"Aku harus bagaimana? Ini semua tidak benar! Kenapa pak Hendra menyewa hacker untuk membuat aplikasi genosida seperti ini?!" fikir Alfi. Saat ini Alfi sedang mengikuti rapat dewan petinggi Teknologi Indonesia. Dalam rapat itu membahas tentang the Purge. Para pemilik Teknologi Indonesia akan mengadakan the Purge untuk pembersihan populasi yang sudah sangat padat di Indonesia. Selain itu untuk meningkatkan efek jera kepada para Revolusioner. Namun, the Purge bukanlah tanggung jawab TI. TI sudah menangkap organisasi hacker dunia yang berada di Indonesia. Dan mereka akan mengkambing hitamkan organisasi itu, Topeng Bajak. Alfi tahu siapa-siapa orang dibalik topeng itu. Salah satunya adalah Jaka dan Adi. Jika memang Jaka dan Adi sudah tertangkap, Alfi sadar waktunya pun tidak akan lama lagi.
Tak ada yang berani melawan keinginan Hendra dan para pemilik TI yang lain. Karena seluruh data karyawan bahkan pejabat di TI sudah dipegang oleh mereka. Jika ada pembelot, akan fatal akibatnya untuknya dan keluarganya. Alfi tak berdaya melawan kebijakan tersebut.
"Dalam rapat ini, kita sudah tentukan. Bahwa kita akan memasuki masa the Purge. The Purge akan dibagi beberapa gelombang. Untuk saat ini kita akan melakukan gelombang pertama. Kita akan menyerang gadget masyarakat." jelas Hendra pada rapat itu. Alfi ingin segera memberitahukan Libra dan Jaka. Namun Jaka sudah tertangkap, pastinya Jaka tidak akan memegang gadget. Hal yang paling bisa dilakukan Alfi adalah memperingati Libra. Tapi Alfi harus menunggu selesai rapat.
Seselesainya rapat, Alfi menuju ke WC. Ia segera mengabari Libra lewat messenger.
"Assalamualaikum sayang. Apapun yang terjadi besok, jangan kamu lihat gadget kamu. Apapun. Jangan! Setelah membaca ini kamu hapus chat ibu dan jangan kamu lihat lagi gadgetnya. Jangan dibalas!" tulis Alfi. Alfi berharap Libra sempat membaca ini sebelum esok dia berangkat sekolah. Alfipun keluar dari WC menuju ruangannya. Sebelum masuk ke ruangannya, vidiotron menyala dan terlihat Hendra siap memberikan pengumuman.
"Selamat Malam Teknologi Indonesia. Dimalam yang berbahagia ini. Saya akan mengumumkan bahwa esok kita akan melakukan tugas suci dari Tuhan. Harap umumkan untuk seluruh sekolah agar mewajibkan seluruh muridnya agar masuk. Baik negeri ataupu swasta. Seluruh siswa wajib masuk. Dan bawa gadget masing-masing dikarenakan, tugas suci tersebut diumumkan melalui gadget mereka. Terima kasih. Salam sejahtera untuk kita."
Alfi terkejut. Dia memprediksi bahwa target gelombang pertama adalah sekolah. Hendra menargetkan anak-anak.
"Astaghfirullah! Hendra biadab kau! Mengapa kau menargetkan anak-anak?!" Ucap Alfi dalam hati. Rasanya ia ingin menangis dan segera menjemput Libra. Namun, jika ia melakukan itu pasti segala sesuatunya akan hancur.
Setelah memasuki ruangannya,Alfi duduk terdiam. Ia tak tahu harus bagaimana.
"Tok..tok.. Alfi." suara dari balik pintu.
"Ya, silahkan masuk." Alfi mempersilahkan.
"Aa, pak Hendra. Silahkan duduk pak." ucap Alfi. Alfi bingung bukan main, dia ketakutan setengah mati. Ada apa Hendra memasuki ruangannya? Apakah Alfi sudah ketauan?"Alfi, besok adalah hari yang penting. Saya tidak akan mengabari Artur anak saya. Jika memang ia harus menjadi bagian dari the Purge ini, saya akan bangga. Saya tau anak kamu yang tidak taat pada pemerintah juga satu kelas dengan Artur. Saya harap kamu juga bisa ikhlas jika anakmu menjadi bagian the Purge." ucap Hendra. Mata Alfi berkaca-kaca. Ia menahan tangis. Kesedihan dari seorang ibu yang mengetahui bahwa mungkin esok adalah hari terakhir dari anaknya. Bahwa ia tak akan pernah bertemu dengan gadisnya lagi. Namun, ia harus tetap tegar dan berusaha mencari jalan keluarnya.
"Baik pak. Tapi jika diizinkan saya ingin bertemu anak saya dulu pak." mohon Alfi ke Hendra. Namun sepertinya itu tidak akan terkabul.
"Tidak bisa Alfi, kamu harus tetap disini. Seluruh karyawan tidak ada yang diperbolehkan pulang. Namun kamu boleh menghubungi anakmu lewat telfon. Tapi, jika kamu membicarakan hal ini, kamu membocorkannya,maka berat hukumannya Alfi." ancam Hendra. Tak berhenti disitu, Hendra juga menginginkan agar Alfi tetap disisi dia untuk program the Purge ini.
"Long live Lord Zavier." ucap Hendra sebelum meninggalkan ruangan Alfi. Alfi terkejut. Siapa Lord Zavier? Apakah ia yang memerintahkan the Purge ini?
Rabu, 15 Mei 2041. Hari ini terjadi gelombang pertama the Purge. Alfi beserta para pejabat dan pemilik TI berada di balcon laboratorium untuk menyaksikan eksekusi aplikasi the Purge. Alfi melihat dari atas, ada Adi bersamaan dengan hacker lain. Mereka bertugas menghack setiap gadget siswa dan mahasiswa di Indonesia agar dapat ditanamkan aplikasi laknat tersebut. Alfi hanya bisa diam. Ia tidak mampu berbuat apa-apa.
Tepat pukul 08.00, aplikasi itu diluncurkan. Dan, berhasil tepat sasaran 98%. 2%nya adalah Colleteral Damage. Dari situ, kami memantau dari semua CCTV kota dan sekolah. 100% sekolah-sekolah di Jakarta berhasil diserang the Purge. Dan dijalanan ibu kota, cukup banyak yang terkena Colleteral Damage. Banyak tergeletak mayat-mayat dijalanan dan disekolah. Sungguh pemandangan yang mengerikan. Alfi tak kuasa menahan tangis. Setegar-tegarnya wanita ini,ia tetaplah wanita. Selesai melakukan the Purge, mereka meneriakkan "Long Live Lord Zavier!! Long Live Lord Zavier!!" Alfi tak tau apa maksud mereka. Namun sepertinya Alfi harus mengikuti mereka agar tidak dicurigai.
Hari yang panjang untuk Alfi. Setelah ia menemani Hendra untuk memberikan konferensi pers palsu. Ia meminta izin untuk pulang.
"Baiklah Alfi, lebih baik kamu pulang dulu. Istirahatlah. Dan besok kamu harus kembali lagi ke sini."pesan Hendra sebelum Alfi pulang.
Alfi bergegas pulang. Ia ingin mencari tau bagaimana keadaan Libra. Diperjalanan, Alfi membayangkan bagaimana jika ia tertangkap basah berkomplot dengan Jaka dan Adi, yang sudah tertangkap. Ia tidak ingin semuanya berakhir begitu saja. Ia harus tetap bertahan di TI untuk mengetahui rencana-rencana lain. Akhirnya Alfi memutuskan untuk meminta bantuanku, untuk menarik ingatannya tentang rencana-rencana kita.
Sesampainya dirumah, Alfi menghubungi Libra dan aku. Tanpa Alfi sadari, ternyata sedari tadi Alfi sudah dibuntuti oleh orang-orang TI. Mereka sudah mencurigai Alfi, yang kemungkinan bocor dari Adi. Dan ternyata, selama Alfi bermalam dikantor untuk persiapan the Purge, rumah Alfi sudah dipasang banyak penyadap. Akhirnya orang-orang TI mengetahui posisi Libra yang mungkin sudah masuk ke dalam daftar nama mereka. Orang-orang itu segera mengabari Hendra bahwa Libra beserta Artur ada dirumah pak Taher.
"Saya siap pak Taher." ucap Alfi meyakinkan pak Taher untuk menarik ingatannya. Sambil meneteskan air mata. Alfi berharap agar ingatan tentang kebahagiaannya bersama Jaka dan Libra tidak hilang. Mata Alfi gelap. Segalanya gelap. Dan Alfi.. Tertidur tak sadarkan diri..
-End of Chapter 8-
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir
Mystery / ThrillerKamu akan dibawa ke masa depan. Sebuah vision tentang bagaimana masa depan yang sempurna untuk kita. Tekhnologi yang berkembang luar biasa pesat. Makin menyempurnakan manusia. Kamu akan melihat dunia yang tercipta memang untuk manusia. Untuk awal ma...