Part 3

22.5K 1.7K 8
                                    

Sekelebat masa lalu langsung menyerang Aira dengan spontan, gadis itu menatap wajah Keynard tanpa berkedip. Menyelidiki apakah Keynard yang dia kenal adalah pria yang sedang memeluknya sekarang ini.

"Lo Keynard?"

Keynard menaikkan sebelah alisnya, posisi mereka masih berpelukan. Mungkin saja jika orang lain melihat mereka akan salah sangka dengan posisi yang sedikit aneh menurut Aira. Pasalnya dia tidak pernah berpelukan seintim ini, mengingat gadis yang baru saja merayakan ulang tahunyya ke 26 tahun ini belum pernah merasakan yang dinamakan pacaran.

Bukan tanpa sebab, semua pria yang mengantri untuk menyatakan cinta untuknya langsung dibantai habis oleh papa tercinta. Bukan dibantai secara fisik, namun lebih kearah jiwa. Papanya tidak segan-segan meneror siapa saja yang mendekati anaknya itu.

Aira tersenyum miring, gadis itu membalas pelukan Keynard membuat pria itu sedikit terhentak karena terkejut.

"Terlalu kangennya ya?"

"Jangan terlalu percaya diri, gue ngelakuin hal ini ada alasannya."

Baiklah, tinggal menunggu orang tuanya datang kemari, kemudian Keynard akan tertangkap basah sedang memeluknya. Setelah itu papanya akan menghempas jauh-jauh pria tengil ini dari hadapan Aira.

Tanpa disangka Keynard menelusupkan wajahnya di sekitar bahu Aira membuat gadis ini merinding, "Aroma lo masih sama, boncel."

Merasa risih, Aira menggerakkan tubuhnya. Ini benar-benar diluar rencana dan juga kapan orang tuanya datang kemari.

Ketika dia ingin menginjak kaki Keynard, suara berat dari seorang pria menghentikannya.

"Key, om kira kamu kemana aja, rupanya lagi kangen-kangenan sama Aira."

Aira menatap tidak percaya pada papanya. Hei bukannya jika papanya melihat adegannya berpelukan bersama Keynard. Papanya akan membuang Keynard dari sini. Tapi mengapa ucapan dari papanya seakan-akan papanya itu membiarkan kelakuan Keynard sekarang pada dirinya.

Sontak saja Aira langsung mendorong tubuh Keynard membuat pria itu sedikit hilang keseimbangan, untung saja dia tidak terjatuh.

"Papa, Keynard tadi meluk Aira lho!"

Papanya hanya tersenyum tipis, hal ini membuat Aira tambah kebingungan. Apalagi pria yang sudah menginjak umur 50an itu dengan bangga melangkah ke arah Keynard kemudian menepuk kedua bahu pria itu dengan bangga.

"Dengan ini om sangat yakin untuk mempertunangkan kalian secepatnya."

Tunggu sebentar, apa Aira tidak salah dengar. Papanya baru saja berbicara tentang pertunangan. Siapa yang akan bertunangan!.

"Pa, Apa maksudnya dengan mempertunangkan kami?" Aira menatap lekat-lekat wajah papanya, melihat apakah ada segaris kebohongan yang papanya perlihatkan.

"Dua hari lagi kamu akan bertunangan dengan Keynard, siapkan dirimu," ucap papanya dengan nada ketus, kemudian dia berlalu pergi bersama Keynard yang mengikutinya.

Aira sendiri?

Dia hanya menatap punggung kedua pria itu dengan mulut yang hampir terbuka sempurna.

Benar-benar, hari ini hari yang paling aneh selama hidupnya.

=-=

Dia mecubit kedua pipinya, mencoba menyadarkan dirinya yang mungkin sudah tertidur nyenyak di tempat tidur. Namun nyatanya yang dia rasakan hanya rasa nyeri dan sedikit bercah kemerahan menghias pipinya.

Ini bukan mimpi, semua yang dia dengar pun bukan khayalan belaka.

Dia akan dipertunangkan dengan Keynard dua hari lagi?

Rasanya ingin sekali dia mengantukkan diri ke dinding, kemudian orang tuanya akan melihat tubuhnya yang mengenaskan ini tergelatak bercucuran darah, Ah... mungkin dia akan membuat surat wasiat terlebih dahulu yang isinya penolakannya atas pertunangan ini dan juga segala kejelekkan tentang Keynard akan dia lampirkan juga.

Ide bagus, Aira memposisikan kepalanya didepan dinding, ketika siap mengantukkan kepala. Seorang pria yang tidak ingin dirinya lihat lagi muncul dari balik pintu.

"Mencoba bunuh diri sayang?"

"Shut up your mounth, dasar bocah tengil kuadrat, kenapa lo muncul lagi? Gak puas lo udah neghancurin hidup gue dulu? Lo seharusnya stay di Paris aja selamanya, kalau bisa muka lo gak pernah nangkring di hadapan gue, ngerusak pemanadangan tau gak!"

"Gue muncul karena lo sedang kesepian, gue tau gimana menderitanya seoranga cewek yang belum pernah pacaran dan gue disini untuk menghapus penderitaan yang lo alami."

Langsung saja Aira melempar bantal kearah wajah pria itu. Namun gerakan Keynard menjauh jauh lebih cepat membuat bantal yang tadinya terarah pada Keynard kini menimpa vas berbentuk doraemon kesayangannya. Langsung saja vas itu terjatuh kelantai hingga hancur berkeping-keping.

"Are you--, Doraemon gue!" teriaknya, kakinya langsung melangkah menuju kearah kepingan vas yang berserakan dilantai. Namun langkahnya ditahan oleh Keynard yang menggenggam sebelah tangannya.

"Menjauh Hon, gue gak mau lo terluka."

"Salah siapa emang? Semua gara-gara lo tau gak! Lo itu pembawa sial dalam hidup gue!" teriaknya, gadis itu menghentakkan tangannya agar genggaman Keynard terlepas, "Bisa gak sih lo menghilang aja dari hidup gue!"

"Gue gak bisa menghilang begitu saja, lo gak tau seberapa menderitanya gue di Paris tanpa kehadiran satu-satunya kurcaci yang paling gue sayang," ucap Keynard, hingga pada akhirnya Aira berhenti memberontak.

Gadis itu menatap sengit kearah Keynard, "Apa maksud lo tentang kurcaci?"

"Setidaknya lo dari dulu sampai sekarang lebih pendek dari gue, wajar jika gue masih manggil lo kurcaci."

"Gue gak pendek, lo lihat seberapa tingginya gue sekarang!"

"Lo masih pendek dari gue, Honey."

"Berhenti manggil gue Honey!"

"So? lovely? Sweetheart? Sweety? atau boncel?"

Aira sudah benar-benar muak dengan kelakuan Keynard yang satu ini, gadis itu langsung saja menggigit tangan Keynard yang sadari tadi masih betah menggenggam tangannya. Setelah melihat pria itu meringis kesakita Aira langsung berlari keluar kemarnya.

Keynard sendiri ditengah kesakitannya hanya bisa sedikit tertawa kecil, kemudian pria itu menoleh kearah gadis yang berusaha menghindarinya.

"I got you, Little Aira"

Fiance [#1 Baskoro Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang