I
GADIS TUKANG SATE
Di bawah pohon besar di hutan yang rimbun, seorang perempuan dan seorang laki-laki bersandar di pohon besar sambil saling memunggungi. Yang laki-laki tampak sibuk dengan buku di tangannya, sedangkan yang perempuan sibuk memoles kipas besar di pangkuannya.
"Hufftt.... Bosan! Kenapa mereka lama sekali sih?!" perempuan berambut kuning dengan empat bonggol nanas di kepalanya itu mulai mengeluh kesal.
"Kalau kau bosan ya sudah, pergi saja sana! Aku sudah bilangkan aku bukan pengawalmu? Jangan menyalahkanku untuk keputusanmu sendiri! Kau sendiri yang mau ikut ke sini." laki-laki dengan rambut hitam seperti nanas busuk itu mendengus kesal mendengar gerutuan kesekian kalinya dari gadis di belakangnya. "Dasar cerewet!" dumelnya.
Meskipun ia mengatakan dua kata terakhir dengan pelan agar tidak terdengar gadis kipas itu, sebenarnya gadis itu masih bisa mendengarnya. Karena bosan terus menerus di usir sejak pertama kali datang, ia pun menyerah dan berdiri. Temari merampas buku Shikamaru.
"Ya sudah kalau begitu!! Aku Pergi!! Huh!!"
Dilemparnya buku itu entah ke mana dan pergi meninggalkan Shikamaru. Temari melompat ke atas pohon dan bersembunyi di balik dahan pohon yang cukup besar untuk bersembunyi. Ia menangis sambil menutup mulutnya agar tidak seorangpun bisa mendengar tangisannya.
'Kenapa kau bersikap seperti itu? Apa aku benar-benar tidak menarik untuk mu? Apa aku tidak cantik? Aku sudah berdandan sebisaku! Hiks! Kau tahu, gara-gara aku ingin kelihatan cantik di depanmu aku rela ditertawakan oleh Gaara dan Kankurou tadi! Hiks! Apa kau tidak bisa menghargainya? Sedikit saja? Aku tidak akan marah kok bahkan jika kau bilang terlalu menor atau kuno, setidaknya itu artinya kau memperhatikan ku. Tapi tadi ... kau bahkan tidak melihat ke arahku sedikitpun. Apa aku setidak penting itu bagimu, Shikamaru?'
Temari semakin terisak, dia menghapus lipstik, eyeshadow, eyeliner, maskara, blashon, juga melepas anting-anting serta semua accesories feminim yang dipakainya.
"Baka! Baka! Temari no baka!!!"
___***___
"Dasar bodoh! Bukannya tadi kau bilang tidak akan mengatakan hal yang membuatnya pergi hah?! Arghh! Shika no Baka! Kenapa juga tadi tidak dikejar?! Argh! Baka!"
Sementara di pohon besar sebelumnya, Shikamaru juga tampak merutuki dirinya sendiri karena sudah mengusir gadis paling cantik di dunia setelah ibunya-menurutnya.
"Baka! Aishh!!", Shikamaru mengacak rambut dan menendang tanah di bawahnya.
"Padahal kaukan baru bisa bertemunya sekarang setelah perang ninja! Oh Kami-sama! Kenapa aku tidak bisa menjaga mulutku ini hah?! Arghh!!"
Ia akhirnya pergi meninggalkan pohon tempatnya tadi bersandar dan berjalan tak tentu arah menyusuri hutan. Ia masih berbicara sendiri meski sedikit lebih pelan.
"Hu'ugh.. Tuh kan membosankan! Tidak ada Temari sih! Kira-kira kenapa ya Temari berdandan seperti itu?? Apa itu untukku??", dia tiba-tiba menunduk malu.
"Aishh.. Tidak mungkin!!", mengibaskan tangan di depan wajah.
"Mana mungkin Temari melakukan hal seperti itu hanya untukku?! Benar-benar tidak mungkin!", meskipun berkata seperti itu, Shikamaru masih tetap berharap dalam hati kalau yang tadi itu untuknya.
"Dia benar-benar cantik. Sudah lama sekali tidak bertemu.. Aku jadi-Aku.. Ya itulah!"
Semburat merah terlihat muncul di kedua pipinya. Sekarang ia terlihat seperti Nanas Merah bukan lagi Nanas Busuk. Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Shika melompat ke dahan pohon besar lalu duduk bersandar dengan santai. Ia bisa melihat gerbang utama desa dari sini dan karena itulah ia menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat favoritnya. Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
PERASAAN TERPENDAM [STRUGGLE] [END] ✔
Fanfiction[SELESAI] Season 1 PERJUANGAN [ShikaTema & SaIno] Cinta itu didapatkan, bukan ditemukan. Lima tahun yang lalu si Genius Yang Pemalas mendapatkan hatinya di tengah Ujian Chunin dan di dalam kedai Yakiniku si Tak Berperasaan memperoleh perasaannya. Na...