Chapter 8 - Dia Mengandung Anakku

3.7K 178 8
                                    


Chapter 8 – Dia Mengandung Anakku

Michela

Hari berganti hari, tak terasa aku sudah sebulan di rumah Derek, aku mulai terbiasa dengan keluarga ini, setiap hari Ayah akan mencari buruan dan kayu bakar bersama Derek, sesekali ayah akan berpergian keluar wilayah untuk mengurusi kawanannya. Clara menjaga perbatasan bersama Bastian, suaminya. Ibu selalu mengajariku berbagai masakan, yang jelas-jelas tidak bisa ku makan, "Michela ini masakan kesukaan Derek"ujar Ibu kepadaku yang sedang menumbuk kentang, "Derek sangat menyukai daging rusa panggang dan kentang tumbuk yang di beri lada"ujar Ibu kembali, aku hanya bisa tersenyum.

Aku mengamati Ayah, Ibu dan Derek yang tengah makan malam, mereka bercakap-cakap banyak hal. " Michela sudah berapa bulan kandunganmu?" tanya Ibu, "Empat bulan, Bu" jawabku, "Empat bulan namun, karena ini anak campuran, maka bisa dibilang kandunganku memasuki tujuh bulan" jawabku kembali. " Ya ampun Ayah, kita harus melakukan pemberkatan untuk cucu kita" ujar Ibu. "Michela, besok ada pemberkatan bersama yang di pimpin tetua desa untuk wanita hamil di kawanan ini, kita harus menghadiri pemberkatan itu, Ibu ingin cucu ibu selalu diberkati"ujar Ibu, "Bagaimana Ayah?" ujar Ibu kepada Ayah, Ayah hanya mengangguk menyetujui, "Dan kau Derek, harus ikut pemberkatan itu" ujar Ibu menunjuk Derek, "Baiklah"ucap Derek singkat.

***

Aku dan Derek memasuki kamar, sebulan ini kami tidur bersama, ya hanya tidur bersama tidak lebih. Sebuah kebiasaan baru yang Derek lakukan kepadaku, Derek selalu memelukku ketika tidur, ketika aku bertanya mengapa dia memelukku, dia hanya menjawab "Aku memeluk anakku, bukan dirimu"ujarnya ketus, benar-benar lucu pria ini.

***

Derek

Setelah makan malam, aku dan Michela memasuki kamar, kami tidur bersama tidak lebih, ini semua karena Ibu menyuruhku untuk tidur bersamanya. Sialnya aku tertidur selalu memeluk wanita vampire itu, dia sering bertanya padaku kenapa memeluknya, aku berdalih bahwa yang ku peluk itu anakku bukan dirinya, dan dia hanya tertawa.

Aku amati dirinya yang masih terjaga, dia mengintip bulan dari jendela yang tertutup kayu. "Apa yang kau lakukan?"tanyaku. "Menatap bulan"ujarnya, "itu mengintip, bukan menatap"ujarku ketus, "sama saja"ujarnya.

"Derek"Michela memanggilku,"Ya?" jawabku, "Kenapa kau mempertahankan anak ini?"tanyanya. Sial, pertanyaan yang sulit ku jawab, tidak mungkin bukan ku jawab bahwa aku bermimpi anak itu memanggil-manggil namaku, jika ku jawab seperti itu ku pastikan Michela akan tertawa terbahak-bahak.

"Kesempatan"ujarku "Aku memberikannya kesempatan hidup, dia suci, aku yang salah, tidak pantas aku menghukumnya"aku tidak percaya dengan perkataan yang keluar dari mulutku, jenius kau Derek.

"Ya, Kau benar, dia suci"ujarnya sendu, dan kembali mengusap perutnya yang kian membuncit itu.

"Kau ingin melihat bulan bukan? Ayo kita keluar"ujarku, "Sungguh? Apa tidak apa-apa?"tanya Michela, "Ya, cepatlah, pasti kau bosan sebulan ini hanya di rumah, aku tidak memberikan kesempatan dua kali"ucapku. "Ya Derek, aku mau" jawab Michela, dengan senyumannya.

***

Kami mengendap-ngendap keluar rumah, aku mengajak Michela ke bukit yang masih daerah kawananku, aku tidak mau mengambil resiko ke perbatasan yang mungkin akan memicu keributan.

"Bulannya begitu indah"ucap Michela, dia membaringkan badannya ke rerumputan, "terimakasih Derek"ujarnya kembali tersenyum. Sial aku tidak tahan dengan senyumannya itu.

Cukup lama aku dan Michela memandang bulan, tidak ada percakapan di antara kami, hanya semilir angin yang memecah keheningan diantara kami.

"Michela ku rasa sudah cukup, jika terlalu lama, Ayah dan Ibu pasti akan mencari, aku malas bertengkar"ujarku, "Ya, Derek, aku juga sudah puas memandang bulan"jawab Michela.

Aku membantu Michela berdiri, "Kau berat"ujarku, "Hei, kau lupa aku mengandung?"ucap Michela dan kemudian tertawa.

***

"Well, siapa yang kita temui ini"ucap Sean , sial aku lupa, Sean dan Joy tengah berjaga di bukit, "Joy kemarilah, lihat siapa ini"ucap Sean lantang.

"Ada apa Sean?" tanya Joy setengah berlari dengan wujud werewolfnya yang kemudian berubah menjadi manusia, "Derek, siapa perempuan ini?"tanya Joy. "Baunya persis seperti bau vampire yang dahulu pernah ku hirup di tubuhmu"ujar Joy lagi.

"Ya Derek, siapa perempuan vampire ini?"tanya Sean menyudutkanku, Michela bersembunyi dibalik tubuhku, dia mencengkram erat bajuku "Derek, siapa mereka?"tanya Michela, "Tenanglah"seruku.

"Joy, Sean, kalian di panggil Paman.... Wil"teriak Brenda yang menghampiri kami, teriakannya berhenti tatkala melihatku dan Michela.

"Ada apa ini?"tanya Brenda, "Bau ini, vampire"seru Brenda yang mengubah wujudnya menjadi werewolf dan menggeram.

"Tenang, Brenda, ubah lagi wujudmu"seru Sean. Brenda mengubah wujudnya menjadi manusia. "Derek, mengapa kau bersama vampire itu?" tanya Sean lagi. Brenda menarik Michela hingga terjatuh, Brenda memang sangat benci vampire karena vampire membunuh kakaknya.

"Lihat, vampire ini sedang hamil"seru Joy.

"Lepaskan"seruku, "Lepaskan dia"seruku menggeram, "Rileks Derek, mengapa kau sangat melindungi vampire ini, bukankah dia musuh kaum kita" ujar Sean, "Atau kau berhubungan dengan vampire ini? Dia siapa? Wajahnya cantik"ucap Sean mengelus wajah Michela.

Sial aku kesal, apa yang harus ku jawab, dia bukan pasanganku, dia bukan kekasihku, kami tidak saling mencintai, dia bukan istriku, kami tidak menikah " Dia mengandung anakku"ucapku. Sean dan Joy tertawa , Brenda melepaskan tangan Michela. Aku membantu Michela berdiri.

"Ya tuhan, kau lucu Derek, perkataanmu nyaris membuatku percaya"seru Joy. "Aku tidak bercanda"seruku, "Michela, tengah mengandung anakku, dan aku harap kalian tidak membuat masalah"seruku.

Brenda berlari meninggalkan kami, aku sempat melihat airmatanya, dia menangis. "Kau hutang penjelasan kepadaku"seru Sean kepadaku dan mengejar Brenda. "Derek, sebaiknya kau kembali, sebelum kawanan melihat kalian"ujar Joy.

Aku dan Michela segera kembali kerumah, untung saja Ayah dan Ibu masih terlelap.

***

Michela

"Siapa mereka Derek?" tanyaku. "Tenanglah, mereka temanku, Sean, Joy dan Brenda, aku yakin mereka tidak akan melaporkan ke kawanan, toh ayahku pemimpin kawanan ini" jawab Derek. "Mengapa perempuan itu seperti sangat membenciku?"ujarku kembali, "Brenda, sangat membenci kaum vampire, kakaknya tewas dibunuh oleh kaummu"jawab Derek.

"Ayo kita tidur"seru Derek menarik tanganku, sehingga badanku bersentuhan dengan badannya, aku membaringkan badanku di sampingnya, dan seperti biasa Derek memelukku dan mengusap-usap perutku. "Derek?"seruku, "Ya , Michela?" serunya, "Mengapa Brenda menangis? Apakah kau mempunyai hubungan dengannya?" tanyaku, "Tidak lagi"seru Derek, "Maksudmu?"tanyaku lagi , "Dia dahulu kekasihku, tapi sekarang tidak lagi" jawab Derek enteng. Entah mengapa hatiku seperti sedih, Brenda dahulu kekasih Derek, mereka sudah tidak berhubungan, tapi mengapa aku merasa Brenda masih mencintai Derek, ya ampun Michela, mengapa kau memikirkan itu, kau dan Derek tidak ada hubungan apapun, kau hanya mengandung anaknya tidak lebih.

"Hei dia menendang"seru Derek yang masih terus mengusap perutku. "Ya dia menendang" jawabku sendu.

.....Bersambung.....

( bagi yang sudah membaca, monggo di vote dan coment, terimakasih )

Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang