Kue Coklat

29 13 6
                                    

Seperti biasa, Nabila dan Embun berangkat sekolah naik angkot dan kebetulan mereka dalam satu angkot. Keadaan dalam angkot masih lengang. Hanya ada Nabila, Embun, ibu-ibu paruh baya bersama cucu nya, dan satu perempuan yang berseragam sama dengan Nabila dan Embun, berarti mereka satu sekolah.

"Eh.. ceritanya gimana sih kok Chiko gak mau pulang? Semalem lo vn gak jelas banget suaranya"

"Semalem lagi ada tamuu.. ya kali gue mau keras-keras ngomongnya.. terus gue juga males ngetik. Ya gitu dehh.. si Chiko gak mau pulangg.. katanya mau main sama gue. Gue pengen ngakak waktu liat wajahnya kak Fanza yang kebingungan mbujuk Chiko biar pulang tapi gue sadar sikon"

"Tetep ganteng gak?"

"Iyaa.. tetep gantengg.. keliatan polos gitu hahhaa" Embun tertawa geli mengingat wajah Fanza.

"Kiri bang" tepat di depan gerbang sekolah mereka, angkot berhenti. Perempuan tadi keluar angkot terlebih dulu lalu disusul Embun dan Nabila. Perempuan tadi sudah masuk menuju halaman sekolah yang belum terlalu ramai.

"Dia siapa sih mbun? Gue kayanya gak pernah liat" tanya Nabila dengan suara yang sengaja dipelankan.

"Tak tau dan tak nak tau" ujar Embun dengan menyamai nada bicara upin ipin.

"EMBUUNNNN NABILAAAA" Elsa berlari kecil dengan melambai-lambaikan tangannya.  Nabila dan Embun menatap dengan wajah datar. "Iih apaan sih kaliann.. gak asik banget" perkataan Elsa seperti angin lalu saja. Mereka lanjut berjalan menuju kelas. Sedangkan Elsa masih mencak-mencak di tempatnya tadi.

                    🐾🐾🐾

"Eh fan.. tadi ada yang ngomongin tentang lo deh.. adek kelas kayaknya"

"Ngomongin gue?  Emang gimana?" Tanya Fanza "tadi gue naik angkot, terus ada yang ngomongin tentang lo.. ngomongin adek lo juga"  Tiba-tiba suara bel masuk terdengar. Fanza tidak terlalu memikirkan. Toh, dari dulu memang sudah banyak yang membicarakan dirinya. Bukan sombong! Memang begitulah faktanya.

Setelah 8 jam pelajaran plus waktu istirahat telah terlaksanakan,  ini lah saatnya semua siswa siswi dan para guru dipersilahkan pulang. Kecuali yang masih ada keperluan atau acara di sekolah.

"Bil, bareng yuk.. hari ini gue dijemput" ajak Embun. "Kali ini gak deh mbun.. gue ada ekskul PMR hari ini. Eh btw tumbenan lo minta jemput?"

"Bukan gue yang minta! Ibu habis dari stasiun jemput sepupu gue.. terus kata ibu biar sekalian aja, mumpung lewat depan sekolah" jelas Embun. "Oalah.. yuk gue anter sampai depan" ucap Nabila yang sekarang sudah jalan meninggalkan Embun. "Bilang aja sekalian mau sholat kan? Sok sokan mau nganter gue" cibir Embun. "Lah kan searah tuan putrii.."

Mereka bertiga berjalan menuju depan. Iya bertiga, tadi Elsa nyusul. Elsa juga akan ke mushola karena dia juga mengikuti ekskul PMR. Di tengah perjalanan, mereka melihat Hyorin yang tengah memanggil nama Kristan. Di tangannya membawa kotak makan. Hyorin adalah kelas 11 Mipa 2. Memiliki paras cantik dan imut, pendek namun pas dengan wajahnya yang baby face, dia aktif dalam kegiatan OSIS, mudah bergaul dan murah senyum. Bahkan siswa atau siswi yang tidak dia kenal pun dia sapa. Jadi tidak heran jika dari kelas 10 hingga 12 tidak ada yang tidak kenal dirinya. 

"Kristan..!" Panggil Hyorin. Ia kesusahan mengejar Kristan karena Kristan memiliki kaki jenjang jadi langkahnya panjang-panjang. "Eh iya rin.. maap maap.. tadi gak denger. Kenapa?"  Kristan berjalan mendekati Hyorin.

"Lo ada latihan basket kan hari ini?" Tanya Hyorin tanpa ragu. "Iya nih.. ini aja gue mau ke mushola biar sekalian gak bolak balik sekolah rumah sekolah rumah" jawab Kristan dengan pengucapan yang tenang. "Emm.. hehe.. semangat ya.. belum makan kan? Ini gue bawain kue buat lo. Gue yang bikin lho.. sebenernya tadi mau gue anterin waktu jam istirahat.. tapi tadi ada rapat OSIS terus barus sempet sekarang.." Hyorin menampilkan sederet giginya. Kristan membuka kotak makan tersebut. "Waahh.. gue ragu kalau ini yang bikin elo rin" Kristan tertawa melihat Hyorin yang mengerucutkan bibirnya. "Ini beneran gue yang buat Kristaannn.. percaya deh"  "iya iya percaya.. makasih ya.. gue sholat dulu rin.. keburu rame"

"Oke.. jangan lupa dimakan. Gue balik dulu bye"  Hyorin berjalan mundur sambil melambaikan tangan.

"Kalau kak Hyorin jadian nih sama si Kristan, pasti perfect cauple banget dah.. iya gak bil, mbun?"  Tanya Elsa meminta pendapat pada kedua temannya itu.

"Hah? I-iya kali.." lirih Nabila setengah hati. Embun melihat perubahan wajah Nabila yang tadi ceria sekarang murung.

"Ada yang aneh nih.. jangan-jangan Nabila suka sama Kristan?" ada banyak pertanyaan yang ingin Embun tanyakan sekarang pada Nabila. Namun untuk saat ini mungkin tak bisa karena ia sudah ditunggu ibunya dan dengan keadaan Nabila yang saat ini tidak memungkinkan ia bertanya.

Embun tengah berjalan sendiri menuju depan sekolah. Nabila dan Elsa sudah di mushola. Namun apa yang sedang Embun lihat? Ia tak salah pengelihatan kan? Tak ada belek yang bertengger di matanya kan?

Ia melihat Fanza tengah berbincang dengan Oryza-sepupunya. Walaupun sepertinya tidak terlalu akrab, tapi bagaimana bisa sepupunya yang berasal dari Semarang kenal dengan Fanza?

                    🐾🐾🐾

Pukul 16:30 semua kegiatan sekolah harus berakhir. Nabila dan beberapa siswa siswi yang menunggu jemputan sedang duduk di bangku dekat pos satpam sekolahnya. Satu persatu teman-teman Nabila yang sama menunggu jemputan sudah pulang. Tinggal lah Nabila sendirian. Sebenarnya ia tak tau bagaimana caranya ia  pulang. Karena mengingat sekarang sudah sore menjelang magrib, sudah dipastikan tidak ada angkot yang lewat. Ojek online atau minta jemputan pun tak bisa karena ponselnya kehabisan daya baterai.

"Neng, belum jemput?" Tanya satpam sekolah.

"Enggak pak"

"Lah kenapa enggak? Terus dari tadi di sini ngapain? Ngapelin pak Anto? Atau lupa jalan pulang?" Bukan suara satpam yang dikenal dengan nama pak Anto tersebut. Namun ini suara Kristan. Alih-alih menjawab, Nabila menganga melihat Kristan di hadapannya.

"Bingung kak.. nunggu angkot jam segini percuma, ojek online atau minta jemputan ponsel gue mati. Ye kali gue jalan kaki sampai rumah"

"Ututuuu... kasian.. kenapa gak ngomong gue aja dari tadi? Ya udah yuk gue antar sampai rumah" ucapan Krisna disambut baik oleh Nabila dengan senyum cerianya. Tanpa ba bi bu, tanpa sok-sokan menolak padahal mau,tanpa tawar menawar dan tanpa malu Nabila sekarang sudah duduk di jok motor Kristan. Motor melaju meninggalkan sekolah.

"Bila udah makan? Gue laper nih dari tadi belum makan"

"Hah? Apa kak? Gak denger" Kristan yang melihat wajah Nabila lewat spion tersenyum geli. Walaupun sebenarnya sewot, tapi melihat wajah Nabila yangg... begitulah, Kristan menjadi terhibur.

Tak lama setelah itu, tes. Setetes air mengenai tangan. Semakin lama hujan semakin deras. Kristan menepikan motornya di halte untuk berteduh. Halte itu sepi.

"Bila bawa jas hujan gak? Kalau bawa, kita lanjut aja. Takutnya orangtua lo nyariin" tanya Kristan. "Enggak, lupa" jawab Nabila yang sekarang sedang berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdegub kencang.

Kristan duduk di bangku yang sudah disediakan halte. Di halte tersebut, hanya ada Kristan, Nabila, dan anak kecil dengan kaos hijau yang warnanya sudah sedikit pudar sama-sama berteduh.

"Udah makan belum? Gue laper nih. Tadi gue dikasih Hyorin ini nih. Sebenernya tadi siang gue udah makan.. tapi gak enak juga kan nolak pemberian orang. Jadi masih utuh deh. Yuk makan bareng" Kristan membuka kotak makan tupperware berwarna biru kuning tersebut.

Nabila teringat saat Hyorin sang kakak kelasnya itu memberikan kotak makan tersebut pada Kristan. Aah.. itu membuatnya kembali badmood.  Tapi mau tak mau ia harus makan karena teringat perkataan Kristan"gak enak juga kan nolak pemberian orang"

Saat mereka tengah memakan kue coklat tersebut, anak kecil berkaos hijau pudar itu memandanginya.

Nabila mengambil satu potong kue, lalu mendekat ke anak kecil tersebut dan memberikannya pada dia.

Ada perasaan bahagia dalam benak Kristan. Entah itu karena dirinya melihat senyum yang terukir dari bibir anak kecil itu, atau ia bahagia melihat perilaku, tingkah dan senyum Nabila. Ah entah lah.. kita tanyakan nanti.

                      🐾🐾🐾

Gak dapet feel untuk Fanza Embun😪 bukan gak dapet feel sih.. tapi kebetulan nama aku Embun.. kan ngerasa apa banget yak ngebaperin diri sendiri. Huh ngenes😴

Oke.. semoga suka ya.. voment please..

~25-4-2018~

Imagination BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang