Awal dari Sebuah Akhir

71 5 5
                                    

Pagi ini hari terasa lebih cerah dibanding sebelumnya. Setelah mengaji bersama Libra, Jaka membuatkan sarapan untuk Libra.

"Pak Taher bilang, kalau hari ini dia akan membahas tentang sejarah. Kamu harus perhatikan benar-benar ya." himbau Jaka kepada anaknya.

"Siaap Ayah. Oh iya, sepertinya anak itu hari ini masuk deh Yah. Apakah Ayah yakin kalau dia bisa...?"

"Sudahlah Libra, ga perlu kamu terlalu fikirkan. Yang terpenting kamu fokus belajar saja dan jika ada waktu, kamu sudah bisa mulai menarik perhatian dia. Ayah harus stand by didekat rumah dia supaya pagi ini Ayah bisa dapat bid mengantar dia ke sekolah." lalu Jaka pun beranjak menuju mobilnya. Dan bergegas.

"Hari ini, aku harus bisa mendapatkan perhatian anak ini. Karena dia adalah kunci dari segalanya." semangat Jaka pagi ini. Dia adalah seorang driver Gokar, sebuah aplikasi transportasi online yang merajai transportasi hampir setengah abad. Bagi Jaka, dengan menjadi driver online akan lebih mempermudah ia mendekati "target".

"Selamat Pagi pak." sambut konsumen Jaka sambil membuka pintu mobil.

"Pagi, Tuan" sahut Jaka.

Pagi itu, kali ke 6 dalam 1 bulan ini Jaka mengambil bid konsumen tersebut. Sepertinya memang dia menjadi target Jaka. Jaka berfikir, bahwa konsumen ini adalah kunci dari keberhasilan misi yang ia jalankan.

"Ada apa ya bang? Kok dari tadi ngelihatin saya?" tanya penumpang tersebut merasa risih sedari tadi Jaka memperhatikannya lewat kaca spion.

"Tuan gak bosen pegang gadget terus?" tanya Jaka dengan sopannya. Akhirnya Jaka berhasil mendapatkan perhatian dari konsumen ini. Dalam 6 kali percobaan, Jaka tidak pernah mampu menarik perhatiannya. "Alhamdulillah,hari ini dia bisa beralih." Syukur Jaka.

"Maaf ya bang.... Jaka. Ini privasi saya ya!" sahut ketus konsumen itu. Terlihat sedikit kesal memang konsumen itu. Namun Jaka hanya membalasnya dengan senyum.

Tiba di SMA Negeri Jakarta. Tujuan konsumen tersebut.

"Sampai boss." Jaka memberitahu anak itu dengan sopannya.

"Oke bang, Thanks. Sudah pake Gope ya." dan iapun berlalu begitu saja.

Sebuah kemajuan untuk Jaka berhasil membuat anak itu berpaling dari gadgetnya. Dengan begitu, lensa mikro di spion Jaka berhasil membaca dengan penuh struktur wajah anak itu dan dapat memastikan bahwa ia adalah Artur Chandra Irawan, anak dari Presiden Teknologi Indonesia, Hendra Irawan.

"Halo, Libra sudah positif ya. Misi Ayah sukses. Selanjutnya Ayah serahkan kepada kamu." telfon Jaka kepada Libra.

"Tok..Tok.." bunyi kaca jendela mobil diketuk. Terlihat seorang tinggi tegap dan berkumis tipis berdiri disamping mobil. Diturunkannya kaca jendela oleh Jaka.

"Assalamualaikum Pak Taher." salam Jaka dari dalam mobil sambil menjulurkan tangan untuk salaman.

"Waalaikumsalam Jaka." sambut pak Taher.
"Sehat Jaka?"
"Alhamdulillah pak sehat. Titip Libra ya pak. Semoga anak itu bisa berteman dengan Libra."

"KRIIIINNNGGGG"

"Sudah bel masuk Jaka. Saya masuk dulu ya nanti saya kabari lagi. Assalamualaikum" pamit pak Taher seraya memberi salam dan berlalu.

Dan Jaka pun langsung tancap gas. Setelah misi pertama hari ini berhasil, Jaka berencana menuju ke kediaman rekan kerjanya.

Sampailah ia, namun ada yang aneh. Rumah rekannya terlihat terbuka pagar dan pintu rumahnya. Padahal biasanya selalu tertutup rapat.

"Wah, ada yang ga beres nih!" Jaka bergegas masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum. Di, Adi. Adi."

Akhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang