Diujung sana, ditempat yang begitu jauhnya, hingga tak tampak oleh mata, kematian menunggu kita, dengan sederhana...
Suatu saat nanti, kita kan dijemputnya, dan dengan apa kita menyambutnya? tawa riang dan tenang senyuman, ataukah dengan wajah takut dan nyali ciut...?
Hidup hanya sekali, sahabatku... dan terlalu berharga jika kita lewatkan dengan pilihan yang keliru.
9 Juni 2011 pukul 15:53 ·
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerimis kata - kata kita
PuisiBisa jadi ini hanyalah keisengan yang berbuah manis, seperti doa yang dipanjatkan kala fajar menjelang, dimana aku, kamu dan lainnya hanya bisa berharap bahwa semua akan baik-baik saja. Rayuku, pada diriku...