rantai , di sekitarku terang terdapat cahaya matahari, jika berjalan sedikit saja aku pasti akan tewas gosong.

"kau sudah sadar?"ujar pria bermata gelap dan berambut gelap tersebut. "kau siapa?"ujarku "lepaskan aku"ujarku kembali."kau tidak mengenaliku? Ku kira vampire mempunyai ingatan yang tajam"ujar pria itu, ah aku ingat dia siapa, aroma ini sama dengan werewolf yang mendorongku ke air terjun, Derek jika tidak salah namanya Derek.

"Derek?"ujarku, "good"ujarnya mendekatiku. "katakan apa mau mu memasuki kawasanku"ujar Derek. "Sudah ku katakan kami hanya berburu rusa"ujar ku. Derek mencekikku dan menarik rambutku. "aku tidak percaya"ujarnya.

"kau ingin ku siksa dahulu baru kau jujur ha?"ujar nya, " apa maksudmu? Aku sudah mengatakan sejujurnya"ujarku, jika saja aku tidak ter rantai seperti ini aku pasti akan melawannya.

"kenapa kalian membunuh Jack?"ujar nya, "pelayan Max yang membunuhnya, dia hanya melindungi kami"ujarku menjawab, "kau tahu jika Jack adalah sahabat baikku, dia tidak pantas mati"ujarnya menggeram, aku tau dia marah.

***

Wanita vampire di hadapanku terus menjawab, kurasakan amarahnya, beruntung tangan dan kakinya aku rantai.

Setelah dia ku dorong ke air terjun ternyata dia masih bernyawa, aku membawanya ke bunker yang ada di tengah hutan selatan, tempat persembunyianku, aku mengurungnya di bawah tanah, yang di rancang khusus untuk menyiksa vampire, matahari jelas masuk ke sini.

"kenapa kalian membunuh Jack?"ujarku, "pelayan Max yang membunuhnya, dia hanya melindungi kami"ujarnya menjawab, "kau tahu jika Jack adalah sahabat baikku, dia tidak pantas mati"ujarku menggeram, aku marah.

Kembali aku mencekik dirinya "kau pun harus mati"ujarku, "bunuh aku jika kau bisa, cih"ujar wanita itu sambil membuang ludahnya ke mukaku.

Aku murka "ku rasa langsung membunuhmu tidak akan menyenangkan, bagaimana aku akan menyiksamu terlebih dahulu"ujarku.

Bagai buaian magis aku mendorong tubuh vampire tersebut ku belai wajahnya "mau apa kau"ujarnya, aku tidak menggubrisnya, aku mencium bibir pucat khas vampire tersebut, dingin itu yang kurasakan.

"lepaskan"ujarnya, "berengsek lepaskan aku, cuih "ujar wanita itu, aku tau maksudnya namun aku sedikit mempermainkannya dan sial dia meludahiku kembali, amarahku semakin menjadi.

"kita lihat seberapa hebat kau melawanku"ujarkuya aku menodainya

***

Pria serigala itu gila, dia menodaiku. Malam harinya dia membawakanku rusa mati "makanlah"ujarnya, aku yang begitu lemas menerimanya, walau rusa ini tidak terlalu segar, namun darahnya dapat sedikit mengembalikan staminaku.

***

Sudah tiga bulan dia tidak menemuiku, aku terperangkap di dalam bunker ini, badanku begitu lemas , tubuhku begitu kurus, seakan-akan ada yang menggerogoti ku dari dalam.

"Oh Derek kembalilah"ujarku dalam hati, entah mengapa aku menginginkan dirinya, aku hanya berharap dia kembali membawa rusa atau beruang, aku begitu haus, semenjak di tinggalnya aku hanya makan darah tikus yang berkeliaran di bunker ini.

***

Apa kabar wanita itu? Sudah ku tinggalkan dia di sana selama tiga bulan, aku rasa dia sudah mati mongering, atau bahkan telah berhasil kabur. Aku meninggalkan michela di bunker, karena ada tugas dari kawanan, ayah memanggilku, ayah adalah alpha dari kawanan kami, mereka memberitahukan bahwa akan terjadi peperangan di barat, karena putri mereka menghilang.

Aku sedikit merindukan , tidak aku menginkan mainan baru ku itu, michela seorang vampire yang pandai berkelahi namun lemah di hadapanku.

***

Aku melihatnya kembali setelah tiga bulan tidak bertemu, badannya begitu kurus, matanya begitu cekung , banyak bangkai tikus yang berkeliaran di kakinya. Dia hanya berselimutkan kain putih yang sudah mulai usang, dia tidak kabur atau pun mati seperti yang ku perkirakan.

"michela"ujarku sambil mengelus rambutnya yang pirang, "derek, kau kembali"ujarnya lemah, "magis apa yang kau berikan padaku , aku merindukanmu"ujarku.

***

Derek menarik selimutku, aku tahu akan kemana ini berakhir, aku lelah melawannya, biarlah ini terjadi, aku sudah pasrah.

Rasa hausku melanda aku tidak dapat menahannya lagi, aku mengeluarkan taringku dan menggigit leher derek serta menghisap darahnya. Derek marah dia melemparku ke dinding, badanku sakit , aku kehilangan kesadaran.

***

Apa-apaan dia, dia menghisap darahku, aku marah dan melemparnya ke dinding, dia pingsan ku amati ada darah yang mengalir dari bagian bawahnya. Aku terkejut, aku panik, aku ingin meninggalkannya saat itu biarlah dia mati, namun hati kecilku ingin menyelamatkannya. Persetan aku mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya, dan memakai celanaku, aku menggendongnya dan berlari sekencang-kencangnya menuju kawanan terdekatku. "Michela bertahanlah"ujarku, aku tidak ingin mainanku mati.

Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang