Four

746 92 15
                                    

***

Setelah beberapa bulan Lily dan Harry berpacaran, mereka jadi tambah serasi. Banyak orang yang menyebut-nyebut mereka dengan panggilan, best couple. Hari demi hari mereka menjalani hubungan dengan biasa saja. Banyak hal romantis yang sebelum nya belum pernah Harry lakukan, sekarang dia melakukannya.

Contohnya, saat itu sudah tengah malam dan Lily sedang sangat lapar. Sialnya, di rumah hanya ada dirinya, karena keluarga nya sedang pergi jadi tidak ada makanan di rumahnya. Karena Harry merasa kasian dengan kekasih nya, jadi ia rela keluar malam hanya untuk membelikan kekasihnya McD untuk makan malamnya.

Mungkin masih banyak hal gila yang sering di lakukan Harry untuk Lily.

Hari ini Lily sedang bertamu ke rumah Harry, dengan alasan Lily kangen dengan rumah kekasihnya itu. Padahal menurutku, yang ia rindukan itu bukan rumahnya melainkan kekasihnya.

“Ly, bisakah kau mengambil novel yang kemarin kau berikan kepadaku, di laci kamar ku?” Tanya Harry yang sedang memasak di dapur. Lily menghentikan aktivitasnya, “Iya.” Jawabnya, lalu bangkit dari sofa yang ada di ruang tamu dan berjalan ke arah kamar Harry.

Ia memutar pelan kenop pintunya, lalu berjalan memasuki ruangan itu. Sangat rapi untuk ukuran cowok, Pikir Lily sambil terkekeh kecil. Ia duduk sebentar di pinggir kasur, lalu menyapukan pandangannya ke segala arah.

Tiba-tiba pandangan nya berhenti ke arah sebuah laci. Pasti itu laci yang di maksud Harry, batinnya. Lalu ia berjalan perlan ke arah laci tersebut.

Ia menarik laci tersebut pelan, terlihat sebuah novel yang kemarin gadis itu kasih kepada Harry pada hari aniversary mereka. Lily tersenyum kecil mengingkat kejadian kemarin, saat Harry sangat senang ketika ia tahu kalau kekasihnya itu memberikan novel ini.

Tanpa menunggu waktu lama, Lily langsung mengambil novel tersebut. Tapi pandangannya langsung terjatuh kepada sebuah tabung yang berisi pil obat. Entah apa yang membuat gadis itu langsung mengambil tabung kecil tersebut.

"Kanker?" lirih Lily, dan seketika ia tertegun membaca tulisan itu. Ia berpikir, siapa yang sakit kanker? Dan bagaimana bisa obat ini ada di laci Harry?

"Lily kau lama sekali sih mengam--" Harry membeku di tempat, saat ia melihat Lily sedang menatapnya dengan tatapan penuh tanya. Ia menelan ludah, "Em, Ly, aku bisa jelaskan semua nya--"

"Oh ya? Coba, sekarang kau jelaskan apa maksud dari benda ini? Kenapa bisa ada di laci mu? Atau jangan bilang kau--" Harry menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, "Itu.. Hmm.. Aku hanya--"

"Hanya apa, Harry?" Tanya Lily. "Kenapa kau tidak pernah bilang dari dulu kalau kau sakit? Kenapa kau harus nyembunyikan ini dariku?" Tanyanya lagi.

Harry menarik nafasnya, "Iya, aku sakit. Tapi tenang saja, kata dokter, penyakitku ini akan sembuh. Iya, aku memang sakit kanker otak. Tapi aku baru awal, dan ini bisa di obati. Maaf kan aku, karena aku tidak pernah bilang kepadamu. Aku hanya takut kau khawatir dengan ku, Lily."

Lily tertegun mendengarnya, entah apa yang ia pikirkan sekarang. Beberapa detik kemudian, ia berlari ke arah Harry yang sedang menundukkan kepalanya. Lily memeluk erat tubuh Harry.

"Aku tidak marah dengan mu, jika kau mau memberitahukan ini sejak awal. Ak-aku minta maaf karena tadi aku sudah salah paham. Ak--" Harry melepas pelukannya, ia menatap Lily dalam. 

"Kau tidak perlu minta maaf seperti ini. Itu memang aku yang salah, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Okay? Dan aku harap kau tidak usah khawatir dengan keadaan ku sekarang. Kau tahu, aku tidak akan kenapa-napa. Aku akan sembuh secepat nya." Kata Harry sambil memegang bahu Lily dengan kedua tangannya.

Lily menatap Harry, "I love you, Harry."

"I love you as much as you love me, Lily."

***

"Halo?" Tanya Lily kepada seseorang di seberang sana.

"Hi, ini aku Harry. Bisa tidak kau datang ke taman yang waktu itu, jam 2pm? Aku akan menunggu mu di sana." Kata orang di seberang sana, yang mengaku sebagai Harry.

"Hah? Emangnya mau ngapain?" Tanya Lily, sambil merebakan tubuhnya di tempat tidur nya. Ia menatap jam yang ada di depannya, 11am. Masih ada beberapa jam lagi, batin Lily.

"Sudah jangan banyak tanya, lebih baik kau pergi ke kamar mandi lalu mandi yang wangi. Dan jangan lupa kau harus dandan yang cantik." Pesan Harry sambil terkekeh kecil. 

Lily memutar bola matanya, "Terserah kau saja deh, Yaudah aku mandi dulu ya! Bye!" Katanya Lily sambil memutuskan sambungan nya.

***

A/N: yeay bentar lagi udah mau selesai!! HAHHAHAH tinggal 2 atau 3 chap lagi lah wakakak aduh maaf banget ya kalau ini dikit:( dan kurang memuaskan karena memang gue nya yang masih amatir-_- jadi mohon maaf hahah

Gimme a vomments yaaa:) xx

Happy // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang