Geger Mandaraka, Awal dari Semuanya

704 7 1
                                    

Suasana begitu panik di dhampar keprabon istana Mandaraka. Hawanya terasa gerah oleh aura kemarahan sang Prabu meskipun sudah dipasang ac terbaru yang iklannya cepat mendinginkan ruangan. Prabu Salya berkali kali menggebrak meja sambil memarahi punggawanya.

"Kalian itu bisa kerja tidak?Jangan bisanya cuma demo nuntut kenaikan upah tapi giliran dituntut kenaikan kinerja kok mlempem.Piye iki,bisa bisanya kecolongan istana kita.Masih mending kalau kecolongan sendal jepit ,lah ini kecolongan putri!".

Semua punggawa cuma diam tertunduk tanpa berani menjawab.Terlebih yang duduk paling depan,sudah terlihat menahan ngompol, sementara yang dibelakang sibuk ngitung kancing baju "dipecat,tidak,dipecat,tidak".
Yang bajunya tidak ada kancingnya sibuk cari tokek. Yang tidak nemu tokek akhirnya menghitung bulu keteknya.

Semua tahu,prabu Salya sudah terkenal galak,emosian sejak mudanya. Kalau sampai punggawanya salah ucap sedikit bisa bisa selop sang prabu melayang, masih mending kalau yang melayang segepok uang,bisa buat dp beli rumah di Meikarta. Masa kalah sama anak kecil. Anak kecil saja ingin pindah ke Meikarta.

Akhirnya setelah menghela nafas panjang berkali kali (kalau pendek bengek namanya),sang Prabu mengatakan "sudah,sekarang adakan sayembara,barangsiapa bisa menyelamatkan putriku dewi Erawati,dan bisa membunuh itu maling,eh tih patih,siapa itu malingnya?"
"Waduh hamba tidak tahu prabu,berhubung hamba tadi tidak sempat berkenalan atau menanyakan fbnya,dan kebetulan juga tidak meninggalkan ktp,jadi hamba tidak tahu namanya"jawab patih Tuhadata sambil gemetar takut dipecat. Bisa darurat nasional ini kalau dipecat. Tunggakan kredit panci belum lunas,kredit Ninja masih kurang banyak,dapur bisa njomplang. Dan lebih bahayanya lagi bisa tidak sanggup lagi nyawer ketika janda biduan dari negeri sebelah manggung di alun alun.

"Plak!!!" Selop sang Prabu melayang mengenai jidat patih Tuhadata yang belum sempat memakai helm karena tadi helmnya dipinjam anaknya yang takut kena operasi Zebra. "Lah kalau maling ninggalin ktp ya penjara penuh. Belum lagi gmn mereka besok mau nyoblos pas pilkada. Tahu sendiri nyetak ektp susah karena blangkonya kurang akibat dananya dikorupsi,dijadikan bancakan. Piye tho kamu tih,sudah dapat KMP(Kartu Mandaraka Pintar) kok ya masih gmn gitu otakmu.Ya sudah segera kamu umumkan sayembara ini dan bagi yang berhasil, kalau pria akan kujadikan menantu,kalau wanita akan kujadikan putri,kalau maho akan kunikahkan denganmu sebagai selirmu! Cepat !!!".

Dan diumumkanlah sayembara itu. Ada yang ditempel di tembok,pohon maupun di pagar orang tanpa seorangpun berani protes. Lah ini titah raja je,bukan selebaran foto caleg shg mana berani satpol pp membuangnya. Dlm selebaran itu tak lupa dipajang muka dewi Erawati dlm berbagai ekspresi,mulai ekspresi diam,senyum manis,mulut bebek sampai ekspresi meringis menahan sakit perut karena tidak menemukan toilet pun di pajang.

Sehingga diharapkan akan lebih mudah dikenali, karena bukan rahasia,pada jaman itu putri keraton banyak disembunyikan dipingit sehingga ada rakyat yang tidak mengenalinya.

Adapun muka si pencuri hanya di gambar sebagai muka rata seperti hantu dikarenakan blm ada yang pernah melihatnya.

Dikhawatirkan kalau asal gambar bisa dijerat pasal penistaan nama baik seseorang dan juga diprotes si maling itu sendiri. Kan tidak lucu kalau tiba tiba si maling nongol dan bilang "enak aja muka ane begitu,jelas jelas ane seganteng mas Leonardo"

Berbondong bondong banyak ksatria yang mencoba mengikuti sayembara itu,dengan harapan bisa memenangkannya. Kan lumayan,bisa nikah dgn putri cantik,jadi menantu raja pula. Ibarat kata romantis lah,rokok makan gratis. Penak tho??

Dari sekian banyak ksatria dengan berbagai rupa itu,mulai dari yang mukanya skala 1 sampai skala 9. Dari yang dompetnya tebel sampai yang dompetnya super tebel oleh kertas bon utang. Dari yang jalan kaki,naik perahu sampai yang naik kuda tapi kudanya belum jingkrak.
Termasuk di dalamnya ada Arjuna putra Kunthi, yang kebetulan merupakan keponakan tiri dari Prabu Salya.

Tetapi kedatangan Arjuna sebenarnya tidak mengharapkan hadiah tersebut.Dia datang hanya untuk membantu memecahkan masalah hilangnya dewi Erawati sekaligus saat itu dia memang sedang diminta bantuan oleh Prabu Basudewa utk menemukan sepupunya,Kakrasana yang entah kenapa juga menghilang.Ibarat kata multijob begitulah. Dan keikutsertaannya inilah yang nantinya mempertemukan takdir Arjuna dengan Banowati dengan segala cerita cinta dan perselingkuhannya.


Kisah Cinta Arjuna dan BanowatiWhere stories live. Discover now