Gadis Lama Perasaan Baru

172 8 2
                                    

"Hello! Good Morning Artur! Sudah pagi ayo lekas bangun!"

Sebuah gadget di atas meja belajar Artur berdering. Alarm yang ia pasang pukul 07.00 berbunyi kencang. Artur membuka mata, melihat gadgetnya dan menutupnya lagi. Alarm berhenti berdering. Namun ia lupa telah mengaktifkan mode "keep yelling".

"Oke okeee... gua banguuun.." sambil mengusap usap wajahnya Artur terbangun.

"Selamat Pagi Tuan Artur. Mau sarapan apa pagi ini?" tanya virtual servent Artur.

"Roti bakar dan segelas susu. Jangan lupa Gokar jemput setengah jam lagi ya" jawab Artur sembari berlalu ke kamar mandi.

"Sekolah Tuan? Tidak virtual school lagi?"

"Sudaaah cepat gua mau ke sekolahan pagi ini."

"Baik Tuan"
Dan sang Virtual Servent menghilang.

Selesai mandi Artur turun ke bawah menuju ruang makan. Lantas roti bakar dan segelas susupun sudah siap disantap. Namun Artur tidak menemukan orang tuanya dimeja makan.

"Heeh, dasar orang dewasa. Masih tidur aja jam segini. Mentang-mentang virtual self gantiin ke kantor mereka malas-malasan" gumam Artur sambil melahap roti bakarnya.

"Driver telah tiba" dering gadget Artur.

Lekas Artur keluar rumah dan menemui driver. Setelah masuk mobil mereka pun meluncur ke sekolah.

Didalam mobil, Artur agak curiga dengan driver. Ia merasa driver memperhatikan ia lewat kaca spion.

"Ada apa ya bang?" tanya Artur.

"Tuan ga bosen pegang gadget terus?" celetuk si driver yang sontak membuat dahi Artur berkerut tajam menatap si driver dari spion.

"Loh, maaf bang...." Artur membaca id card yang terpampang di dashboard mobil "Jaka, privasi gua ya." jawab Artur ketus.

Ada yang aneh dengan driver ini, dia justru memperlihatkan senyum sinis dengan jawaban Artur. Tapi Artur tidak memperdulikannya dan dia tetap memegang gadgetnya.

"Sampai boss.." sopan si driver.

"Oke thanks. Sudah pakai Gope ya."

Artur turun dari mobil dan segera berjalan menuju gerbang sekolah. Namun, kembali Artur merasa ada yang aneh dengan driver tersebut. Mobil itu masig ditempat menurunkan Artur. Padahal seharusnya dia sudah pergi setelah penumpang turun. Sekilas Artur melihat ke belakang, melihat mobil itu masig di sana. Agak khawatir,namun gadgetnya menenangkannya dengan dering lagu kesukaan Artur. Yaa, Artur selalu memasang mode "entertained me" ketika ia sedang gugup, marah, sedih dan takut. Dengan membaca denyut nadi pengguna, maka gadget canggih tersebut mampu mengetahui perasaan dari penggunanya.

Sekilas Artur tenang dan menarik nafas panjang lalu berjalan kembali masuk ke dalam sekolah.

"Wooow.. Ada apa Artur buru-buru sekali?"
Artur hampir melompat kaget dengan teguran yang nyari mendadak tanpa ada pemberitahuan.

"Pak Taher! Bapak ngagetin nih!"

"Hahaha, lagian kamu bengong dijalanan begini" kata pak Taher diiringi gelak tawanya.

Melesat Artur tanpa menanggapi perkataan pak Taher.

"KRIIIIIINNNNNNGGGG"

Bel masuk sekolah.

Artur melangkahkan kakinya masuk ke kelas yang sudah lama tak ia masuki secara nyata. Selama ini ia mengirim virtual self nya untuk mengikuti kelas. Artur adalah siswa SMA Negeri di Jakarta. Berbeda dengan 4 dekade lalu, sekolah negeri pada saat ini hanya diperbolehkan 1 untuk 1 kota. Dan kebanyakan dari mereka lebih memilih swasta ketimbang negeri karena di swasta memperbolehkan siswanya untuk tidak pernah masuk ke sekolah secara nyata. Berbeda dengan negeri, siswanya tidak diperbolehkan mengirim virtual self lebih dari 1 semester dalan 1 tahun. Sehingga siswa di negeri semakin sedikit dan memang yang kurang mampu membayar virtual self selama itu.

Akhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang