Kamis, 14 November 2013

9 2 0
                                    

Adzan shubuh berkumandang. Wajah yang lesuh dengan kantong mata yang menghitam, aku terbangun dari tidurku yang terasa sangat singkat. Kami berbondong-bondong menuju masjid.
Setelah semua orang keluar dari masjid, Bayu masih bersimpuh menghadap kiblat dengan tangan yang menengada ke atas, tatapan Bayu lurus menuju mimbar jumat yang berada tepat di depannya. Sesekali aku melihat Bayu sujud dan bersimpuh.
Embun yang berada di dedaunan membuat suasana pagi ini menjadi benar-benar menjadi milikku, suasana seperti ini yang aku rasakan ketika aku masih duduk di bangku SMA, angin menyentuh lembut kulitku, membuat bulu romaku berdiri. Aku rindu akan suasana sewaktu SMA dulu, tak ada beban yang kupikul, aku masih bisa tertawa lepas bersama teman-temanku.
Sekarang aku benar-benar dibutuhkan Bayu, tawa itu akan tetap ada jika aku bisa mencarikan pendonor hati untuk Bayu, begitu juga sebaliknya, aku bisa saja kehilangan tawa lepas Bayu untuk selamanya.
“Hei, ayo ngelamunin apa?” Bayu memukul pelan punggungku.
“Ha!” Satu kata yang keluar dari mulutku ketika Bayu mengagetkanku.
“Pagi-pagi udah ngelamun, mikirin apa kamu? Segitunya.” Bayu mengulang pertanyaannya.
“Eh, kursi rodamu mana Bay?”
“Noh di depan, aku ngga apa-apa kok.”
Aku menghela nafas panjang.
“Ingat masa dulu, ketika kita bisa tertawa lepas tanpa beban pikiran. Ingin kembali kemasa lalu, embun pagi membuat indah dedaunan, berkaca-kaca karena sinar sang fajar dan  hembusan angin pagi ini membuatku ingat wajah lucumu dulu.” Aku benar-benar terbawa suasana.
“Jiwa puitus mulai muncul.” Bayu tetawa.“Siapa yang tak rindu masa SMA Ky? Benar kata orang, masa SMA adalah masa-masa yang paling indah. Tapi sudahlah, hanya bisa kita kenang.” Bayu memandang jauh menuju pohon yang menutupi matahari dari padangannya.
“Kamu tenang ya, aku akan mencari pendonor hati yang tepat untukmu.” Bayu sedikit kaget karena aku yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan begitu saja.
“Ha?”-Alisnya menjauh dari mata yang sedikit sipit itu-“Terimaksih untuk niatmu membantuku. Oh ya, pekerjaanmu bagaimana?”
“Kalau soal itu kamu ngga usah kwatir Bay, aku sudah mengurus semuanya, sebelum aku kesini, bosku telah menyetujui surat pengajuan cutiku untuk sementara, jadi aku bisa disini untuk beberapa minggu kedepan.”
“Oh, syukurlah kalau begitu, ayo kita pulang, Bintang pasti sudah ada dirumah.”
“Iya-iya, ayo bergegas! Perutku sudah keroncongan.” Sambil mendorong kursi roda Bayu keluar dari pekarangan mesjid.

Ketika memasuki ruang makan, mataku telah dimanjakan dengan makanan yang tersusun begitu rapi dan menggugah selera. Bintang berjalan dari dapur menuju meja makan, terlihat begitu cantik dengan hijab dan baju kerjanya, “Astagfirullahalazim!” Tiba-tiba saja aku terpikir akan penyakit Bayu. Kepalaku langsung tertunduk setelah memandangi Bintang yang begitu cantik. Bayu terlihat heran mendengarku yang tiba-tiba mengucap.

“Ada apa Ky?” Tanya Bayu heran.
“Ngga kenapa-napa kok Bay, aku lupa menarok jam tanganku dimana.” Jawabku sedikit ragu dan mencopot jam tanganku di bawah meja.
“Jam tangan toh, aku pikir ada apa. Makan dulu, kasian makanannya kalau diliatin aja.”
“Iya uda, silahkan dimakan, jangan sungkan-sungkan.” Sela Bintang sambil melayani Bayu yang duduk tenang menunggu dihidangkan.

Berkecamuk di hatiku rasa yang tak kupahami, rasa marah terselip di antara semangatku untuk mendapatkan pendonor hati untuk Bayu. Perasaanku kepada Bintang yang sempat tenggelam karena mengetahui kenyataan penyakit Bayu, sekarang mulai kembali memekat.

“Ibu mana Cha?” Aku mencoba mengalihakan pandanganku dari mereka.
“Mama lagi shalat dhuha uda.”
“Uda mau nunggu ibu dulu de Cha.”
“Mama puasa uda.”
“Oh iya, sekarang hari kamis ya.”

Icha mengambil piring yang ada di hadapanku dan menyajikan makanan untukku.

“Silahkan uda, jangan sungkan.” Sambil mengembalikan piringku yang telah terisi makanan.
Suapan pertama membuatku memenjamkan mata akan kenikmatan yang kurasakan dari masakan Bintang, ini masakan yang enak dan menggugah selera. Bayu pria yang beruntung mendapatkan kasih sayang dari wanita yang menurutku sudah sangat ideal untuk dijadikan seorang istri-soleh, baik, perhatian, pekerja keras, santun, setia, dan pintar memasak.
Pagi ini adalah awal dari perjuanganku untuk mencari pendonor hati yang cocok untuk Bayu. Aku mencoba menghubungi semua teman lama yang masih ada kontak di BBMku dengan BC, “Seorang dari teman lama kita sangat membutuhkan donor hati untuk melakukan tranplantasi secepatnya, bagi teman-teman yang bekerja dibidang kesehatan, untuk bisa membantu mencari informasi tentang pendonor hati, jika teman-teman mengetahui atau mendapatkan informasi, hubungi segera, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.” Begituhlah bunyi pemberitahuan yang kubuat lewat jejaringan sosial BBM.
Aku duduk sambil memegangi gadgetku di halte bus yang berada tidak jauh dari rumah Bayu. Aku dikagetkan dengan klakson mobil,”Tit..Tit.. Tit.” Mobil yang berhenti di depan halte itu pelan membuka kaca, aku melihat ke kiri dan kanan melihat suasana di sekelilingku untuk memastikan bahwa yang diklakson mobil mewah itu adalah aku.
“Mau kemana uda?” Tanya Bintang sambil sedikit memanjangkan leher menampakkan wajahnya padaku .
Jantungku berdebar tak karuan, aku sempat terdiam melihat wanita ini berbicara.
“Mau kemana da?” Tanya Bintang.
“Ha, kenapa Ntang?”
“Uda mau kemana?”
“Mau jalan-jalan sebentar Ntang.”
“Oh, ngomong-ngomong BCnya uda ini, teman uda?” Tanya Bintang kepadaku sambil memperlihatkan gadgetnya.
“I.. Itu, itu teman aku dan Bayu yang berada di Kalimantan.” Aku terbata menjawab pertanyaan Bintang sambil melihat kembali gadgedku.
“Kasihan ya temannya uda, semoga cepat mendapatkan donor hati.” Bintang menyimpan kembali gadgetnya.
“Iya Ntang, kamu juga bisa bantu kok Ntang, kalau kamu dapat informasi hubungi uda ya.”
“Iya, insyaAllah.”
“Mau berangkat kerja ya? Hati-hati.” Aku kembali duduk di halte itu.
“Iya, aku duluan. Assalamualaikum.” Bintang menutup kaca mobilnya kembali.
Aku tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Bintang mengetahui kalau sebenarnya itu adalah calon suaminya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HalfheartedlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang