Udara sore itu kian terasa berat. Biasanya pada jam-jam begini matahari masih bersinar cerah, namun kali ini awan hitam telah menyelimuti langit di atas kota. Mobil-mobil yang lalu-lalang sudah mulai menghidupkan lampu.
Keempat sahabat yang tergabung dalam kelompok STOP beriring-iringan mengendarai sepeda masing-masing. Thomas paling depan, karena hanya anak itulah yang tahu jalan menuju rumahnya yang baru. Di belakang Thomas, Petra menyusul sambil memegangi tali pengikat Bello yang juga diajak. Sporty paling belakang, supaya kalau perlu dapat mendorong Oskar yang bersepeda tepat di depannya. Seperti biasanya, Oskar sudah mulai kepayahan. Tapi dengan napas tersengal-sengal, ia tetap memaksakan diri untuk mengimbangi kecepatan teman-temannya.
Mereka kini melewati sebuah daerah menyenangkan di pinggir kota. Suasananya sepi, jauh berbeda dari hiruk-pikuk di pusat kota. Kemanapun mata memandang, hanya taman-taman yang terlihat. Beberapa di antaranya berukuran besar, sehingga pagar di bagian belakang tidak terlihat dari jalanan. Satu-dua taman nampak tak terurus. Rumput dan semak belukar tumbuh liar, seakan-akan gunting tanaman dan alat-alat pemotong rumput belum pernah ditemukan. Jalan Lindenhof berada di bawah naungan dahan-dahan pepohonan tua yang tumbuh di sepanjang jalan itu. Tidak ada toko di situ, apalagi gedung perkantoran. Daerah di sekitar situ adalah daerah perumahan, dan baru belakangan ini harga tanah anjlok sampai ke tingkat yang normal.
"Karena akan ada jalan bebas hambatan," Thomas menjelaskan.
"Apa hubungannya?" Tanya Sporty.
"Pemerintah punya rencana membangun jalan bebas hambatan yang akan membelah ladang-ladang yang ada di sebelah kanan sana. Jalan itu dimaksudkan sebagai jalan lingkar yang akan mengurangi beban lalu lintas di pusat kota. Banyak orang berpendapat bahwa jalan bebas hambatan akan membawa pengaruh buruk bagi daerah sekitar sini. Udara akan tercemar, penuh asap kendaraan bermotor, dan tingkat kebisingannya bisa dipastikan akan meningkat dengan pesat. Karena itulah harga tanah kemudian turun, dan sejumlah penduduk daerah ini kemudian memutuskan untuk menjual rumah-rumah mereka. Tapi sebenarnya belum pasti bahwa jalan lingkar itu akan lewat di sini. Menurut ayahku, kemungkinannya kecil sekali. Lagi pula antara rumahku dengan jalan itu ada sebidang hutan. Jadi, bagi kami tidak ada masalah."
Thomas tiba-tiba berhenti, walaupun mereka belum sampai di tujuan.
"Ngomong-ngomong soal jalan bebas hambatan, kalian sudah membaca berita mengenai ulah para pengemudi setan yang membuat jalan bebas hambatan di sekitar kota kita menjadi tidak aman dengan perbuatan nekat mereka?"
Teman-temannya menggeleng. Oskar seperti biasanya agak telat mikir.
"Pengemudi setan?" Ia bertanya. "Maksudmu hantu berkendaraan?"
"Kau tidak tahu istilah itu?" Thomas bertanya balik. "Itu julukan yang kepada para pengemudi yang menggunakan jalur yang salah pada jalan bebas hambatan. Kau kan tahu bahwa jalan tol dibagi dua, dan dipisah dengan jalur hijau di tengah-tengahnya. Seluruh kendaraan pada satu jalur bergerak ke satu arah. Jalur yang satu lagi menampung lalu lintas ke arah sebaliknya. Dengan demikian, pekerjaan mengemudi menjadi lebih muda, karena tidak ada mobil yang saling berpapasan. Karena itulah kecepatan rata-rata di jalan tol lebih tinggi daripada di jalan-jalan lain. Aduh, Oskar, apa kau tidak pernah baca koran?! Masa segala-galanya harus kujelaskan dulu?!"
"Aku hanya senang mendengar suaramu," balas Oskar sambil nyengir. Kemudian ia melanjutkan, "jadi yang kau maksud dengan pengemudi setan adalah para pengemudi yang masuk ke jalur yang salah dan kemudian menghadang mobil-mobil berkecepatan tinggi yang datang dari arah berlawanan?! Hmm, sekarang aku mengerti! Tapi itu kan berbahaya sekali. Mestinya ada tabrakan terus-terusan. Siapa yang tidak kaget kalau di jalan bebas hambatan tahu-tahu ada mobil menyongsong dari arah berlawanan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasus Untuk STOP/ Rahasia Vila Kuno
Mystery / ThrillerCerita Kasus Untuk STOP ini sebenarnya diambil dari cerita fiksi Jerman yang terkenal. Yaitu, Ein Fall Für TKKG, karangan Stefan Wolf. Jika anda ingin melihat cover aslinya, saya memakai cover aslinya untuk cerita ini. Covernya asli berbahasa Jerman...