prolog

149 12 2
                                    

Hari semakin siang, sedangkan gadis itu masih terlelap bak hewan nokturnal dengan kondisi seperti model papan atas. Mulai dari kaki yang menghabiskan lahan, rambut yang tergerai acak, sampai iler yang sudah membasahi pipi dan bantalnya.

Seorang wanita paruh baya datang menggembrakkan pintu dengan sangat kencang dan membuat gadis itu bangun dengan muka yang penuh iler.

"Astagfirullah..kamu gak denger noh ayam tetangga udah kongkorongok dari tadi, hah?"
Teriak wanita paruh baya itu dengan melipat kedua tangannya didada.

"Iya mah.." ucap gadis itu.

"Yaudah sekarang mandi." Wanita paruh baya itu pergi turun kebawah menuju dapur.

Gadis itu hanya berdecak kesal dan bangun dari kasurnya menuju kamar mandi. Hampir 20 menit mandi dan mengenakan seragamnya, ia turun ke bawah menuju meja makan yang sudah ada kedua orang tuanya.

"Pagi Mah, Pah !" Sapa gadis tersebut.

"Pagi sayang, oh yah kamu berangkat sendiri yah, Papah hari ini mau meeting keluar kota!" Ucap pria paruh baya dengan menyantap makanannya.

Tapi gadis itu hanya membalas dengan deheman nya, ia menyantap makanannya dengan penuh lahap.

Disekolah...

Gadis itu duduk dengan temannya dimeja kedua sebelah kanan, sedangkan temannya yang satu lagi duduk didepannya dengan seorang cowok.

"Ngantin nyok!? Gue yang traktir." Ucap temannya yang bernama Ica, begitulah anaknya dia memang seneng menghabiskan uang dengan mentraktir kedua temannya.

"Asik makan gratis hari ini, hehehehe." Ucap gadis itu.

Mereka bertiga ke kantin dan menuju tempat Mang Udin untuk beli cilok yang harganya lima rebu tapi bikin kenyang bak makan susi.

Mereka kekantin hanya sekedar membeli cilok lalu pergi kekelas kembali. Dikelas gadis itu membuka buku dan terdapat banyak kertas ulangan yang berisi nilai 50 sampe 20.

"Gila lu Ndu, nilai udah jelek kek gitu masih aja gak mau belajar!" Ucap Ica.

"Mati aja lo sana!" Balas gadis itu ketus.

"Mi! Tumben lo gak ngebokep lagi ama si Bobby?" Tanya Ica pada gadis yang duduk tepat didepannya itu.

"Nanti aja lah." Balas Mia, yah die salah satu temen gadis itu. Kelakuannya udah kek lont3 yang ahli dalam bidang seks. Kerjaannya kalo jamkos yah ngebokep terus padahal bapaknya udah haji.

Tapi engga ngaruh si...

Au ah elap...


Tengtongtengtong...

Bel masuk berbunyi dan seorang pria paruh baya datang memasuki kelas yang ditempati gadis dan kedua temannya itu.

"Oke semuanya, bapak bakal umumin hasil ulangan kalian dua hari yang lalu!" Ucap pria tersebut yang bernama Pak Wahyu.

"Oke kita mulai dari Bagas, wah nilai kamu bagus!" Lanjutnya tersenyum bangga.

"Ini Mia, kamu lumayan ada peningkatan. Hari ini ulangan kamu dapat 55."

"Yey, akhirnya nilai gue naik juga." Ucapnya kecil dengan berbangga hati karna biasanya nilainya selalu 40.

"Tai lu mi!" Ucapa gadis tersebut.

"Oke bapak lanjut ini punya Rindu! Hmmm..." Ucap Pak Wahyu terhenti ketika melihat kertas yang dipegangnya.

"Mana Rindu?" Tanya Pak Wahyu.

Seorang gadis maju kedepan dan yah gadis yang bangun slalu kesiangan itu bernama Rindu Arnesya. Dia gadis terkenal bodoh dan tidak ada yang patut dibanggakan didalam dirinya itu.

Muka Pak Wahyu kesal dan mulai memberikan kertas ulangan itu pada Rindu, Rindu terdiam sejenak lalu mengambil kertas ulangan itu dan dilihatnya nilai yang tertera jelas dengan pulpen merah.

Yah nilainya adalah 10.

"Kamu tuh yah, niat belajar gak si?" Tanya Pak Wahyu meninggikan suaranya kepada Rindu.

"Iya Pak, maaf!" Jawab Rindu dengan suaranya yang mengecil.

"Bapak cape sama nilai kamu! Tidak pernah memuaskan, kamu ini belajar gak si?"

"Namanya juga manusia Pak tidak ada yang sempurna!" Nada suara Rindu itu membuat Pak Wahyu kesal.

"Udah kamu duduk! Ngelawan aja ngelawan."

Rindu duduk menuju bangkunya dan menempelkan dahinya kemeja, Ica hanya menepuk punggung Rindu dengan halus.

Istirahat..

Dikantin Rindu, Mia, dan Cika duduk dikursi salah satu kantin langganannya, iya di kedai cilok Mang Udin.

Seperti biasa gak bosen-bosen beli cilok Mang Udin yang enak tiada empatnya. Rindu diam melihat salah satu lelaki yang duduk diseberang sana sedan minum penuh hasrat.

Anjirr becek gue becek bangg - batin Rindu

Ica memukul bahu Rindu sehingga Rindu kaget dan sadar dari lamunannya itu. Ica dan Mia hanya ketawa melihat ekspresi temannya itu ketika kaget.

"Heh asu! Lu tuh yah gak bisa liat gue seneng apa?" Ucap Rindu memukul meja.

"Wehhhh biasa ae neng! Gue cuma nyadarin lu doang kok, kasian terlalu banyak bengong nti gila lu!" Jawab Ica.

"Lu liatin siapa si nte?" Tanya Mia sambil melahap ciloknya satu persatu.

"Tuh." Tunjuk rindu kearah cowok tersebut.

"Hwahahahhahaha.." Tawa Mia berhasil membuat semua orang melihat kearah meja yang diduduki mereka.

"Eh lonte lampu merah di pasar terong,! Lo itu gak bakal dapetin tuh anak. Dia tuh namanya Leo anak XII Ipa 1, salah satu murid kebanggan SMA ini ." Ucap Ica lalu memakan sukro.

"Biasa aja kntl! Kalo misalnya gue nanti dapet hati tuh anak lo mau kasih gue apa hah?"

"Gue kasih lo tetek mimi peri, kasian tetek lo tepos!" Ucap Ica.

"Gue kasih lo btng punya orang Arab biar lo puas tuh malam pertamanya! Hahah." Lanjut Mia.

"Emang dasar lo temen gak guna, musnah aja lo!"

Rindu kesal dan memilih kembali memakan ciloknya sedangkan teman-temannya tertawa puas dengan apa yang mereka lakukan itu.

Idiot's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang