Paris dalam masa musim gugur dengan titik rendah sehingga membuat udara dingin semakin menguar.
Gadis dengan rambut cokelat sebahu dan gradiasi hazle mata senada dengan rambutnya hanya diam dan menikmati pemandangan dari luar kaca jendela mobil mewahnya. Sambil terus mendengarkan lagu dari Ipod juga memasang earphone di kedua telinganya.
Masih teringat jejak rekam beberapa hal kegiatan sebelum tiba di Paris, kota dengan sejuta penawaran romantis juga pemandangan indah di dalamnya. Ingatannya berpendar dan bibir tipis merah mudanya sedikit mengulum senyum. Mulai dari Mom juga Ibu mertuanya yang menginginkan segera seorang cucu. Juga percakapan saat menemani Sarah meluncurkan dress-dress koleksinya.
Menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan, Amora, gadis yang belum genap seminggu menikah itu hanya tersenyum tipis dan mulai mencoba menutup kedua bola matanya. Keadaan hening di dalam mobil. Membuatnya semakin membenci perjalanan ini.
Sedang di sampingnya, duduk lelaki tampan dengan earphone terpasang di kedua telinganya, juga hoodie hitam panjang serta topi yang bertengger manis menutup rambut cokelat emasnya.
Pikirannya terpecah kebeberapa hal pada kejadian dua hari yang lalu. Entahlah. Hanya saja sedikit terselip rasa bersalah pada gadis yang duduk di sampingnya saat ini. Sesekali ekor matanya melirik dan mendapati raut wajah dengan tatapan kosong memandang keadaan di luar jendela yang sepertinya jauh lebih menarik.
Lelaki itu menyadari, kejadian dua hari yang lalu sangatlah terdengar keterlaluan untuk gadis itu. Dan sampai saat ini, kondisi hening semakin menyelimuti perjalanan keduanya.
Ya, mansion pribadinya memang berada jauh dari hiruk pikuk kota Paris. Sengaja lelaki itu membangun mansion pribadinya di pedesaan dengan kondisi yang asri dan tenang. Walaupun sedikit memakan waktu hampir satu jam lebih, namun percayalah bahwa keindahan dan asrinya alam tak akan membuat jenuh mata memandang. Udara yang alami juga sejuk mendukung kondisi indah di saat matahari menampakkan cahaya emasnya dari arah timur. Dan semburat kemerahan dengan semilir angin lembut di arah barat.
Xander, lelaki itu hanya diam dan jari jemarinya beberapa kali terlihat mengetikkan sesuatu pada ponsel pintarnya. Dan senyum manis yang tak pernah di tunjukkan pada orang lain terukir. Hanya kepada orang-orang tertentu saja.
Sopir yang nengemudi hanya sesekali melirik kearah belakang pada Tuan dan Nyonyanya lewat spion dan detik selanjutnya memfokuskan pada menyetir.
****
"Kita sudah sampai Tuan." Sopir yang terlihat masih berumur sekitar 35 tahun itu hanya tersenyum manis kearah Tuannya dan segera bergegas turun menuju ke belakang mobil menuju bagasi dan membawa koper koper besar itu ke dalam mansion yang berada di depannya setelah mendapat anggukan dari Tuannya.
Xander hanya menghadap ke samping sebentar dan menelisik wajah cantik nan anggun di depannya. Tak di pungkiri jika gadis ini memiliki daya pikat pesona sendiri dari dalam dirinya. Terbukti, ketika beberapa waktu lalu sahabatnya sekaligus rekan bisnisnya berdecak kagum melihat gadis ini walau hanya sedang tersenyum simpul.
Xander mengelus pipi halus sehalus sutra pelan guna membangunkannya, "Hei bangunlah, kita sudah sampai." Terlihat, kedua bola matanya bergerak perlahan. Xander segera menjauhkan tangannya dan berpura-pura segera turun dari mobil. Meninggalkan gadis yang beberapa hari ini menyandang nama belakangnya. Memasuki mansion dan menuju ke kamarnya.
Amora sedikit merenggangkan otot-ototnya dan segera turun dari mobil. Matanya membulat sempurna melihat bangunan mewah di depannya. Rumah dengan gaya minimalis namun terlihat elegan juga mewah. Walau tak berlantai dua, namun lihatlah, rumah ini sungguh hunian impian semua orang. Amora segera melangkahkan kaki jenjangnya menuju ke dalam dan beberapa pelayan yang sudah berdiri menyambut di ambang pintu masuk. Terhitung ada tiga pelayan dengan satu kepala pelayan yang berumur sekitar 38 tahun. Amora hanya tersenyum dan segera masuk ke dalam mansion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep End ✓
RomanceTAMAT DI DREAME Dari awal, hubungan ini tak seharusnya terjalin. Lelaki tampan dengan sorot mata tajam dan dingin. Aku tak menyangka akan bertemu dengannya dan bahkan satu atap bersamanya. Tak dipungkiri akan ketampanan dan pesona yang mampu membuat...