(6) Gak Jadi Baper

39 14 9
                                    

"Jangan bilang lo kasih guna-guna ke coklat itu" ucap Fanza menatap Embun tajam.

Semua mata tertuju pada Embun, seperti menanti jawaban. "eehh.. gak lah.. yakali ngasih gituan. Ini juga tadi gua ambil di rumahnya Elsa"

"Naahh.. ketahuan kan lo ambil di gue.. dasar gak modal" Elsa mencairkan suasana. Semuanya terkekeh tapi tidak dengan Fanza. Ia masih setia menatap Embun membuat Embun risih sendiri. Lalu tiba-tiba Fanza mendekati Embun.

Tikk!
Jentikan jari Fanza mendarat sempurna di dahi Embun "kalo mau ngasih ke orang, modal dikit napa" seketika semua menghela nafas. Terutama bagi Embun yang mendapat jentikan dan senyum tipis dari Fanza.

"Kok bisa sih si Chiko langsung akrab sama lo mbun? Padahal ya.. Chiko paling susah diajak ngomong sama orang yang baru dia kenal. Dulu gue aja butuh waktu berbulan-bulan buat deketin Chiko" Kristan mencubit pipi Chiko yang sekarang sedang anteng di pangkuan Embun. Fanza juga merasa penasaran mengapa adiknya cepat akrab dengan Embun.

"Chiko.. tumben kamu bisa langsung akrab sama kak Embun? Chiko baru kenal kak Embun tadi kan? Gak takut kalau ternyata kak Embun orang jahat? " tanya Fanza pada Chiko dengan suara yang lembut.

"Heheee.. gak tau... kak Embun baik kok.. gak jahat" Chiko memamerkan gigi-gigi kecil nan rapi nya. Sangat menggemaskan.

"Chiko udah mandi belum?" Tanya Fanza "belum.. gak mau mandiii.. Iko mau main thama kak Embun"

"Heehh.. mandi duluuu.." perintah Elfano "emang kak pano udah mandi?"

"Skakmat lo no.. tos dulu ko" Elsa merasa sangat bahagia. Elfano menatap Elsa kesal. Fanza menatap Embun. Embun paham dari tatapannya, Fanza memberi kode agar Embun membujuk Chiko untuk mandi.

"Chiko, mandi ya... biar wangi.. nanti main lagi sama kakak- kakak. Oke?" Chiko cemberut "Iko bau ya?" Tanya Chiko. "Buk" "iya bau banget!" ucapan Embun terhenti karena ucapannya sudah dipotong Fanza.

"Ya udah Iko mandi dulu. Benelan ya habith Iko mandi main lagi"

"Iyaa" jawab mereka kompak

🐾🐾🐾

Yang lain tengah asik dengan dunianya sendiri. Karena Elfano bukan orang yang menyukai keheningan,

"ToD yukk"

"Cempreng amat suara lo no.. tereak pas di telinga gue lagi" sungut Giri yang sekarang sedang menjauh dari Elfano agar tidak menjadi korban lagi. "Bertahun-tahun kita berteman dan lo masih belum tau suara gue gimana? Kemana aja kamu bang?" Elfano mengelus dadanya.

"Gue bang toyib!" Jawab Giri dengan nada tak bersahabat.

"Eehh ehh.. udahhh... katanya mau main ToD? Ayok mulaiii.. semua setuju kan?" Elsa menengahi. Semuanya mengangguk tanda setuju. Kecuali Fanza yang dari tadi sibuk nonton anime di ponselnya.

"Kalau Fanza diem berarti iya! Ya udah nih peraturannya. Semua ponsel ditaruh di tengah.. kalaupun banyak yang chating, ada yang telpon atau apapun gak boleh diambil! Yang kegatelan pengen ngambil dan akhirnya diambil juga itu ponsel, dapat denda. Kecuali kalau dalam dare yang mengharuskan pakai ponsel, ya gak apa apa, oke?"

"Kebanyak peraturan huh.. iya lah oke okee" Elfano tidak sabar untuk memainkan permainan ini. Karena dalam hatinya, dia ingin menyiksa dan mempunyai segudang pertanyaan yang menjebak untuk Elsa.

Oke, semua ponsel sudah berada di tengah-tengah mereka yang sekarang duduk melingkar. Botol berwarna biru milik Fanza mulai berputar untuk menunjuk siapa yang akan menjadi korban pertama.

"ELFANO KENA LOO!" Elsa sangat semangat karena botol tersebut menunjuk ke arah Elfano.

"Truth deh.." ujar Elfano. Elsa memasang senyum penuh kemenangan. "Ya udah.. yang ngasih pertanyaan gue yaa.." ucap Elsa yang tak lepas dengan senyum kemenangannya. "Iyee pasrah aja gue mah kalau ditanya lo.. emang lo kepo apa sih tentang gue hmm?"

Imagination BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang