BAGIAN #7

1.8K 269 11
                                    

“Kenapa kau ada di Jepang saat aku mengalami kecelakaan Yunho? Kenapa kau berada disana?”

Yunho mendekat, menghilangakan jarak  di antara dia dan Jaejoong. Tapi tidak menyentuhnya sama sekali. Ia meletakkan tangannya pada sisi dinding dimasing-masing bahu Jaejoong. Tatapan musangnya mengunci  mata Jaejoong. “Karena aku harus melihatmu.”

“K-kau bisa mengatakannya padaku. Kau bisa menemuiku—“

“Pernahkah kau menginginkan sesuatu sampai benar-benar membuatmu kehilangan akal... “ Yunho berbisik saat dia menundukkan kepalanya. “Sampai kau tidak bisa memikirkan hal lain. Semuanya adalah kebutuhan, hasrat yang tidak pernah berakhir yang terus membuatmu bergolak”

Jaejoong memberikan anggukan kecil. “I-itu yang kurasakan padamu Yun...”

Yunho semakin mendekatkan bibirnya di telinga Jaejoong, membuat namja cantik itu menahan nafasnya. Ini adalah pengakuan Jaejoong yang mampu membuat hatinya membuncah.

“Dan itu juga perasaanku padamu Jaejoongie. Tidak ada hal yang lainnya. Hanya kau.” Tangan Yunho bergerak dan meraih bagian belakang kepala Jaejoong. Mendekatkannya lalu memberikan kecupan yang sangat lembut disana.

Yunho mengulurkan jemarinya dan menepikan helaian surai Jaejoong yang menutupi telinganya. Lift masih berjalan. “Saat kau berumur lima belas tahun, kau memiliki mimpi. Menyanyi.” Yunho ingat saat Jaejoong mengatakan padanya bahwa dia sangat ingin tampil di pertunjukannya sendiri, menjadi penyanyi utama dan bersinar di panggung. “Hanya sekali aku melakukan hal yang benar.”

Aroma Jaejoong selalu berhasil membuat Yunho bergairah.

“Aku membiarkanmu pergi.” Suara Yunho berubah parau. “Hal itu benar-benar  membunuhku secara perlahan. Tapi aku membirakanmu pergi, karena aku ingin kau bahagia Joongie.”

Jaejoong menggelengkan kepalanya. “Yunho...”

“Aku tidak punya apapun yang bisa kutawarkan padamu. Aku miskin, dan kau sangat mengagumkan Jae. Aku melihatmu menyanyi, sangat sering. Aku tahu kau bersinar di panggung impianmu.” Yunho berbicara sembari menahan hasrat yang selalu muncul saat ia menatap bibir cherry Jaejoong. Dia selalu menginginkan bibir itu. “Tapi... aku tahu kau pasti akan meninggalkan semua itu dalam sekejap, karena kau menginginkanku.” Karena Yunho sangat tahu bahwa Jaejoong begitu mencintainya.

Cinta yang sangat nyata, murni, tulus, dan tanpa keraguan. Cinta yang sangat berharga bagi Yunho, karena hanya Jaejoong yang mampu memberikannya. Tidak dengan orang tuanya ataupun orang lain. Hanya Jaejoong. Karena itulah, Jaejoong adalah hal yang paling berharga dalam hidup Yunho.

“Aku tidak ingin kau meninggalkan semuanya demi aku. Jadi aku mengatakan padamu hubungan kita selesai, dan kita berakhir. Aku mendorongmu pergi. Aku... aku menyakitimu...” Yunho tertunduk dalam. Kedua tangananya berada di kedua sisi bahu Jaejoong. “Mulai saat itu aku sudah berjanji pada diriku sendiri. Aku tidak akan pernah menyakitimu lagi.”

“Aku berusaha. Tanpa sedikitpun menyerah. Hingga sesuatu yang terjadi di medan perang membuat segalanya berubah.”

Jaejoong masih menunggu Yunho bercerita kembali. Namun lift berhenti  dan memberikan jeda pada mereka untuk keluar dan menuju penthouse Yunho.

“Apa yang terjadi Yunho? Sesuatu apa?” tanyanya begitu ingin tahu lanjutan kisah itu. Yunho memasukkan digit kode dan membuka pintu. Menuntun Jaejoong duduk di sofa nyaman lalu dia sendiri berjalan menuju bar mini di dekat dapur.

Yunho kembali dengan membawa dua gelas anggur. Meletakkannya di meja, kemudian menarik Jaejoong untuk berdiri. Dia duduk di sofa itu, menarik tubuh Jaejoong kembali duduk. Di pangkuannya. Ini adalah posisi favoritnya. Saat Jaejoong duduk di pangkuannya, kehangatan selalu menyelimuti hatinya.

Mine To Take (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang