Awal Kesleo

425 25 12
                                    

Hem, awal ya...
Awal kenapa saya bisa nyasar kuliah keperawatan adalah...
Semua ini diawali oleh sebuah celetukan konyol yang tak sengaja keluar dari bibir seksiku ini. Saat itu aku duduk dibangku SD. Dimana salah seorang sahabat atau lebih tepatnya mantan sahabat, atau mungkin sahabat yang berubah menjadi teman biasa. Ya intinya teman masa kecil saya penah berkata dalam bahasa belanda berbunyi "Gawe opo wong wedok sekolah duwur-duwur nek ujung-ujunge yo ono neng pawon", yang artinya jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah "Buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya ada di dapur juga".

Ya, kata-kata itu akan cukup menyakitkan jika didengar ibu kita kartini ya, karena beliau sudah susah payah berjuang mengangkat martabak eh martabat wanita agar sejajar dengan kaum lelaki, terutama dalam hal pendidikan. Namun malah perempuan-perempuan Indonesia yang malah gugur sebelum berperang. Nggak punya semangat sama sekali dalam hal pendidikan. Memilih menerima saja dengan apa yang diberikan suami.

Oke, poin pentingnya, takdir wanita memang jadi seorang ibu, menjadi ibu dari anak-anaknya, dan menjadi istri sholihah bagi suaminya, dimana salah satu tugasnya adalah memasak didapur. Tapi asal tau saja sih, memasakpun butuh ilmu. Butuh belanja, belanja itu butuh menghitung dan menghitung itu butuh yang namanya makan bangku sekolahan. Tapi jangan dimakan beneran ya, emangnya elu rayap???

Lagian jadi istrinya pinter itu wajib. Biar bisa ngatur duit dan mengajari anak-anaknya biar nanti jadi orang berduit. Ya khan??? Terus kalau istri punya kerja sampingan pasti bisa bantu-bantu keuangan suami kan? Meski dalam batas kewajaran bekerja, dimana tidak boleh mentelantarkan suami dan anak-anaknya. Dan yang paling penting, harus dapat izin suami kalau mau kerja ya...

Apakah kalian tau apa jawabanku saat teman SD ku berkata demikian? Jawabanku hanya satu, "Aku akan sewa pembantu biar aku nggak kerja didapur" Whe he he keren kan gue?  😎

Ah, kok jadi meluber kemana-mana ya..

Kembali ke tengtop!

Jadi setelah saya menskak mat teman SD saya dengan jawaban saya, dia kembali bertanya "Emang ate kuliah neng ndi mbak din?" yang artinya "Emang mau kuliah dimana mbak din?".

Saya menjawab "kuliah ndek AKPER"

Nah loh, keceplosan kan?. Padahal nggak pernah kepikiran. Tapi keceplosan tidak hanya berhenti disitu, karena hal itu berlanjut hingga saya menginjak bangku SMP. Dimana saat semua teman-teman saya membahas mau masuk ke SMA mana tapi anggota geng saya malah membahas mau kuliah dimana. Itupun pembahasannya saat kita semua duduk dikelas 7. Kan masih jauh banget kan yak?!.

Anggota geng saya yang memiliki nama DheVhaWielSy ini memang suka aneh-aneh. Tapi kayaknya saya doang sih yang aneh. Nama geng ini merupakan kepanjangan dari nama anggotanya, yaitu Dewi, Eva, Wilda (saya), Nensy. Hanya saja dikarenakan waktu itu pas jaman alay, jadi singkatannya di alay-alaykan seperti ditambahkan huruf h dan e. Ya pasti kalian yang seumuran dengan saya atau lebih tua dari saya pernah mengalami jaman alay ini, kalau kalian pernah mengalami jaman ini dan belum juga berubah maka segeralah bertobat kawan!

Tuh kan jadi meluber kemana-mana lagi?

Kembali ke tengtop!

Jadi waktu itu anggota geng saya pernah bertanya kepada saya, "Wil nek samean kate kuliah ndek ndi mbesok? (Wil, kamu mau kuliah dimana besok?)" Tanya Nensy

"Hemmm palingan dikongkon kuliah ndek majangan kene nen, palingan yo ndek AKPER (Heemmm paling disuruh kuliah di Lumajangan sini nen, paling ya di AKPER)" Jawab saya yang sumpah itu jawaban muncul dari mana, asal jeplak aja nggak disaring.

Coba saja tanya pada dewinurohmah30 deh, kali aja dia pernah ingat tuh.

Dan keceplosan ini berlanjut hingga kelulusan SMA. Waktu itu ibu saya bersikekeh agar saya kuliah di Lumajangan saja guna menemani ibu dirumah dikarenakan kakak saya yang cowok sudah kuliah dikota apel Malang sana. Alhasil sayalah yang jadi korban.

Diary Amd. KepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang