1

230 22 1
                                    


Tingkahnya berubah, tidak seperti dulu lagi.

Dia menjauh, tidak sedekat dulu lagi.

Dia cuek, tidak seperduli dulu lagi.

Dia berubah, jauh lebih tidak perduli pada sekitarnya.

Gadis bertubuh mungil itu menutup buku tulisnya setelah menulis kalimat demi kalimat di buku tulisnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap langit merasa rintik hujan mulai membasahi kulit dan bajunya, selanjutnya kembali menunduk dan beranjak dari duduknya masuk ke dalam kelasnya.

Gadis itu memilih untuk duduk di bangku paling belakang, tepatnya menjauhi keramaian kelas. Gadis itu menatap teman-teman sekelasnya
berkumpul di meja paling depan sedang berbagi cerita, ada yang tertawa, ada yang kesal.

"Nggak ada kisah yang berakhir bahagia, jadi jangan berharap akhir dari cerita kita bahagia ya? Takdir enggak bisa ditebak."

Suara seorang pemuda terngiang di telinganya, gadis itu tersenyum. "Akhirnya emang nggak bahagia," ujar gadis itu pelan agar tidak terdengar oleh teman-temannya. Pemuda itu, Ali Arkana. Pacar gadis itu, dan kalimat yang gadis itu tulis untuk Ali.

Prilly Airin, nama dari gadis itu. Kini, Prilly hanya mendengar tawa teman-temannya yang samar karena suara hujan deras membuat Prilly tidak mendengar cerita dari mereka.

• Flashback on •

Hujan deras. Hawa dingin sangat menusuk membuat Prilly mengeratkan jaket tipis berwarna
merah muda di tubuhnya.

Prilly merasa seseorang memakaikan jaket tebal di bahunya,
Prilly menoleh lalu tersenyum kemudian melepas jaket tebal milik Ali. "Kamu aja yang pakai, aku udah pakai jaket kok!" katanya memberikan jaket tebal itu pada Ali.

"Udah biasa ini, kamu pakai aja," balas Ali menerima jaketnya dan kembali memasangkan jaket tebal itu di bahu Prilly.

"Makasih ya?"

"Kok makasih?"

"Ya makasih aja, udah peduli," kata Prilly tersenyum, tapi senyumnya memudar melihat wajah pucat Ali yang kini tengah tersenyum.

"Kamu sakit ya?"

"Enggak, kalau aku sakit enggak mungkin 'kan aku ada di sini? Hmm..."

"Jangan becanda deh, muka kamu pucet itu!"

"Aku nggak becanda, lagian emang kamu denger aku becanda? Aku baik-baik aja!"

"Duduk dulu sini." Prilly menarik tangan Ali untuk duduk di tangga yang terbuat dari semen di depan sebuah toko.

"Muka kamu pucet."

"Terus, kalau muka aku pucet berarti aku sakit? Enggak kan? Jangan cemas gitu, aku nggak papa."

Prilly melepaskan jaket tebal milik Ali lalu memasangkan jaket itu di bahu Ali, Ali menatap Prilly dengan tatapan kesal.

"Aku nggak---."

"Kamu pucet, otomatis kamu lebih butuh jaket itu."

"Tapi--."

"Enggak usah ada tapi-tapian, kamu butuh jaket itu."

"Iya-iya..."

"Gitu dong, pinter deh hehe..." ucap Prilly menepuk bahu Ali pelan secara berulang kali sambil terkekeh. Beberapa detik kemudian mereka tertawa bersama.

• Flashback Off •

Tidak ada tawa dari Prilly, Prilly ingat sekali terakhir kali ia tertawa bersama Ali yaitu 6 hari yang lalu, dan sesudahnya Ali berubah, menjauh, banyak diam. Tapi hari ini Prilly tidak melihat Ali sama sekali.

"Kamu... Dimana?" lirih Prilly menatap ke luar jendela namun yang dilihat hanyalah bayangannya dengan Ali sedang bermain di
bawah hujan.

Prilly tidak pernah menduga Ali yang tidak-tidak selama 4 hari terakhir, tapi hari ini Prilly mulai dihantui dugaan-dugaan yang mungkin salah dan Prilly harap memang tidak pernah terjadi sehingga Ali berubah seperti ini.

Prilly kembali membuka buku tulisnya, menulis beberapa kalimat di kertas kosong.

Hari kelima, kamu dimana?
Jangan membuat aku menduga yang tidak-tidak seperti dulu, dan membuat kamu (kembali) terluka.

Kamu dimana?
Jangan buat aku memakimu seperti dulu dan melihat (kembali) wajah tegarmu.

Kamu dimana?
Jangan buat aku mengambil keputusan yang sama seperti dulu dan buat aku mendengar (kembali) kata-kata menusuk itu.

Kamu dimana?
Jangan buat aku memilih untuk seperti dulu lagi dan buat aku menyesal setelah (kembali) mendengar cerita yang sebenarnya.

Prilly melipat tangannya di atas meja lalu membenamkan wajahnya, isakannya tidak terdengar oleh teman-temannya yang asik bercerita. Prilly menangis, menangisi ketidaktahuannya tentang perubahan Ali sejak 5 hari yang lalu. Berpikir positif saja tidak cukup, Prilly hanya butuh... Kejelasan.

To be continued

Udah buat cerita baru aja, padahal belum cerita yang satunya belum kelar. Cerita ini meanstream banget, jadi ya udah pasti banyak yang nggak minat😂

See ya!

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang