Chapter 6 - Bertahan

3.3K 178 7
                                    


Chapter 6 – Bertahan

Michela

Hari berganti, Ayah Derek menyuruhku memakai jubah agar matahari tidak menyentuh kulitku. Aku, Ayah , Ibu, Clara dan Bastian berjalan menuju kediaman nenek Rose, nenek yang pernah menjumpaiku dahulu. Kami terus berjalan membelah hutan pinus, aku tak melihat Derek , kemana perginya pria itu, sejak semalam dia tidak kembali, tidak adakah yang hendak dia katakan kepadaku. Bodoh mengapa aku memikirkan pria itu.

"Michela, apakah kau sudah memikirkannya matang-matang?"bisik Ibu, sambil mengenggam tanganku. "Iya, kau tak usah khawatir, aku juga ingin terbebas dari anak ini"ujarku berbohong. "Michela, Ibu tahu kau berbohong, tidak ada Ibu di dunia ini yang mau membunuh anaknya sendiri"ujar Ibu kembali, hatiku goyah, biarlah, biarlah anak ini mati asal tak adalagi peperangan karenaku. "Aku tak akan mengubah pemikiranku"ujarku kepada Ibu.

***

Kami telah memasuki rumah nenek Rose, rumah sederhana yang terbuat dari kayu dan banyak terdapat sulur-sulur daun. Tampak nenek Rose dan beberapa tetua duduk di sana beserta pria yang sebaya dengan Ayah Derek, Derek tidak ada di sana, sial kenapa aku kecewa dia tidak ada. "Abraham, siapa vampire yang kau bawa ini?"ujar pria yang sebaya dengan Ayah Derek itu. "Dia Michela, putri kastil barat"ujar Ayah. "Apa? jadi Putri kastil barat masih hidup? dan dia bersamamu?"ujar pria itu lagi. "Iya Wiliam"ujar Ayah singkat.

"Mengapa kau tak mengembalikannya? Sial, jika aku tahu dia lebih dahulu, aku pasti akan mengembalikannya, dan penduduk selatan tidak akan dibantai"ujar pria yang bernama Wil itu geram. "Maaf, aku tidak segera memulangkannya, karena.."ujar Ayah, "Karena dia mengandung cucu kami Wil"ujar Ibu melanjutkan kalimat Ayah.

"Apa maksud kalian?"ujar Wil berang. "Tenang paman"ujar Clara, "Ini semua perbuatan adikku yang bodoh itu, Derek" ujar Clara kembali. "Kau tenang saja Wiliam, kami akan menyelesaikan masalah ini, Michela akan menggugurkan kandungannya, nenek Rose, kau telah menyiapkan ramuan seperti yang kuminta kan?"ujar Ayah.

"Abraham, apakah keputusan yang kau ambil ini tepat? Coba kau pikirkan kembali, memang benar anak itu kutukan tapi bukankah itu sebuah keajaiban darah dua kaum dapat menjadi satu"ujar nenek Rose.

"Diam semua, berikan ramuan itu kepadaku" ujarku berteriak. "Anak ini sumber semua masalah, biarkan dia mati, maka semua akan terbebas, aku dapat kembali ke kastil dan kaumku berhenti menyerang kalian"ucapku kasar. "kemarikan gelas itu"ujarku, nenek rose dengan tangan bergetar memberikan ramuan itu kepadaku.

"oh, Michela, hentikan, dia itu anakmu"ujar Ibu yang masih membujukku, dapat ku lihat dia menangis. Aku tak menghiraukan ucapan Ibu, aku menyesapi ramuan itu perlahan, sungguh pahit dan membuatku ingin muntah, tenggorokanku seperti terbakar, aku terduduk, perutku mulai terasa keram, air mataku turun tanpa bisa ku kendalikan, "maafkan Ibu, maafkan Ibu"ujarku di dalam hati, aku kembali menyesapi ramuan itu.

***

Derek

Setelah mendengar perkatan Michela, aku bergegas keluar dari rumah , kepalaku begitu sakit, ini sungguh terlalu rumit. Aku mengubah wujudku menjadi werewolf, kemudian berlari tanpa arah , aku mengamuk beberapa pohon ku cakar dan ku tumbangkan, beberapa makhluk hutan berlarian karena ulahku.

Aku membunuh beberapa hewan hutan, dengan mencengkram mereka hingga mati, hatiku sungguh sangat bimbang, hingga aku kelelahan dan terlelap di pinggir sungai.

"Ayah.. Ayah... bangunlah, Ayah harus mandi, Ayah itu bau pantas saja Ibu selalu mengeluh"ujar seorang anak. Mataku terasa berat, tidak bisa ku buka, namun suaranya seperti dekat denganku, "Derek bangunlah, lihat rusa yang kau buru kemarin telah berhasil kumasak"ujar suara yang tak asing di telingaku, itu suara Michela. Anak itu dan Michela tertawa bersama,"Ayah... bangunlah, Ibu membutuhkan Ayah"ujar anak itu berubah sendu, siapa anak itu, berani sekali menganggu tidurku, "Kau siapa?"ucapku, "Ayah.. hiks, Ayah selamat tinggal"ujarnya sedih menghilang tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku terbangun, jantungku berdetak kencang, sial mimpi itu aneh sekali, siapa anak itu. Aku mengedarkan pandangan, aku masih berada di tepi sungai, ku angkat kepalaku matahari telah terik. "Ayah.. Ayah" kata itu terngiang terus di teliangku, aku merasa gila, apa dia anakku? Ya tuhan jika itu benar maka.., sial aku harus bergegas ke tempat nenek Rose, sebelum Michela membunuhnya.

Aku berlari dengan wujud werewolfku, berlari secepat yang ku bisa memasuki hutan pinus, aku harap belum terlambat.

***

Michela

"maafkan Ibu nak, maafkan Ibu"ujarku terus di dalam hati sambil meminum ramuan itu, perutku benar-benar keram, dia menendang dengan hebat, aku meringis kesakitan, "ah, sakit" ujarku, aku mencengkram erat perutku "sedikit lagi dia pasti akan mati, maafkan Ibu nak, semoga kau mau memaafkan Ibu mu yang berdosa ini" ucapku dalam hati, aku kembali menempelkan gelas itu kebibirku.

"prang"

Gelas itu pecah, cairan itu tumpah, Derek, ya Derek membuang gelas itu, dan memelukku protektif.

"muntahkan cairan itu Michela, muntahkan"ujarnya setengah berteriak,"Biarkan anakku hidup"ujarnya lagi. Aku menangis tergugu, "nak, ayahmu datang, dia mempertahankanmu, kita akan bertahan"ujarku dalam hati, aku memuntahkan ramuan itu sebanyak yang ku bisa, tapi perutku tetap saja keram, badanku begitu lemas, hingga kesadaranku hilang, terakhir yang kudengar hanya suara Derek yang berteriak-teriak memanggil namaku.

*** 

Derek

Aku berteriak memanggil namanya, "Michela, Michela, sadarlah"ucapku berulang kali. "Ibu , nenek Rose tolong Michela, tolong anakku, aku tidak ingin mereka mati" ucapku berteriak. Ibu yang sejak tadi menangis menghampiriku dan memeluk Michela, nenek Rose langsung memberikan michela secara paksa sebotol ramuan. Aku memegang tangan nenek Rose "apa itu nek?"tanyaku, "tenanglah ini untuk menolongnya dan anakmu"ucapnya.

"Derek apa yang kau lakukan?"seru paman Wil berang, dia langsung memukulku, sial pukulannya kuat hingga bibirku pecah dan mengeluarkan darah. "Aku tak ingin anakku mati"ujarku berteriak, aku ingin membalas pukulan paman Wil tapi Bastian mencekal tanganku.

"Abraham, lihat apa yang anakmu lakukan? Dia memperkeruh keadaan, seharusnya kau malu dengan perbuatan anakmu"ujar Paman Wil kasar.

"Cukup"teriak Ayah. "Kenapa kau lakukan itu Derek, bukankah setuju untuk menggugurkan anakmu?"ujar Ayah, "tidakkah kau tahu resiko apa yang akan terjadi jika mempertahankannya, bukankah kau tau separuh selatan dibantai oleh kaumnya?"ujar Ayah marah.

"Aku tahu Ayah, aku tahu, akulah semua penyebab ini, aku harap ada solusi lain, biarkan Michela tetap di sini hingga anak itu lahir, aku akan merawat anak itu dan membiarkan Michela kembali ke kaumnya"ujarku mantap, aku bahkan tak mempercayai perkataanku sendiri.

"Terserah apa mau mu Derek, Abraham ingat besok kau ada pertemuan dengan kaum vampire, aku harap kau mempunyai solusi yang bagus agar tidak terjadi pertumpahan darah lagi"ucap Paman Wil sebelum meninggalkan kami.

.....Bersambung.....

(terimakasih bagi yang sudah membaca, monggo di vote dan coment, terimakasih)


Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang