Part 3

714 36 0
                                    

Nana langsung merebahkan tubuhnya ,sesaat setelah memasuki kamarnya. Tangan kanannya menutupi matanya. Pikirannya kembali memutar kejadian di lift barusan.

"Apa maksud pria itu mengajakku berkenalan. Bukankah tidak ada alasan bagi dia ataupun aku untuk melanjutkan hubungan setelah kejadian di kedai kopi tadi??? Ataukah dia ingin balas dendam?" Batin Nana.

Namun bayangan kejadian tadi tidak mampu menahan rasa kantuk dan lelah Nana. Yang tak lama kemudian Nana sudah tertidur sangat lelap.

*******
"Philip,pergilah ke kantor keamanan. Dan lihat rekaman di CCTV ketika aku berada di lift beberapa menit yang lalu. Dan cari tau nama dan kamar wanita itu." Perintah Sean melalui sambungan telpon.

"Tapi tuan,kau kan tau hal itu dilarang,meskipun hotel ini milik keluarga anda."

"Kumohon philip. Ayah ibu tak perlu tau. Aku berjanji ini terakhir kalinya.
Aku sudah mengajak wanita ini berkenalan. Tapi dia menolakku. Dia berhasil membuatku penasaran. Balas Sean dengan nada memelas. Wajahnya memohon walaupun Philip tak bisa melihatnya.

"Bukankah sudah jelas tuan,bahwa wanita ini tidak menginginkanmu. Dan itu artinya dia juga tak ingin diganggu olehmu. Ucap philip dengan nada tegas.

"Baiklah,aku akan menaikkan gajimu 2x lipat. Ucap Sean dengan seringainya. Dia yakin uang mampu melemahkan pendirian Philip.

"3x lipat tuan."

"Arghhhh. Kau memang pemeras.!!! Baiklah,tapi beri aku data lengkapnya.

"Ok!!

Sambungan telpon terputus. Sean melemparkan ponselnya ke tempat tidur. Dirinya sibuk mondar mandir menunggu kabar dari Philip.

10 menit.

15 menit.

20 menit.

Namun belum ada juga kabar dari Philip.

Sean melemparkan tubuhnya ke tempat tidur. Tangan kirinya mencoba meraih ponsel hendak menghubungi Philip. Ketika hendak menekan tanda "call". Philip lebih dulu menghubungi.

"Kayonna Brave,seoul korea selatan 14 september 1991,saat ini menetap di London. Dan menempati kamar 702 Ucap Philip singkat.

"Hanya itu!!!

"Kau tidak mengharapkan aku mencari ukuran bra nya kan tuan!"

"Ok. Thanks philip. Sean mengakhiri sambungan telponnya.

Sejenak Sean berfikir. Dia merasa informasi yang didapatnya barusan cukup untuk mengenal si wanita cantik berwajah datar. Yang baru baru ini dia tau bernama kayonna. Sisanya,biar dia yang mencari tau.

Sean merebahkan badannya di tempat tidur,kedua tangannya dijadikan pengganti bantal. Pikirannya sibuk membayangkan wajah Kayonna.

"Kayonna." Ucap Sean sambil tersenyum.

Terlalu asik dengan fikirannya dia tak mendengar suara pintu yg terbuka dan tertutup.

Sean terkejut ketika didapatinya sang ibu berdiri tepat dihadapannya.

"Mom!!!! Teriak Sean sembari mendudukkan badannya.

"Bagaimana kau bisa ada disini??? Tanya Sean.

"Cihhh,jika kau ingin bersembunyi dariku,jangan di hotel ku." Balas si ibu dengan pandangan mengejek

"Aku tau kau menghindari Bella. Tak bisakah kau memberinya kesempatan. Setidaknya kalian bisa berteman lebih dulu."

3 WeeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang