Ch. 1, pjm

8.8K 982 210
                                    

Sial!

Sekarang semua orang pasti mengira aku mempunyai orientasi seksual yang berbeda. Semua gara-gara Jeon Jungkook. Sumpah mati aku benar-benar menyesal sekarang. Hampir semua orang yang menonton video yang dia unggah ke Youtube tersebut selalu menyangka aku adalah pasangan homoseksual bocah kampret itu. Betapa bodohnya aku karena tanpa berpikir panjang menerima ajakan bocah yang baru saja menginjak umur dua puluh tahun itu untuk pergi berlibur ke Tokyo. Dengan iming-iming dua buah jaket musim terbaru dari Yves Saint Laurent dan promosi cuma-cuma untuk Calico Cafe, dia memintaku agar menjadi objek utama proyek film singkat. Dan kini berujung buntung!

Aku kesal setengah mati setelah membaca komentar-komentar yang terpampang di kolom bawah video. Selain memuji bagaimana kerennya kualitas musik video dan betapa berbakatnya pemuda itu dalam dunia perfilman, tidak sedikit yang mengira aku adalah kekasih sesama jenis penyanyi muda yang baru naik daun tersebut. Bahkan Min Yoongi yang sibuknya minta ampun dan selalu menghabiskan waktunya di rumah sakit saja sampai mengetahui rumor ini. Lelaki berkulit seputih salju itu terus mengejekku saat dia pulang ke rumah. Dia tidak bosan memasuki kamarku tanpa permisi hanya untuk sekedar meledekku. Brengsek.

Sampai detik ini, aku masih pusing tujuh keliling. Baru saja tiba di sebuah bar bergaya western di salah satu blok pusat perbelanjaan Myeondong, beberapa teman yang ikut bergabung dalam himpunan pengusaha muda Seoul itu pun tak segan melontarkan pertanyaan menyebalkan seperti;

"Park Jimin, kau sudah berpindah haluan?"

"Apakah perempuan sudah tidak dapat memuaskan hasratmu?"

"Jangan katakan kalau kau sudah mempunyai hubungan dengan Jeon Jungkook itu sejak lama. Semua orang tahu kalau dia dulu adalah penyanyi di salah satu kafe milikmu."

Kalau memang aku mempunyai orientasi seksual seperti yang mereka maksud, mana mungkin aku melirik Jeon Jungkook?! Bagaimana pun juga dia adalah keponakan Ibuku. Dan aku tak ada niat untuk memberitahu mereka tentang hal ini. Lagipula pola hidup Jeon Jungkook lumayan berantakan. Sepupuku itu terlalu sering menghabiskan waktu dengan berbagai hal negatif. Sampai-sampai orang tuanya yang telah berpisah sejak bertahun-tahun lalu pun tidak ingin ambil pusing untuk mengurusi putra bungsu mereka itu. Jika saja Ibuku tidak mewanti-wanti agar menjaga dan membimbingnya, mungkin dia sudah ku tendang dari apartemen yang ku tinggali bersama Min Yoongi.

Dari sekian pertanyaan, tak ada satu pun yang ku jawab. Aku hanya menggeleng sambil terkekeh sinis sebagai tanggapan. Tidak ada yang bertanya lebih lanjut. Teman-temanku di asosiasi tersebut memang tidak terlalu peduli dengan kehidupan pribadi anggotanya. Selagi tidak menyangkut masalah organisasi, walau ada anggota yang operasi kelamin sekali pun, mereka tidak ambil pusing. Hanya sekedar basa-basi belaka. Dan aku dapat bernapas lega, bersyukur.

Selesai dengan acara pertemuan para pengusaha muda tersebut, aku pun menghabiskan wine lalu pergi meninggalkan bar tadi. Tanpa perlu pamit. Hari ini jadwalku padat sekali. Setelah ini, aku harus menjemput Ayah dan Ibu di Bandara Incheon. Aku akan mengantarkan mereka untuk transit ke Bandara Gimpo dan menemani hingga pukul dua siang nanti. Mereka datang dari Hongkong dan langsung terbang ke Busan hari ini juga. Kemudian aku akan kembali lagi ke Samsung-dong dan bertemu dengan Kim Taehyung untuk membicarakan beberapa hal.

Sesampainya di Bandara Incheon, orang tuaku sudah bersantai di salah satu lounge. Aku disapa oleh Ibu dengan sangat heboh. Seperti biasanya.

"Ada apa lagi dengan rambutmu, Jimin-ah? Kau pikir dengan mengubahnya seperti ini bisa membuatmu cepat mendapatkan pacar?"

FLIRTATIBOYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang