***
“Menurutmu bintang itu seperti apa sih?” tanya gadis itu kepada sahabatnya. Yang di tanya merasa berpikir. Lalu dia membenarkan duduknya.
“Bintang? Bintang itu kan yang berbentuk bulat besar yang terbuat dari helium dan—“
“—Tapi kau tidak tahu kan betapa kesepiannya mereka?” si cowok hanya berdiam diri. Jujur, dia tidak mengerti apa yang di katakan oleh sahabatnya itu.
“Tidak, Lily. Mereka itu tidak sendiri, buktinya, mereka ada banyak. Berarti mereka tidak sendirian kan?” kali ini, gadis yang dipanggil Lily itu terdiam. Cowok itu benar, bintang memang tidak sendiri. Lily menundukkan kepalanya, dia merasa sangat pusing.
“Lily, are you okay?” kata Harry khawatir. Lily mendongakkan kepalanya dan tersenyum lemah, “I’m fine, Harry.” Lalu dia beranjak dari tempat yang ia duduki, tapi ia malah merasa lebih pusing. Dan akhirnya semua hitam.
Harry yang melihat itu hanya bisa berdiam untuk beberapa saat. Lalu saat ia sadar, dia langsung beranjak dari tempat duduk nya dan mengangkat Lily ke tempat duduk tadi. Harry hanya bisa memandangi wajah Lily dengan bingung, bingung untuk melakukan apa.
Tapi tiba-tiba Harry merasa kepala nya sangat pusing. Dia merogoh kantong celananya, dan mengeluarkan ponsel miliknya. Lalu menekan nomor seseorang, yang pasti bisa membantu Lily.
“Hallo?” ujar orang di seberang sana.
“It’s me, Harry. Can you help me?”
“Oh, Harry. Memang nya ada apa?”
Harry berdecak karena sakit di kepala, “Apa kau bisa datang ke rumah Lily? Maksudku, untuk menjaganya. Dia pingsan. Dan aku harus.. Um, aku harus menjemput ibuku di salon. Bisa kah kau membantuku?”
“Um, sebenarnya aku sedang ada pekerjaan.. Yasudah, aku akan kerumah Lily. Dia pingsangnya sudah lama atau?” tanya orang itu yang biasanya dipanggil Niall. Niall, adalah sahabat Harry juga dan juga lumayan dekat dengan Lily.
“Baru kok, kalau begitu cepatlah kesini. Karena aku tidak tahu harus berbuat apa, dan ibuku sudah menelepon sedari tadi.” Dia berbohong. Ia tahu, kalau dia salah karena telah berbuat ini. Tapi dia juga tak mau jika semua orang mengetahui penyakitnya itu.
“Okay, aku akan datang beberapa menit lagi. Kau pergilah sana, pasti nanti ibumu akan marah kalau kau terlambat. Tenang saja, aku akan menjaganya.” Tutur Niall yang berhasil membuat nya tenang.
“Thank you, Niall. Okay, bye.” Ujar Harry lalu mematikan sambungannya. Harry bergegas pergi karena kepalanya terasa sangat pusing, tapi sebelumnya ia meminta maaf dan mengecup kening Lily.
***
Lily’s P O V
“Lily, wake up!”
Seru seseorang di telingaku dan membuat ku terpaksa harus bangun karena kalau tidak suara itu pasti akan ada lagi. Aku mengerjapkan kudua mataku. Lalu bangkit dari kasurku. Aku melihat kesebelahku sudah ada Harry di sana yang sedang membawakanku roti dengan susu. Dia menyengir memperlihatkan deretan giginya.
“Hey! Kau menggangguku saja, kau tidak tahu aku sedang tidur, ugh.” Cemohnya sambil melempar bantal miliknya ke arah Harry. Harry yang sedang membawa makanan itu langsung menjauh.
“Kau gila? Aku sedang membawa makanan, kau mau ini tumpah?” pekik Harry sambil menatap ku tajam. Tapi aku tidak memperdulikan tatapan tajam yang diberikan oleh Harry. “Lebih baik kau makan ini saja, aku yang buat, lho!”
Aku menaikkan sebelah alis lalu tersenyum licik, “Aku tidak mau makan.” Harry terlihat kaget ketika aku berbicara seperti itu. “Pasti kau sudah memasukan racun kepadaku kan?”
“Apa?! Racun? Lily, kalau aku ingin meracuni mu kenapa tidak dari dulu saja?” aku tertawa mendengar jawaban yang diberikan nya. Aku beranjak dari tempat tidur, “Gadeng bercanda.” Lalu mengambil roti yang ada di piring.
“Um, not bad juga.” Harry hanya menatap ku dengan tatapan datar, “Heh, semua roti itu sama saja. Hanya ada dua potong roti lalu di beri selai yang kau sukai, sudah.”
“Tapi kalau roti yang kau buat itu berbeda—“ Harry menyeringai, “berbeda karena enak kan?” aku hanya bisa memutarkan bola mataku, Tingkat kepedeannya tinggi sekali sudah jelas aku ingin berkata tidak enak, Ejek ku di dalam hati
“Harry kau tidak boleh memotong omonganku, maksudku roti yang kau buat itu tidak pernah enak.” Ujarku sambil berlari kearah kamar mandi. Tawa ku semakin menjadi-jadi ketika Harry meneriakkan namaku. That’s why i love him.
***
A/N : yeshway! Sesuai janji gue kan kalau happy bulan may bakal di lanjut hehe semoga aja readers nya pada galari ya:( sebenernya ini pengen di update dari kemaren tapi…………..wattpad i like poop yasudah lah:(
entahlah ini cerita aneh banget hahahaha plus alay:( aku sudah tak sanggup~~~~ lol muah
GIMME A VOMMENTS YA BC U R DA SWAGGG

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy // h.s
Fanfiction❝why are you doing this?❞ ❝because i just want you to be happy❞ [#48 Fanfiction]