Sesampai di kelas mereka melihat sunni yang sedang menggerjakan tugas.
'nih sun, es semangka pesanan mu'
'terimakasih kawan ku'. Balas sunni dengan wajah sumringah.'beri tahu sekarang saja'
'jangan, jangan sekarang. Ga tepat suasananya'
'terus mau memberitahu nya kapan?'. Bisik-bisik ketiga kawan nya yang tak sengaja di dengar oleh sunni.'kalian ini kenapa sih? Beritahu tentang hal apa?'. Ucap sunni,yang mendengar bisik-bisik kawan nya itu.
'tidak sun tidak'. Balas aurel dengan wajah tidak meyakinkan.
'kalian menyembunyikan sesuatu pada ku?'. Sunni mulai penasaran.
'tidak sun, bukan apa-apa. Akan ku beritahu tapi dengan satu syarat'.
'apa syarat nya?'
'jangan bersedih jika sudah kita beritahu'
'iya iyaa, cepat beri tahu'
'janji ya sun, kau jangan bersedih apalagi sampai meneteskan air mata'
'iyaa aku janjii, cepat beritahu pada ku'. Paksa sunni.'tadi, kita ke kantin melihat mondi sedang menembak adik kelas'. Ucap aurel dengan perlahan.
Sunni terdiam.
1detik2detik
3detik
'kalian serius?kalian tidak berbohong pada ku?kalian kenal siapa adik kelas itu?'. Ucap sunni tanpa jeda.
'iya kita serius, kita melihat nya langsung, mondi menembak adik kelas di keramaian kantin, memberikan bunga dan coklat'.
Sunni terdiam kembali.
1detik2detik
3detik
Dan dia tidak mengucapkan satu patah kata pun. Matanya dipenuhi oleh air. Sunni kelihatan seperti sedang menahan air mata agar tidak mengalir ke hidung ke pipi bahkan sampai terjatuh. Sunni tidak ingin menangis dihadapan teman-teman nya. Sunni tidak ingin teman-teman nya tahu bahwa dia masih menangisi laki-laki yang sudah jelas tidak pantas untuknya lagi.
Tetapi, sunni tak dapat membendung air matanya terlalu lama lagi, karna mungkin hati nya sudah sangat sakit, sesak, pedih, perih. Akhirnya tanpa ucapan, air mata sunni mengalir ke hidung dan membasahi pipi. Pipi yang dulu mondi suka mencubiti nya karna seperti bapau, kini terbasahi oleh air mata.