BAB IV

88 1 0
                                    

Bel pulang telah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Tetapi Arbi, dia masih berada di sekolah bersama ketiga sahabatnya, mereka berempat memang sering menelatkan diri ketika keluar sekolah, alasannya satu, karena parkiran sangat ramai, dan mereka tidak mau berdesak-desakan.

Kali ini mereka memilih kantin sebagai tempat menunggu parkiran sampai sepi. Kantin merupakan tempat favorit mereka, selain nyaman untuk bolos, di kantin juga pusatnya wifi. Beruntung sekali, udah bolos, dilayani sama wifi pula.

"habis ini ke cafe yuk?" ajak Arbi

"ayok deh, lagian males gua di rumah" jawab Riski

"iya, gue juga kangen sama mamang" jawab Arul

Setelah parkiran dirasa sangat sepi, Arbi dan ketiga temannya langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motor mereka dan segera pulang. Eh ralat, untuk segera ke cafe

Tapi ketika hendak masuk, Arbi melihat Dinar sedang berdiri di pinggir gerbang ke parkiran, Arbipun langsung menghampiri Dinar dan meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Din?" panggil Arbi

"loh Arbi? Belum pulang?" tanya Dinar

"ini baru pulang, tadi nunggu parkiran biar sepi dulu," ucap Arbi

"oh iya, lo kok sendirian disini belom pulang? Gue anterin yuk?" ajak Arbi

"gue nunggu Aji, gue pulangnya sama Aji kok Bi" ucap Dinar

"oh gitu, yaudah" ucap Arbi

"eh iya din, Aji itu siapa sih?" tanya Arbi

"masa lo lupa sih? Dia yang waktu itu ketemu lo di rumah gue, inget?" ucap Dinar

Maksud gue, dia itu siapa lo sih, Din?

"ohh.. iya.. gue inget" jawab Arbi

Setelahnya motor Aji terhenti tepat di mereka berdua. Sang pemilik motor pun membuka helmnya dan langsung mengajak Dinar

"yuk Din" ajak Aji

"yuk. Bi, gue duluan ya" ucap Dinar kepada Arbi

"iya Din, lo hati-hati" balas Arbi

"oh iya Bi, makasih ya bekalnya tadi, gue suka" ucap Dinar dengan teresenyum

"sama-sama Din" balas Arbi dengan tersenyum puas

Sementara Aji, yang wajahnya tertutup oleh kaca helm, merasa iri dengan Arbi dan Dinar

"gue yang setiap hari ngasih sarapan tiap pagi ke lo, lo gak pernah kaya gini Din" batin Aji

***

Di cafe depan SMA Putra Indonesia, sudah ada empat anak laki-laki yang duduk dibangku pojok dengan menyilangkan kaki diatas kursi sambil meminum kopi dan mengobrol. Keempat anak laki-laki itu sudah menjadi langganan cafe ini. Apalagi ketika cafe sedang dijaga oleh mamang, sebutan mereka berempat untuk penjaga cafe yang rambutnya memutih, biasanya mereka akan dapat diskonan, dan itu memebuat mereka berempat lebih sering ke cafe.

"Bi, kayaknya lo ada saingan nih" ucap Riski

"saingan gimana maksud lo?" tanya Arbi

"ya saingan buat dapetin Dinar lah, emangnya lo gak ngerasa gitu?" jawab Riski

"jangan-jangan lo ya saingannya" ucap Bagas santai

"ya kagak lah anju, emangnya gua apaan" jawab Riski

"gua kirain lo makan temen sendiri" ucap Bagas

"gua mana doyan sama punyanya Dinar, mending punyanya Sinta noh, gede" jawab Riski

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 08, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BinarWhere stories live. Discover now