Part 10

380 33 0
                                    

Ponsel Sean tak berhenti berdering. Awalnya Sean mengacuhkan panggilan dari Paula,dirinya tak ingin diganggu saat ini. Sean berfikir ibunya hanya ingin mengganggu kencannya dengan Nana. Namun pikirannya berubah,ketika Paula menghubunginya hingga berkali kali.

"Seannnnnnnn. Teriak Paula,sesaat ketika Sean menjawab panggilannya. Sean terlonjak kaget mendengar teriakan Paula,dan menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Mom!!!!" Protesnya

"Kau benar benar membuat mommy gila. Sekarang bawa Nana ke rumah,jangan kembali ke hotel. Aku akan meminta staff hotel untuk membawa barang barang Nana kesana.".

"Tapi kenapa???" Tanya Sean bingung.

"Mommy tak mengerti dengan otakmu,mommy menyangka kau anak yang pintar,mengingat kau telah menyelesaikan S3 mu,tapi ternyata Mommy salah. Kau telah mengambil ketenangan hidup Nana. Dengan postingan bodohmu di instagram. Dan kau tahu,Bella sekarang ada di hotel berteriak di lobby mencari keberadaan Nana. Dan beberapa wanita lain,yang mommy yakini juga sedang mencarimu. Oh,dan jangan lupakan wartawan yang sudah bertengger di lobby hotel."

Sean terdiam ketika panggilan dari mommy nya terputus. Sean akhirnya sadar,kehebohan yang telah dia buat. Tentu saja ini menjadi berita besar,mengingat Sean tak pernah memposting wanita manapun di Instagramnya. Mengingat dirinya yang terkenal gonta ganti pacar.

Sean tak memperdulikan dirinya,tak akan ada yang berani mencelakainya. Tapi tidak dengan Nana. Terutama dari Bella si wanita barbar.

Sean beranjak dari tempatnya,menghampiri Nana yang tengah asyik menikmati pemandangan yang disajikan standstone bluffs.

"Maafkan aku tapi kita harus pergi sekarang." Ucap Sean sembari merangkul Nana. Nana hanya terdiam,mengikuti langkah Sean. Terlihat jelas dari wajah Sean,ada sesuatu yang tidak beres. Nana menahan dirinya untuk bertanya. Tidak saat ini,nanti dia akan tau sendiri.

Sepanjang perjalanan pulang,Sean tak mampu berkata kata. Otaknya sibuk memikirkan kemungkinan terburuk yang akan menimpa Nana. Sesekali wajahnya dipalingkan untuk melihat wajah Nana yang tengah sibuk memandang keluar jendela. Sean cukup tenang karena Nana tidak mengajukan pertanyaan apapun padanya. Dirinya belum mampu menjelaskan. Sebelum dia bertemu Paula ibunya.

Tangan Sean meraih tangan Nana,menggenggamnya erat,mencium,dan menyimpannya di dada untuk beberapa saat. Nana bisa merasakan debaran jantung Sean yang berdetak begitu cepat.

"Semua akan baik baik saja Sean." Ucap Nana pada Sean. Nana tak tahu masalah apa yang sedang menimpa Sean. Nana menyadari saat ini Sean terlihat panik.

Sean menepikan mobilnya setelah mendengar ucapan Nana. Sean memandang wajah Nana,memperhatikan senyum tulus Nana. Dan menarik Nana ke pelukannya. Cukup lama Sean memeluk Nana. Berusaha menenangkan hatinya.

Nana membiarkan Sean memeluknya. Sembari menepuk nepuk punggung Sean,berusaha menenangkan. Nana menyadari hanya ini yang bisa dia lakukan untuk menenangkan Sean.

Sean melepaskan pelukannya,setelah dirasa dirinya sudah cukup tenang. Dirinya memandang wajah Nana sesaat,dan mengecup keningnya.
Dan kembali memacu mobilnya menuju kediamannya dimana orang tuanya menanti kedatangannya.

******

Nana tak bertanya apapun. Hingga dirinya tiba di sebuah rumah bergaya modern kontemporer. Cukup terkesima melihat desain mewah bangunan yang ada di hadapannya. Sampai Sean membuka pintu mobil untuk Nana.

"Ini rumah siapa Sean?tanya Nana bingung.

"Nanti aku jelaskan. Kita masuk dulu." Jawab Sean sembari menarik tangan Nana untuk melangkah bersamanya.

Nana cukup terkejut melihat penampakan Nyonya Paula yang berjalan mendekatinya sesaat mereka memasuki rumah. Dan semakin terkejut ketika nyonya Paula menariknya dalam pelukan. Badan Nana kaku,dirinya mencoba mengartikan situasi yang membingungkan ini.

"Maafkan anakku sayang." Ucap Paula setelah melepaskan pelukannya.

"Anak?tanya Nana yang tak mengerti,siapa yang dimaksud nyonya Paula.

"Kau belum menceritakannya Sean?????bentak Paula pada Sean.

Sean hanya menggeleng.

"Pria bodoh yang menggenggam tanganmu ini adalah anakku sayang."

Nana menutup mulutnya dengan satu  tangannya. Dirinya terkejut mendengar perkataan Paula. Nana menatap Sean.

"Maaf" hanya itu yang dapat Sean katakan saat ini.

"Nana,sekali lagi aku meminta maaf padamu sayang,karena mulai saat ini kehidupan akan terusik. Karena anak ku yang bodoh ini."

"Maksudnya nyonya?"

Paula mengambil ponselnya. Dan menunjukkan foto yang baru saja di posting Sean di instagramnya. Nana mengambil ponsel Paula. Melihat foto dirinya dan caption yang tertera. Sebenarnya Nana tidak marah mengetahui Sean memposting fotonya dan memberi caption tidak seperti kenyataanya. Ada kelegaan di hati Nana,mengetahui Sean mengumumkan pada dunia jika Nana adalah miliknya. Setidaknya Nana tau ada keseriusan pada Sean untuk menjalin hubungan dengannya. Tapi yang membuatnya shock dan marah adalah komentar komentar yang ditujukan pada dirinya. Dari semua komentar,tidak ada kata kata baik untuknya. Semua memakinya. Menganggapnya tidak pantas menjadi milik Sean.

Kaki Nana lemas seketika. Ketika membaca salah satu komentar. "Aku akan membunuhmu pelacur."

Sean segera menangkapnya. Mendudukkannya di sofa dan memeluknya. "Maafkan aku Nana."

Nick yang dari tadi hanya diam,menarik ponsel yang dipegang Nana. Membaca beberapa komentar kejam yang ditujukan untuk Nana.

Nick Sebastian Xander

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nick Sebastian Xander

"Kau harus mengumumkan hubungan kalian,agar Nana bisa aman. Komentar komentar ini sungguh mengerikan. Dad tak ingin ada yang menyakiti Nana terutama bella si wanita barbar."ucap Nick dengan nada serius.

"Tapi kami tidak memiliki hubungan apa apa ayah. Nana belum menerimaku menjadi kekasihnya."

Nana sudah tak mampu berkata apa apa. Dirinya masih bingung dengan keadaan yang dihadapinya sekarang. Belum lagi komentar yang sedikit membuatnya takut.

"Mom takut ketika media akhirnya mengungkapkan identitas Nana. Nana akan sulit kemana mana bila kau tak mendampinginya."

"Mom,dad,bisakah aku berbicara dengan Nana sebentar. " pinta Sean

"Baiklah."ucap Paula dan melangkah meninggalkan mereka diikuti Nick yang merangkul paula.

"Nana,maafkan aku. Semua karena kecerobohanku. Sehingga memberimu masalah baru. Apakah kau marah padaku?"

Nana menatap wajah Sean

"Tidak Sean,aku tak marah. Marah pun percuma,semua sudah terjadi. Sekarang kita hanya harus memikirkan bagaimana cara membereskan masalah ini.

"Aku akan menyelesaikannya Nana. Tapi bisakah kau tinggal sementara disini,paling tidak setelah keadaan terkendali?"

"Aku tak apa apa Sean,aku bisa mencari hotel di tempat lain. "

"Tidak Nana,kau harus selalu berada di dekatku. Kau harus selalu berada dimana mataku bisa melihatmu." Ucap Sean. Tangannya mengelus lembut pipi merah jambu Nana.

3 WeeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang