Sesampai dirumah bunda menyambutku dengan senyum sumringah nya.
'assalamualaikum bun'. Ucapku yang tak semangat sambil mencium tangan bunda ku.
'walaikumsallam, kau mengapa sun?seperti tidak bergairah. Kau sakit?'. Balas bunda ku sambil memegang jidat ku.
'Tidak bun, aku hanya cape'.
'ohh, yasudah sana ganti pakaian mu. Oiya di meja ada roti O kesukaan mu, tadi sehabis dari rumah tante bunda membelikan untuk mu'.Aku memasuki rumah, baru beberapa langkah ada aroma yang merasuki hidung ku. Aroma yang sudah khas dalam penciuman ku namun tidak pernah membuat hidung ku bosan untuk menycium aroma roti O itu.
Nyata nya, aroma roti O kalah dengan magnet kasur yang menarik ku untuk segera berbaring.
Tanpa mencari tahu dimana keberadaan aroma roti O , aku langsung memasuki kamar ku, dan membaringkan badan ku.Ntah mengapa, hari ini aku sedang sangat tidak mood. Mungkin karena perkataan aurel, sella, berliana tadi disekolah yang melihat fenomena tidak bermutu. Tapi, mengapa tadi mondi mengejarku untuk memberikan tempat makan ku? Apa aurel yang sengaja menyuruh nya?
'aurel, iya iya aku harus menanyakan pada nya'
Cepat cepat sunni menggambil ponsel nya.Whatsaap
Miftakhul Sunni azzahra: aurel, mengapa tadi tempat makan milik ku ada di tangan mondi? Kau sengaja menyuruh nya untuk memberikan nya pada ku?
Send 14:590812*****
AurelliaPermata: aku tidak menyuruh nya sunn, tadi aku ingin mengembalikan tempat makan milik mu, tapi tanpa aba-aba mondi meraih tempat makan milik mu dari genggaman ku, dan dia bilang'biar saya saja yang mengembalikan tempat makan nya'.
Read 15:000812*****
AurelliaPermata: sudah dikembalikan tempat makan mu?
Read 15:05Miftahkhul sunni azzahra: sudahh.
Send 15:05Aku memutar mutar otak ku, berfikir apa maksud dari semua ini.
Sedikit sakit rasanya hati ku mendengar fenomena diujung kantin mondi menembak adik kelas. Percaya tidak percaya memang ini lah kenyataan nya.
Mudah sekali bagi mu mendapat perempuan baru. Secepat itu kau menyebar luka pada ku. Luka yang belum kering, kini kau timpa lagi dengan luka baru. Setega itu dirimu, sejahat itu perlakuan mu, selicik itu cara mu menyakiti ku. Kau, tidak seperti yang aku bayangkan selama ini. Aku salah sudah menceritakan betapa indah nya dirimu kepada semua orang, hingga mereka mengira kau adalah pilihan tepat ku. Aku salah. Aku salah. Aku sangat bersalah.
Jika aku kemarin menceritakan tentang indah dirimu, apa sekarang aku boleh menceritakan tentang buruk nya kamu?
Tidak ya tidak usah. Baik buruk nya dirimu biar hanya aku saja yang tahu. Tapi jika kau semakin memberi luka pada ku sama saja kau mengumumkan sendiri buruk nya dirimu kepada semua orang.
Sedikit mengukir, banyak luka nya. Kau buruk.
Budayakan memberi vote setelah membaca. Terimakasih:)