Aswatama itulah namaku. Bersuara seperti ringkikan kuda tangis pertamaku sehingga nama itu melekat padaku. Aku dilahirkan dari rahim seorang dewi berwujud kuda sembrani. Terlahir dengan rambut seperti surai kuda, dan telapak kaki seperti tapal kuda bukanlah hal yang aku inginkan dari dewata. "Dewata,bukanlah salahku aku tercipta dalam dosa yang dilakukan oleh ayahku.Hasrat birahinyalah kepada Dewi Krepi yang salah waktu dan tempat. Andai saja dia bisa mengingat bahwa bagawan yang harus bisa menjaga hasratnya,tentu tidak akan disentuhnya ibuku ketika membantunya menyeberang lautan dalam wujud kuda sembrani.Ya, keluhan terbesarku kepada dewata adalah cacat tubuhku ini.
Sepertinya ayahku menyadari hal itu. Maka untuk menghiburku,diturunkanlah semua ilmu kesaktiannya padaku. Ditambah dengan permata yang menempel di dahiku,yang membuatku tidak takut akan kelaparan, penderitaan dan rasa sakit, dan disertai dengan Cundamanik sebagai senjata andalanku, menjadikan aku sebagai salah satu dari 7 resi agung di kemudian hari.
Aswatama itulah namaku. Putra satu satunya dari Bagawan Durna dan Dewi Krepi yang terkenal menjadi guru dari putra putra darah Baratha. Dan dengan semua kesaktiannya yang diwariskan padaku, kesaktianku tak kalah dengan mereka. Hanya saja ayahku selalu menekankan padaku untuk menyadari posisiku sehingga aku selalu berada di balik layar. Ya bersembunyi di balik layar.
Tidak hanya tentang kesaktian dan hidupku, tetapi juga tentang cintaku.
Putri Banowati, oh indahnya bila dia menyadari bahwa aku bukan saja telah tetapi juga sangat mencintainya. Tetapi sebagai seorang ciranjiwin, aku tidak bisa atau lebih tepatnya tidak boleh mencintaimu. AKu hanya bisa memandangmu dari kejauhan tanpa bisa menyentuhmu. Bagiku kamulah keindahan yang sebenarnya, bukan hanya dalam pandangan, tapi juga dalam rasaku.
Ingin rasanya aku menukar seluruh kesaktianku dengan dirimu. Biarlah aku menjadi orang biasa tanpa kesaktian sedikitpun,asalkan tiap kali terbangun dari tidurku, yang pertama kali kulihat adalah dirimu.
Tuan putri,tahukah dirimu , bahwa hati ini tidak punya daya berpaling dari dirimu. Setiap nafas ini hanya tercipta untuk mencintaimu. Bahkan meskipun tidak dan tak akan pernah mencintaimu. Jangankan mencintaiku,memandangku pun entah kamu sudi atau tidak.
Aku, Aswatama, cuma bayang bayang dari kebesaran putra putra Pandhu dan Desarata yang selalu mampu membuatmu jatuh hati. Tapi cinta ini lebih besar dari kebesaran istana Prabu Anom Suyudana, dan lebih kuat dari Pasopatinya Arjuna.
Aswatama, itulah namaku. Dan aku akan selalu mencoba menjadi yang terkuat bahkan meskipun aku hanyalah bayang bayang belaka.
YOU ARE READING
Kisah Cinta Arjuna dan Banowati
Fiksi UmumArjuna dan Banowati. Kisah mereka hampir terlupakan seakan hanya sebuah hubungan perselingkuhan biasa. Tetapi ada banyak cerita , pengorbanan dan kesetiaan hati untuk memegang teguh sebuah janji.