Tak Tahu Diri

109 4 0
                                    

Sudah separuh waktu berlalu, aku tersadar bahwa berjuang di kota orang sungguh butuh tenaga ekstra untuk aku lakukan. Bagaimana tidak, satu pekanku penuh dihujani dengan jadwal perkuliahan yang begitu padat. Hingga untuk sebuah kenikmatan mengagumi kota ini pun tak pernah sempat. Hampir satu setengah tahun aku hidup di perantauan, tak sedikitpun tempat-tempat indah aku kunjungi. Begitupun perihal hati, sampai saat ini tak pernah ada perempuan yang menjadi tambatan hati.

Pada suatu ketika, pada situasi yang tak pernah terencana, pada waktu yang sedikit lenggang, lensa mata ini menangkap sesosok raga yang begitu mempesona. Satu perempuan yang membuat bumi ini seketika berhenti berotasi. Seolah kau poros darinya. Mampu menghentikan bola-bola mata para lelaki yang memandangnya. Kau istimewa. Dalam peta kau tak pernah ada, tetapi nyata adanya.

Satu hal yang aku tahu, semesta kali ini berkonspirasi. Kita berada dalam satu kelas yang sama. Aku yakin kali ini Tuhan berpihak padaku.

Kalau kau pernah dengar bumi berotasi pada porosnya, kau adalah poros dari segalanya. Aku rela 24/7 mengitarimu menjadikanmu pusat hidupku. Entah kau memakai jurus pemikat jenis apa, hingga aku yang tak tahu apa-apa ini menjadi korbannya. Jika kau pernah mendengar orang kecanduan akan obat-obatan. Kini aku menanggungnya. Bedanya bukan obat yang membuatku tercandu, melainkan kau, senyuman dan parasmu yang mampu membuatku rela berkali-kali sakau olehnya.

Kali ini Tuhan menciptakan bidadari dengan begitu nyata. Bahkan manusia biasa sepertiku mampu melihatnya. Bukan hanya melihat, aku bisa merasakan bahwa kau benar-benar membuat sekitar menjadi bergetar. Para lelaki pasti rela berhenti sejenak dari aktifitasnya hanya untuk menikmati ciptaan Tuhan sepertimu. Begitu pun aku, rela tak mendengarkan materi di kelas demi melihat raut wajahmu yang tiada pernah memelas.

Selalu tersenyum,

Selalu bahagia,

Selalu memberikan warna.

Kau tahu apa yang dilakukan lelaki jika dirinya telah jatuh hati pada seorang perempuan. Segala upaya perjuangan dia lakukan. Bahkan untuk sekedar tahu apa makanan favoritmu pun begitu mudah dia mencari tahu. Apalagi rumahmu? Kost-anmu? Semua akun lini masa mu kini menjadi menu utama di kala santap malamnya. Kami deretan para lelaki kesepian menghabiskan hari hanya untuk mencari. Kami deretan lelaki tak tahu diri, rela memutuskan urat malu untuk tahu semua tentangmu.

Dan pada akhirnya ketidaktahuan akan menjadi jalan terbaik, jika pada kenyataanya aku tahu kau telah dengannya. Kau telah punya pria untuk mengalamatkan cinta. Dia telah punya dirimu untuk memulangkan rindu. Sedang aku, mengorbankan waktu hanya untuk menghujam hati dengan penuh haru. Mungkin ini yang disebut menikmati luka yang dibuat sendiri.

Tapi bukan lelaki kalau tak berjuang sampai mati. Jangankan lelakimu yang belum tentu menjadi pendamping hidupmu kelak. Rimbunan hutan pun rela aku tebang kalau untuk mendapatkan kau yang aku sayang.

Bodoh.

Hanya demi wanita kau korbankan segalanya?

Kita lelaki, kalau bukan untuk wanita siapa lagi yang akan kita perjuangkan? Kemerdekaan? Hanya untuk dianggap Pahlawan dan dikenang? Kita sudah waktunya berjuang melawan ego kita sendiri. Jika ego kita memang memilihnya kenapa tidak kita perjuangkan? Kalau menuruti gengsi, kapan kita mendapatkan cinta yang pasti?
Selama napas ini masih berhembus, selama ikatan suci belum terikrarkan. Kita masih bebas untuk memperjuangkan bukan? Jadilah lelaki yang sebenar-benarnya, jangan pantang menyerah hanya karena dia yang lebih dulu menjadi sandarannya dalam lelah.

Kalau kau cinta ungkapkan.

Kalau kau sayang bilang.

Sebab, jika kau hanya mengaguminya dari kejauhan dan hanya untuk sekedar meredakan rindu yang menggelayut di perasaan. Pergi saja kau ke pantai atau ke gunung, sudah cukup kan membuatmu terkagum akan ciptaanNya. Tak ada bedanya! Jangan pernah berhenti mencintai. Meski hatinya telah terisi. Sebab, sebenar-benarnya cinta butuh untuk di ungkapkan dan diperjuangkan. Meski kita dengan sadarnya paham resiko akan penolakan dan tanpa pernah ada penjelasan.

Aku selamanya akan mengitarimu, seperti bumi berputar pada porosnya.

Aku memilih tiap hari tercandu olehmu.

Hingga suatu saat nanti, ketika kau tak menerimaku, aku lebih cepat mati terkoyak senyumanmu.

Skenario Pematah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang