Namaku Naura, Naura Gupita Marlie. Salah satu siswi smk ternama di Jogja. Dan, belum selesai makan soto di kantin.
Bermacam aktivitas sedang berlangsung saat ini. Ada yang jajan es teh minta es nya dikit, ada yang melangkah menuju masjid untuk menunaikan ibadah, ada yang cubit cubitan sama pacarnya dipojokan kantin, ada yang ngerjain ibu kantin, bahkan ada yang ngegosip, bahas temen nya punya gebetan baru, atau sekedar bedak nya ketebelan hari ini. Semua ada, lengkap layaknya kehidupan pelajar masa kini.
Tapi bel masuk udah bunyi. Herannya, aku nggak buru buru masuk kelas. Tentu, soto nya sudah ku bayar. Masih ada yang kurang. Iya, ini jelas kurang. Kamu, tidak terlihat batang hidung mu di kantin siang ini.
Kamu dimana sih, di dalam kelas? Lagi main kartu, atau main instagram, pasti asik nontonin coveran havana di explore? Oh kamu lagi main basket di lapangan ya? Rasa nya semua aktivitas kamu aku harus tahu.
Kamu nggak ke kantin hari ini.Mungkin kamu nggak laper, mungkin bawa bekal, atau jangan jangan kamu sakit? Kamu ngga masuk sekolah? Perasaanku campur aduk. Hati aku belum tenang kalau belum melihat sosokmu.
Enak ya jadi kamu, aku khawatirin terus. Intinya, tanpa melihat kamu, terasa nggak lengkap kisahku hari ini.
Padahal, alasanku setiap hari datang ke kantin bukan karena perut, melainkan hati. Sebab, menikmati senyummu sudah menjadi kebutuhanku setiap hari di sekolah.
Saat ini, aku hanyalah sebatas penikmat. Seperti semua orang, berhak menikmati. Untuk memilikinya, aku harus berjuang lebih giat. Dari sekedar mengabsen kehadiranmu di kantin setiap harinya.
Aku berjalan di lorong lorong sekolah menuju kelas. Tidak bersemangat dan lemas, sungguh. Rasanya seperti sedang puasa dua hari.
Eh, bentar.
Itu kan lab. komputer, iya itu rungan belajar kamu hari ini setelah istirahat kedua. Aku hafal betul jadwal ruangan kelas kamu. Gak sia sia aku mencopot selembar kertas jadwal ruangan di papan pengumuman. Biarin, nanti juga di cetak lagi sama bapak TU.
Lalu aku putar balik, dan belok ke kanan menuju lab. komputer. Hanya untuk memastikan bahwa kamu baik baik saja hari ini. Bahwa kamu seperti dugaanku, sedang main kartu atau main instagram di kelas. Untungnya aku sendirian, kalau aku sama temenku pasti dia nggak akan mau aku ajak balik arah, karena itu semakin jauh menuju kelas. Bahkan temenku menganggapku nggak waras. Bodoh!
Ternyata, aku masih belum menemukan jawabannya. Tidak ada sosok mu di dalam lab. Lalu, kemana lagi aku harus mencari tahu jawaban, kalau kamu baik baik saja hari ini?
Kadang suka sedih, dengan caraku mengagumimu. Kadang suka lupa, kalau aku belum menjadi bagian yang penting bagimu. Semata mata aku lakuin hanya karena, aku ingin kamu tahu. Ada yang sehebat ini dalam hal mengkhawatirkan keadaanmu, yaitu aku.
Selanjutnya, jangan nebak perasaanku di dalam kelas seperti apa. Tidak ada seorang pun yang bisa mengembalikan mood ku saat ini. Penjelasan dari guru pun tidak ada yang ku catat. Rasanya sudah malas, hanya mengandalkan kamera handphoneku untuk menfoto catatan teman sebangku ku, dia memang baik dalam hal mendukung kemalasanku.
Sudahlah, hari ini ku selesaikan ceritaku dengan segala kekurangan. Kurang senyum kamu, kurang semangat belajar, dan kurang ketidaktauan diri. Besok, ku ingin memperkenalkanmu dengan orang orang disekelilingku. Tentang kedekatan kita, sebagai teman. Yang aku harap bisa berubah jadi teman hidup.
Karena aku suka Tulus, jadi aku ingin kamu menjadi seperti judul lagunya. Aku pulang dulu!
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Baca cerita baruku yang berjudul 'Maafkan Aku, Mantan' yaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam
Teen FictionBohong, kalau mencintai tanpa ada rasa ingin memiliki. Namun, selayaknya tau batas. Segalamu tak harus selalu tentangku, aku paham arti salah satu.