BAGIAN #6

1.8K 263 13
                                    


"Kau tidak melihat siapapun?” ucap Changmin dengan nada menuntut saat mereka berada di dalam ruangan introgasi.

Yunho duduk dengan kaki terbuka sembarangan di depannya. Shim Changmin, detektif itu bersikeras agar Jaejoong dan dirinya datang ke markas untuk wawancara mengenai kebakaran di studio musik milik Jaejoong.

Seandainya Yunho terlambat datang ke studio, Jaejoong tidak tahu mungkin dirinya dan Yoochun sudah menjadi abu bersama studio itu.

“Aku tidak melihat siapapun.” Jaejoong berkata pelan. Sebisa mungkin ia tidak boleh berteriak lagi jika tidak ingin suaranya hilang kembali. “Tapi aku mendengarnya saat dia menumpahkan bensin.”

“Bagaimana kau tahu itu bensin?” Changmin berhenti mondar-mandir dan memicingkan matanya pada Jaejoong.

Jaejoong menyisir rambutnya. Ada bekas torehan hitam di leher kanannya yang begitu kontras dengan kulit putihnya. “Baunya sangat khas, aku mencium bau menyengat itu.”

Changmin menatapnya lagi.

Sementara Yunho mengangguk-anggukkan kepalanya. Semua ini sangat membuang waktunya. “Bisakah kau memastikannya detektif? Mencari si brengsek yang melakukan semua ini? Dari perhitunganku, ini adalah sebuah kejahatan yang di sengaja. Pembakaran dan penyerangan. Bahkan lebih seperti usaha pembunuhan.”

Bibir Changmin merapat. “Kau tidak melihatnya?”  tanyanya lagi mencoba mencari keyakinan di mata Jaejoong.

“Lampunya mati.” Jaejoong menggelengkan kepalanya. “Aku hanya melihat kilatan cahaya korek api. Lalu aku mendengar suaranya.”

Yunho menengang. Jaejoong tidak menceritakan bagian ini. Belum menceritakan tepatnya.

“Apa katanya.” Desak Changmin.

“Sama seperti sebelumnya. Aku akan menjadi satu-satunya.” Jaejoong menjadi sangat pucat.

“Kau tidak mengenali suaranya?” Changmin menarik kursi ke arah luar berlawanan dengan meja. Dia memutarnya lalu duduk menaruh tangannya di atas sandaran kursi. “Kau tidak familiar sama sekali dengan suara itu?”

“Dia berbisik serak. Jadi, a-aku tidak bisa mengenali suaranya. Aku masih tidak tahu siapa dia dan apa alasannya melakukan ini padaku.”

Jari-jari Changmin mengetuk kursi. “Kau pikir dia orang yang sama yang menyebabkan kecelakaanmu di Jepang?” Changmin meraih sebuah map di atas meja berwarna kuning cerah. Dia membukanya dan mendorong sebuah foto hitam putih  ke arah Jaejoong.”

Itu adalah foto mobil Jaejoong.

Yunho melihat foto-foto itu lalu menengadah dan mendapati bahwa Shim Changmin juga tengah menatapnya. “Saat kau melakukan perjalanan kecilmu ke Jepang, aku melakukan penyelidikan.” Ujar detektif bermarga Shim itu.

“Aku berbicara dengan detektif  Fujisato di Jepang.” Changmin melihat sekilas kearah Jaejoong. “Detektif Fujiato yakin seseorang menyerangmu di jalan.”

Jaejoong mengangguk.

Yunho menaruh kembali foto itu di atas meja. “Kami juga bicara pada Fujisato. Detektif itu tidak percaya cerita Jaejoong—“

“Karena tidak ada saksi lain saat terjadinya tabrakan. Tidak ada tanda-tanda goresan atau cat dari mobil lain yang menempel. Tidak ada tanda-tanda sama sekali.”

“Mobilku...”  suara Jaejoong hampir terdengar. “Berputar 4 kali. Sesuatu mendorongnya dengan kuat. Ada banyak bukti di tempat itu.”

“Fujisato pikir itu adalah kecelakaan tunggal.” Lanjut Changmin. Tatapannya terpaku pada wajah Jaejoong. “Aku bukan Fujisato, jadi aku tahu ada ketakutan yang jelas terlihat padamu. Aku tahu Jaejoong-ah.”

Mine To Take (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang