Cerita Kasus Untuk STOP ini sebenarnya diambil dari cerita fiksi Jerman yang terkenal. Yaitu, Ein Fall Für TKKG, karangan Stefan Wolf. Jika anda ingin melihat cover aslinya, saya memakai cover aslinya untuk cerita ini. Covernya asli berbahasa Jerman...
"DILARANG BERSEPEDA!" Sporty membaca tulisan pada papan pengumuman di samping pintu masuk ke Taman Bismarck. Jalan-jalan setapak di taman itu memang khusus disediakan bagi para pejalan kaki yang ingin menikmati suasana tenang, jauh dari keramaian kota.
Dengan patuh Sporty turun dari sepeda lalu menuntunnya. Ia berhenti sejenak, dan menengok kebelakang untuk melihat kenapa Oskar belum juga nongol.
Temannya itu ternyata sedang duduk di pinggir jalan. Sepatu sebelah kiri telah dicopotnya. Sambil mengomel, ia mengeluarkan dua butir kerikil tajam berukuran sedang dari dalamnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Brengsek!" Oskar berseru. "Ada saja gangguan kalau aku lagi kepingin bersenang-senang. Aku berani taruhan bahwa kerikil-kerikil itu sengaja bersabotase. Selalu saja mereka berhasil menyelip ke dalam sepatuku. Akibatnya kakiku jadi lecet-lecet. Tapi awas, aku akan membalas dendam!"
Cepat-cepat ia mengenakan sepatunya kembali. Tali sepatu ia ikat dengan sebuah simpul ciptaannya sendiri. Hanya Oskar sendiri yang bisa membukanya.
Setelah memakai sepatu lagi, ia berdiri dan meraih sepedanya yang tergeletak disampingnya, lalu mengikuti Sporty sambil terus mengomel. Pada saat yang sama, Sporty tiba-tiba berseru, "hey, Oskar! Cepat kemari, aku menemukan sesuatu!"
Yang ditemukan oleh Sporty adalah sebuah dompet yang tergeletak di bawah bangku taman, setengah tertutup oleh koran bekas dan daun-daun kering. Sporty menunduk dan memungutnya.
Dompet itu ternyata terbuat dari kulit buaya, cukup tebal, hampir sama tebalnya dengan buku pelajaran matematika milik Sporty. Oskar langsung terbelalak melihat temuan temannya itu.
"Gila," katanya sambil berdecak kagum. "Ini sih dompetnya raja minyak!"
"Raja minyak atau bukan, sebaiknya kita periksa dulu isinya," kata Sporty sambil membuka dompet itu.
Kedua sahabat itu benar-benar terkejut melihat isi dompet itu. Puluhan lembaran uang berjejal di dalamnya. Di samping itu juga terdapat sejumlah cek kosong, beberapa kartu kredit, dan sebuah KTP.
"Nah, ada KTP, jadi dompet ini bisa langsung kita kembalikan pada pemiliknya," kata Sporty. "Asal rumah orang itu memang di kota ini. Kalau ternyata tinggal di luar kota, maka dompetnya terpaksa kita serahkan ke kantor polisi."
"Busyet, belum pernah aku melihat uang sebanyak ini sekaligus," ujar Oskar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ayahku tidak pernah bawa uang tunai sebanyak ini, soalnya ia bisa membayar segala sesuatu dengan cek."
"Eh, Oskar," ujar Sporty tiba-tiba. "Aku baru sadar bahwa kita berhak dapat imbalan kalau kita kembalikan dompet ini. Kalau tidak salah, lima persen dari isi dompet ini....Hm, lumayan juga."
Sporty memang benar. Undang-undang di Jerman Barat mengatakan bahwa seseorang berhak atas imbalan sebesar 5% dari nilai barang yang ditemukannya, jika ia mengembalikan barang itu pada pemiliknya yang sah.