Bel istirahat berbunyi begitu indah di indra pendengaran siswa siswi dan guru. Sebagian besar para siswa dan siswi langsung saja tergopoh-gopoh menuju kantin untuk memenuhi isi perut yang sudah meminta segera di isi dengan hidangan di kantin. Tapi tidak dengan Nabila, Embun, dan Elsa yang sekarang sedang berjalan menuju mushola sekolah. Mereka tidak pergi ke kantin karena mereka sedang menabung untuk membeli sesuatu yang tengah mereka dambakan. Elsa adalah teman sekelas Nabila dan Embun. Mereka berteman lumayan dekat dengan Elsa.
Sepanjang di perjalanan, mereka ngobrol dan sesekali tertawa. Sesampainya di mushola, mereka melepas sepatu. "Sa tumben kesini biasanya juga di UKS" sontak, mereka bertiga mendongakkan kepala untuk mengetahui siapa orang yang mengatakan demikian.
Ternyata Elfano dan... Fanza?
Nabila & Embun saling bertatapan tak percaya bahwa mereka akan dipertemukan kembali dengan cogan itu.
"Yee apaan sih.. itu kan dulu waktu SMP. Udah deh gak usah dibahas lagi" sungut Elsa. Memang fisik Elsa lemah. Jadi tak kaget jika seminggu bisa berapa kali ia dibopong ke UKS karena pingsan.
"Huluh masa? Kemarin gue liat lo lagi baring di UKS dan gue tanya teman lo katanya lo pingsan"
"Duh kak.. gue kesini niatnya mau sholat, biar hati gue ademan.. jangan sampai gara-gara lo niat gue jadi ilang. Kalo gue emosi dan gak jadi sholat berarti lo gak lebih dari setan yang menghasut umat manusia" jelas Elsa panjang lebar.
Elfano dan Elsa terlihat sering bertengkar. Embun dan Nabila tak tau apa hubungan mereka. Mungkin sehabis sholat Elsa akan diberi banyak pertanyaan oleh Nabila dan Embun. Di situ Embun, Nabila dan Fanza hanya jadi penonton dengan wajah datar. Sudah cukup bosan mereka mendengar perdebatan antara Elsa dan Elfano.
Sesudah sholat, Nabila, Embun dan Elsa berjalan beriringan menuju kelas. Tak ada obrolan yang mereka obrolkan sehingga mulut mereka sama-sama terkatup.
"Oh ya sa.. gue mau tanya" Nabila membuka percakapan
"Tanya apa?"
"Lo sama kak Elfano ada hubungan apa? Kok kayanya deket banget gitu"
"Duhh Elfano lagi ya?" Elsa sepertinya malas menjawab "gue sama Fanza itu tetanggaann.. ya sepupuan juga ding. si pano, Kristan, Giri, Fanza itu emang udah sahabatan dari SMP. Lah mereka sering main ke rumah Fanza.. gue juga dulu SMP sekolahnya bareng mereka jadi kenal gitu. Tapi dari empat orang itu, paling nyebelin ya itu si pano."
Mata Embun dan Nabila membulat sempurna. Tak menyangka jika Elsa sepupuan dengan Fanza.
"Lo beneran sepupuan sama kak Fanza?" Tanya Embun
"Ya gitu deh.."
"Dia orangnya gimana sa?"
Tak terasa mereka sudah berada di kelas dan guru mapel datang. Jadi lah pertanyaan Embun tak terjawab.
🐾🐾🐾
Suasana kelas riuh karena guru yang mengajar berhalangan masuk sedang menghantar lomba siswa yang terpilih mengikuti lomba melukis. Tapi sang guru memberi tugas untuk mengerjakan soal-soal di buku paket secara berkelompok.
Ada yang langsung mengerjakan, ada juga yang membiarkan tugasnya menjadi tugas rumah karena tidak dikumpulkan sekarang juga.
"Eh kadang gue males ngerjain tugas kalau kita udah kumpul, apa lagi kalau banyak makanan." Giri ber opini.
"Nanti.. tunggu bentar" Kristan mengedarkan pandangan. Dan berjalan menuju kelompok yang sedang sibuk menjawab soal-soal yang ada di buku paket. Kelompok itu terdiri dari tiga orang cewek yang diketahui mereka mengagumi Kristan, Fanza, Giri dan Elfano. Dan kabar-kabarnya, mereka sampai membuat grup hanya untuk membiacarakan mereka berempat. Maklum sih cogan
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination Boyfriend
Novela Juvenil"Impossible" Satu kata yang tidak ada di kamus Nabila dan Embun untuk melakukan suatu apapun. Termasuk untuk mengejar dua cowok yang mereka dambakan. silahkan dibaca semoga tertarik dan senang dengan karya ke 2 saya.