"Adekk... Mau pulang mah, pah. Adek gak suka disini" Mohonku kepada Mama dan Papa.
Tiba-tiba masuk seorang dokter cantik keruanganku.
"Pak, buk. Caitlin sudah boleh pulang" Ucapnya tak lupa dengan senyum keramahan diwajahnya.
"Silahkan di urus administrasinya" lanjutnya dan berlalu.
Setelah itu, Papa langsung keluar dari ruanganku untuk mengurus semuanya.
Aku pun bersiap-siap untuk pulang.
***
Kak Dylan dan Salsha pulang kerumahnya masing-masing.
Aku pulang bersama Mama dan Papa.Setelah sampai dirumah aku langsung menuju kamar untuk membersihkan diri dan istirahat.
Aku menghentikan langkahku saat melewati meja rias di kamarku. Aku melihat diriku dikaca. Ku perhatikan setiap perban yang ada di wajahku.
Tadi saat aku tertidur di jam bu Resi. Aku dihukum membersihkan toilet.
Saat aku mengepel lantai, aku melihat seseorang yang menggunakan masker memasuki toilet diikuti 2 orang temannya dibelakang yang juga mengenakan masker. Ia berjalan semakin dekat padaku. Aku tidak bisa melihat jelas wajahnya karena ditutupi masker.
Aku menghentikan pekerjaanku saat mereka sudah berada tepat di depanku. Tiba-tiba 2 orang yang dibelakang tadi mencengkram lenganku cukup kuat. Hingga aku meringis kesakitan. Lalu, orang yang satunya lagi menutup mulutku dengan sapu tangan berwarna hitam. Setelah itu aku tak tahu apa-apa lagi. Dan saat aku tersadar aku sudah berada di taman belakang sekolah dengan wajah penuh memar dan kepalaku sakit sekali. Sepertinya aku tadi pingsan.
Aku mengibas tanganku di depan wajahku. Ah sudahlah. Aku tak perlu memikirkan itu lagi. Paling orang-orang iseng.
Aku beralih dari meja rias menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
***
Setelah selesai mandi, aku turun kebawah untuk makan malam bersama kedua orang tuaku.
"Gimana dek? Udah baikan?" tanya mama.
Aku menggeser kursi disamping Mama lalu duduk.
"Udah lumayan sih mah" jawabku.
"Kamu tadi itu kenapa? Kamu berantem disekolah?" Kali ini Papa yang bertanya.
"Enggak kok pah. Udahlah gak usah terlalu dipikirin" sambil menyendokkan nasi kepiringku.
"Kalo ada apa-apa cerita sama mama sama papa sayang. Jangan didiemin begitu" Ucap Mama lagi.
"Ini bukan masalah sepele lho. Kamu sampe pingsan begitu. Papa gak mau anak papa jadi korban pembullyan disekolah"
"Kalo begitu besok papa akan kesekolah kamu untuk bilang ke kepala sekolah tentang kejadian tadi"
"Ini harus ditindak lanjuti. Kalau bisa orang yang sudah bikin kamu kaya gini harus dikeluarin dari sekolah"
"Iyaa dek. Baru juga satu minggu sekolah kamu udah kaya gini. Gimana kalau kamu pindah sekolah aja?" Tambah mama.
"Gak usah mah" jawabku singkat lalu dengan cepat menghabiskan makan malamku.
Setelah selesai makan, aku langsung ke kamar. "Oh iya Pah, besok papa gak usah kesekolah ya. Adek gak mau ada masalah apa-apa disekolah. Adek janji deh masalah ini gak bakal terulang lagi" Ucapku pada papa sebelum berlalu ke kamar.
***
Aku menghempaskan tubuhku diatas kasur king size milikku ini. Aku lelah sekali hari ini. Tiba-tiba ponselku berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku & Kamu. Kita.
Teen FictionTak ada yang tahu, bukan? Kapan mereka akan bertemu jodoh yang sebenarnya? Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang sama sekali tidak menganggapnya serius? Apa mungkin yang menemanimu sekarang adalah jodohmu? Atau? Ini hanyalah permainan dunia yan...