(3) Gengsi

57 21 6
                                    


Malam ini adalah yang ditunggu tunggu oleh banyak orang terutama para anak muda. Bukan hanya orang yang memiliki pasangan yang menanti datangnya malam minggu. Tapi para jomblo pun menantinya. Setidaknya mereka terlepas dari tugas yang membuat perutnya mulas.

Yah, jomblo.

Tok tok tok...
Nabila mengetuk pintu rumah Embun. Ketukan pintu pertama ia tak mendapat jawaban dari dalam rumah.

Tok tok tok..
"Assalamualaikum"  ia masih setia berdiri di depan pintu.

"Wa'alaikum salam"  sahutan dari dalam membuatnya sedikit lega, setidaknya ada secercah harapan untuknya bertemu dengan sahabatnya itu.

Pintu rumah pun terbuka. Nampak seorang lelaki berumur sekitar 40 tahun tersenyum pada nabila. Iya, beliau adalah ayahnya Embun.

"Nabila ayo masuk. Om panggil Embun dulu ya.. kamu duduk dulu aja" ujar ayahnya Embun yang sudah berjalan masuk untuk memanggil Embun. Nabila duduk di ruang tamu. Sembari menunggu Embun datang,  ia membuka ponselnya. Tidak ada notifikasi selain dari grup.

"Ngapain bil?" Suara itu mengagetkan Nabila. "Nih novel nya" Nabila menyodorkan novel yang masih diselimuti plastik dengan rapi. Tadi Nabila memang pergi ke toko buku bersama kakak perempuannya. Embun juga sempat diajak, tapi Embun menolak karena tadi siang ia pergi ke rumah neneknya. Jadi lah Embun hanya nitip novel pada Nabila.

"Oh iya makasih.. baru aja gue mau ke rumah lo bil, eh ternyata udah dianterin sampai rumah.. hehe" ujar Embun tak enak hati. "Halah.. sok-sok an mau ngambil novel.. biasanya kalo gak gue ingetin juga lo gak bakal ngambil tuh novel di rumah gue sampai tangan gue gatel mau buka novel nya" sungut Nabila. "Iye iye maap" 

"Mbun ada drama korea baru gak?"  Tanya nabila. "Eh sejak kapan suka korea bil? Perasaan dulu geli sama yang berbau korea korea"  tanya Embun yang sedikit kaget dengan pertanyaan Nabila tadi. "Gak tau sejak kapan.. waktu itu mba Gina nonton drama korea,  terus gue nebeng nonton.. eh lah ternyata sekarang gue jadi suka Korea." Jelasnya. "Oalah.. drama baru sih gak ada,  cuma kemarin gue baru download Wedding Dress. Itu drama udah lama tapi gue baru download.. belum gue tonton juga.. mau nonton?"  Tawar Embun. "Boleh.. hayu"

"Mau nginep bil?  Sekalian malam ini maraton nonton drama"

"Boleh juga.. ya udah gue telpon ibu dulu"

Nabila sudah mengabari ibunya bahwa ia akan menginap di rumah Embun malam ini. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh Embun dan Nabila selama mereka saling kenal. Tentu saja orang tua keduanya mengizin kan karena mereka sudah mengenal keduanya dengan baik. Terlebih karena ibunya Embun dan ibunya  Nabila adalah teman kerja, mereka cukup akrab.

Saat ini, mereka berada di kamar. Sudah dipersiapkan laptop, camilan, air minum dan tisue.

Tapi, mereka tidak langsung nonton. Mereka tengah sibuk dengan ponselnya masing masing. Nabila membuka tas, lalu sibuk membuka lembaran lembaran buku. 

Dan berhentilah di satu halaman yang terlihat sedikit coretan pena. Bukan coretan hasil tangannya melainkan Kristan. Tulisan yang rapi walaupun tak serapi tulisan Nabila yang notabennya sekretaris kelas.

"Duh kok gue deg-degan gini ya?" Gumam Nabila dengan tangan diletakkan di dada sebelah kirinya.
"Gak serem kok.. cuma baper aja" jawab Embun malas. Embun tak tau apa yang dimaksud Nabila karena ia masih setia dengan ponselnya.

"Apaan sih mbunnn?  Gue gak tanya dramanyaa gue lagi liat tulisan sang malaikat"

"Malaikat atid?"  Tanya Embun dengan menahan tawanya.

"We te ep kamu mbun. Minta ditampol ya?"  sungut Nabila

"Emang tulisan apa?" 

"Tull..." 

"Oohh yang cogan gingsul tulis tafi di buku lo bil? Aduuhhh kok gue ikutan deg degan ya?" Potong Embun

Nabila menyentil dahi Embun menggunakan jari jarinya.  "Sakit bilaa" rengek Embun. "Bodo yee salah sendiri motong motong omongan gue dikata kacang panjang"  "iya kacang panjang. Udah dipotong tapi tetep aja panjang. Kaya omongan lo udah dipotong tapi masih aja ngomong panjang lebar" balas Embun tak mau kalah.

"Udah lah diem lagi gak mood debat. Jadi gimanaa?  Mau add gak nih id line cogan uhh"  tanya Nabila dengan mata yang berbinar binar. "Add lah.. gue yakin kok mereka sebenernya mau ngechat kita tapi mereka malu maluu... halaahh apaan" pendapat Embun dengan rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi.

"enggak ah.. gengsi dong yee.. masa cewek yang ngechat duluan. Kalo lo mau ngechat dulu ya monggoh sih.. tapi gue nunggu mereka ngechat gue aja" ujar Nabila yang sepertinya tidak sependapat dengan pemikiran Embun.

"Ya udah lah gue ngikut lo aja" cakap Embun pasrah.

                      🐾🐾🐾

Di dalam kamar yang didominasi warna biru, dan terdapat banyak koleksi bergambar kartun larva. Empat orang cowok yang sedang asyik dengan dunianya sendiri. Di sinilah mereka, Fanza, Kristan, Elfano dan Giri. Di kamar Fanza.

Mereka hanya berkutik pada ponselnya masing masing. Elfano dan Giri sibuk membalas pesan dari gebetan gebetan barunya sedangkan Fanza sibuk dengan dunia game nya. Kristan yang sedari tadi terlihat seperti  sedang menunggu chat dari pacar -- padahal jomblo. Seperti inilah kegiatan mereka berempat setiap malam minggu. Mereka akan bermalam di salah satu rumah antara mereka. Mereka sudah mempunyai jadwal untuk mereka tempati pada saat malam minggu. Hal ini sepertinya sudah menjadi tradisi bagi empat jomblo ganteng ini.

Kristan duduk bersebelahan dengan Fanza. Ia menatap Fanza yang fokus dengan game nya.

"Za" panggil Kristan.

"......"

"Fanza!"

"......."

"Fanza Gian Ravidd"

"Hmm?"

"Lo dapet chat dari dua cewek yang tadi kita samperin gak?"

"Gak" jawabnya singkat membuat Kristan geram.

"Duhh kok gue nunggu salah satu dari mereka ngechat ya hahahaaa" ucapnya yang disusul  tawa hambar.

"Emangnya jaman sekarang masih ada yang mau ngechat cowok dulu? Gengsi kali"  sambar Giri.
"halah.. kids jaman now" decak Elfano.

"Lo ngerasa tertarik gak sih sama dua cewek itu?" Tanya Fanza

"Tertarik?  Kayanya ada yang mau membuka hati kembali nih" goda Giri.

"Gigi riri dari tadi nyambung ajaa cipok miper mauu?" Kristan menahan emosinya agar tidak ada kejadian yang membuatnya terkenal karena melakukan kekerasan pada kawan.

"Gak ah.. nanti mordelente cemburu kalo gue dicipok miper. Terus nanti mereka perang memperebutkan gue kan gue juga yang susah"

"Gak lucu gi! Tadi pertanyaan gue buat Fanza bukan lo"  Kristan masih bisa menahan emosi.

"Gak tau. Gue kayanya masih stuck dengan masa lalu gue" Fanza akhirnya unjuk suara.

"Mupon mas bro muponn"  tanggapan dari tiga temannya kompak.

                       🐾🐾🐾

Huaaaaa absurd yak😂
Cuma lagi pengen ngetik aja sih.. hp sepi soalnya😂
Tau kok ceritanya jelek.. jadi gak ada yang ngevote 😅

Tbc...
~15-11-2017~

Imagination BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang