Chapter 5

123 11 1
                                    

Sudah lama sih. Sejak kelas 2 SMP aku sudah punya sebuah toko coklat. Tentu saja ini ide Papa dan Mamaku. Katanya supaya aku bisa belajar bisnis.

Flashback On.

"Aduhh Papa. Adekkan masih kelas delapan. Gak perlu lah belajar bisnis segala. Kan bisa nanti saja kalo sudah besar"

"Ini itu buat bekal kamu di masa depan nanti sayang. Kalo bisa belajar dari sekarang kenapa enggak ya kan?" Ucap Papa menasehatiku.

"Dicoba aja dulu. Siapa tahu betah" Mama yang sedang menonton tv pun ikut merayuku.

Tanpa menjawabnya, aku berlalu begitu saja kekamar.

"Kenapa sih harus belajar bisnis dari sekarang? Kan masih kecil, masih waktunya main waktunya jalan-jalan, belanja ini itu."

"Bisnis kan bisa nanti-nanti saja kalo sudah besar. Lagian juga nanti kan bisa masuk kuliah bisnis. Masih banyak waktu kok"

"Papa sama Mama ada-ada aja deh. Nanti waktu buat main sama temen-temen malah jadi buat jaga butik mama"

"Udah gitu kan aku gak terlalu ngerti tentang fashion."

"Nanti kalo orang yang datang kebutik menanyakan tentang fashion mana bisa aku menjawabnya"

"Arghhhh"

Aku jadi kesal sendiri.

Tiba-tiba Mama dan Papa masuk kekamarku.

"Gimana kalau toko coklat?" Tanya Papa tanpa banyak basa-basi.

"Kamu kan bisa bikin coklat. Kamu juga suka coklat kan?"  tambah Mama.

"Coklat?"  Aku seperti tertarik karena aku sangat suka coklat. Dari kecil mama selalu mengajarkanku membuat coklat.

"Iya. Gimana?"

"Nanti biar papa tanya Pak Wijaya. Anaknya yang perempuan kayanya bisa bantu-bantu kamu deh"

"Iyaa biar kamu gak sendirian. Nanti juga mama akan carikan asisten-asisten kamu. Supaya kamu gak terlalu fokus sama toko coklatmu. Bisa bagi waktu juga buat sekolah"

"Iyaa deh mah. Mama sama Papa aja yang atur" ucapku pasrah.

Flashback Off.

Sejak saat itu tugasku bertambah. Aku menjaga toko coklat. Aku juga yang membuat coklatnya bersama mbak Siska, anak teman papaku. Mbak Siska sedang kuliah semester 2 di ISI Yogyakarta. Jadi, aku yang membuat coklat dan mbak Siska yang membentuknya. Asisten-asistenku juga sudah ku berikan resep coklatku. Jadi saat aku berada disekolah dan mbak Siska ngampus, asistenku yang mengerjakan semua tugas kami.

***

Sepulang sekolah aku segera menuju toko coklat ku. Tentu saja bersama kak Dylan.

"Loh kak, kok berhenti disini" tiba-tiba ia memberhentikan mobilnya di sebuah cafe. Aku mendadak bingung. Bukannya kita mau ke toko coklat?

"Kamu pasti belum makan kan? Kita makan dulu yuk. Aku lapar"

Kamu? Aku? Sejak kapan aku dan kak Dylan pake aku-kamu? Kok jadi aneh ya saat kak Dylan merubah panggilan menjadi aku-kamu.

"Gu-gue tadi udah makan kok kak."
"Yaudah kalo gitu, kamu temenin aku makan ya."
"Iya deh kak"

Setelah itu aku dan kak Dylan masuk ke cafe tersebut, kak Dylan memesan makanannya. Sedangkan aku sibuk dengan ponselku. Tadi aku menyuruh Salsha untuk ikut denganku ke toko coklat. Tetapi, ia sedang ada urusan. Dan katanya akan menyusul. Aku mengirim alamat tokoku padanya. Tak lama pesanan kak Dylan pun datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku & Kamu. Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang