Di ujung jalan kita bertemu, aku tersenyum dan kau tersipu, kota-kota makin mengecil di belakang kita, lanskap muramnya tercetak di semburat jingga cakrawala.
Sebentar lagi gelap, katamu.
Aku tahu, lalu lampu-lampu pun mulai berpendar menerangi jalan, kita bersisian, sekilas terlihat rona merah jambu di pipimu, seperti buah cherry yang matang, begitu segar dan menantang, ah... ternyata begitu banyak hal indah yang kulewatkan.
Bintang bermunculan, kita masih saja berjalan bergandengan tangan, entah sampai kapan, sampai sekarang aku tak tahu apa yang telah menautkan kita.
Lampung, 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerimis kata - kata kita
PoetryBisa jadi ini hanyalah keisengan yang berbuah manis, seperti doa yang dipanjatkan kala fajar menjelang, dimana aku, kamu dan lainnya hanya bisa berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Rayuku, pada diriku...