memandangnya

44 9 1
                                    

Memandangnya

Di kelas
"Pagiii" sapa gue dengan nada yang ceria
"Tumben nii, pagi  kayak gini udah dateng?biasanya sih lo ngak kayak gini" tanya tessa dengan penasaran
"Ya elah luu mah , harusnya lo bangga sama gue, gue udah berubah ke yang lebih baik" katan gue sambil duduk di bangku sebelah tessa
"Oughhh gue tau ni, lo ngelakuin ini semua demi si ferel kan? Lo ternyata emang pinter yaa?" kata tessa dengan senyum devil nya
"Lo tu emang sahabat gue, tanpa gue kasih tau, lo udah biasa nebak aja" kata gue sambil nyengir

Jam 11.00
"Ehh habis jam istirahat, kita belajar apa?" tanya gue sama tessa saat mau jalan ke kelas
"Matematika, kalau ngak salah" jawab tessa dengan ragu

"Selamat siang anak anak" sapa buk novi dengan semangat
"Pagi bukk"
"Baiklah, materi hari ini tentang bab 4, dan tolong buka buku kalian hal 36, ibu akan menerangkan dari contoh soal tersebut" ucap buk novi dengan panjang lebar

"Duhh, panjang amat sih jalannya yaelah, palingan intinya cuma dikit" kata tessa dengan nada pasrah
"Lan, lanhati. i lan" tanya tessa saat gue yang lagi melihat farel yang begitu tenang saat belajar.
"Woii, lo bukkannya belajar malah enak enakkan lo ngeliat si ferel" tegur tessa sambil ngegoyangin badan gue
"Dia tu perfect banget, iya ngak? Gimana gue ngak tambah cinta sama dia?" kata gue dengan pipi yang merona, sambil lanjut memandang keindahan yang tersaji di depan gue

"Dilan, kamu ngelamun yaa, kamu ngak memperhatikan ibu nerangin? Kamu tuu ngeliat apa si?" tegur buk novi saat tahu kalu gue ngak memperhatikan dia yang lagi nerangin materi
"Ehh ngak kok buk saya cumaa"
Gue ada alasan sih, tapi ini semua demi ferel, gue harus bisa
"Saya minta maaf ya buk, soalnya saya ngak memperhatikan ibu, seharusnya sebagai siswi saya harus memperhatikan guru saat menerangkan, saya sekali lagi minta maaf ya buk" kata gue dengan penuh sesal
"Yaudah ibu maafin, tapi kamu janji ngak akan melamun di dalam kelas lagi"
"Iya kok buk, saya janji"

"Baiklah anak anak mari kita lanjutkan materi tadi"

"Dia udah agak berubah ya? Kalau iya bagus deh" kata ferel dalam hati

Memendam RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang