X

2.4K 181 10
                                    

Aku menatap sedih bangunan apartemenku, selamat tinggal Seoul, terimakasih atas semua memori indah selama aku disini.

-

"Terimakasih banyak, karena sudah memberangkatkan saya"

Seragam sekolah yang khas kini tepasang lagi ditubuhku, aku meninggalkan ruangan guru menuju kelas.

"HANA!"

Sosok yang familiar, Diana, Dira, Mia, geng paling hobi menyiksaku sedang ada di depanku saat ini.

"Lu kabur ke Korea, hah?"

"Seneng ya diberangkatin sama Bu Aira?"

"Lu seneng banget ya?!"

"Diana! Dira! Mia!" Seru Bu Aira
"Udah jangan ganggu Hana! Nanti saya poin kalian semua!"

Diana, Dira, dan Mia kabur meninggalkan aku. Aku berjalan pelan menuju kelas. Masih nggak nyangka akhirnya aku ada di Indonesia lagi, dan meninggalkan memori memori di Korea Selatan.
Udah, Hana! Stop mikirin tentang Korea Selatan! Semuanya selesai!

-

Jam sekolah berakhir, aku berlari cepat meninggalkan sekolah sebelum aku bertemu Diana, Dira dan Mia. Aku sudah tau aku akan disiksa kalau sampai bertatapan dengan mereka lagi.
Dan dari semua hal yang aku pelajari di Korea, aku nggak mau berjumpa dengan bullying lagi.

Aku segera berjalan cepat meninggalkan gerbang sekolah menuju rumahku yang sekitar 1km dari sini.

"Lu kira lu lebih cepet dari gue?"

Diana keluar dari gang kecil sambil membawa tongkat baseball, dibelakangnya ada Dira, Mia, dan Jesika, Ara, Putri, Merlita, dan Kia. Golongan yang pernah menyiksa aku secara bergantian 2 tahun yang lalu.
Melihat gerombolan mereka, aku berlari sekuat tenaga agar cepat sampai dirumah dan mengunci diri, apa salahku? aku nggak melakukan apapun kepada mereka? Kenapa mereka seperti ini?

9 anak itu mengejarku dibelakang, aku nggak tau aku bakal selamat atau enggak, tapi aku pingin menyelamatkan diri, aku nggak mau disiksa lagi!

Srat!

Rambutku ditarik oleh Diana. Padahal tangga menuju rumahku sudah didepan mata. Diana menarik rambutku menamparku, rumahku ada di jalanan kosong, siapa yang bisa menyelamatkanku?
Jesika, Ratu Kegelapan menurutku. Dia memandangku jijik dan menghantam satu kali pukulan diwajahku.

"SIALAN!" Aku berteriak kencang

Mereka berhenti.

"Lu neriakin gue? a***ng! b**gs*t!" Jesika menamparku.

"YA!"

Logat itu.
Logat Korea yang kental itu.
Benar benar membuat hatiku bergetar saat mendengarnya.
Jimin. Keluar dari rumahku.
Dan dibelakangnya 6 orang familiar lain berdiri menatap kami geram.

"PERGI!" Namjoon mengejar mereka sambil berkata kasar dengan bahasa Korea.

Sementara aku? Aku mengaduh kesakitan, pipi dan mulutku mengeluarkan darah. Taehyung dan yang lain membantuku untuk berdiri.

"Hana.."

Jungkook memelukku erat, semuanya terdiam saat Jungkook melakukan itu, lalu semuanya tersenyum dan memelukku bersamaan. Inikah kenyamanan dunia? Aku sangat bahagia, meski disisi lain aku juga kesakitan.

"Ayo masuk" Ajakku
"Namjoon Oppa! Jangan dikejar!" Aku berteriak

Namjoon berhenti dan berlari kembali, ikut masuk ke rumahku.

Jin mengobati lukaku, sementara Hoseok membuatkan banyak teh untuk kami.

"Hana.. untuk yang waktu itu di Seoul, kami-

-"Nggak apa apa" Potongku
"Itu bukan masalah yang besar"
"Aku sudah biasa diperlakukan seperti itu"
"Aku cengeng ya?"

Jimin yang ada disampingku memelukku, padahal Jin sedang mengobati lukaku.

"Minggir Chim, lukanya Hana masih aku beri obat"

Jimin mengatur posisi duduknya dan memegang tanganku.

"Maafkan kami sangat kasar, Hana" Kata Yoongi
"Kami cemburu"
"Disisi lain kami takut kehilanganmu"

"Kita ini ada 7 orang, kita nggak bisa memilikimu sendirian"

"Memiliki aku?" Tanyaku dengan bingung

"Sekarang, Hana. Kami ber-7 berkepemilikan atas kamu, kamu? berkepemilikan atas kami, kami milikmu, kamu milik kami, kamu sendirian kan? sekarang kamu nggak lagi sendirian, kami teman hidupmu" Ujar Taehyung

"Nggak perlu takut dengan mereka, kami disini untuk bersamamu terus"

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku dan menangis, sekarang.. aku bisa bersama mereka selamanya kan?

"Terimakasih.." Ucapku sambil menangis

Mereka memelukku bersamaan, lagi.

"Besok sekolah lah dengan cantik. Lalu, keluar dari sekolahmu, kamu akan hidup dengan kami dan berkeliling dunia bersama kami" Kata Namjoon

"Apa maksudnya itu?" Tanyaku

"Kamu akan hidup bersama kami, Hana."
"Tidak di negara aslimu, tidak di negara asli kami"

Aku tersenyum lebar, "Setidaknya aku.masih punya tumpukan cek di kamar"

Lalu kami semua tertawa.

-

"H-Hana?"

Aku memakai kacamata hitam dan menghadap ke papan tulis, sekarang, Namjoon, Jin, Jimin, Taehyung dan Yoongi pria kesukaanku berdiri didepan pintu kelas mengawasi Diana dan teman temannya.
Sementara Jungkook dan Hoseok? mereka sedang mengurus surat keluarnya aku dari sekolah.

Sepulang sekolah, dengan seragam sekolahku, aku menggeret koper besar dan berjalan diantara BTS menuju bandara. Kami akan pergi dan hidup bersama.

Mengingat bagaimana pertama kali aku bertemu dengan Taehyung, karena Wi-Fi disaat padam listrik. Sampai saat ini.

Sekarang.
Kami bisa hidup bersama, memiliki satu sama lain, dan menikmati segalanya.
Setelah rasa sakit yang aku lewati, waktu menunggu yang tiada henti, akhirnya apa yang aku nanti telah tiba. Hidup bersama 7 orang paling aku cintai sekarang, Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Park Jimin, Jung Hoseok, Kim Namjoon, Min Yoongi dan Kim Seokjin.

the end.

Cepat?
Sengaja!
Even sudah selesai disini.
Please vote dan kind comment, jangan lupa tambahin ke perpustakaan dan reading list kalian! Tetap vote dan aku bakal bikin another ff yang lebih seru!

Dan maaf atas kekurangan di ff ini!

XOXO from MJ!

Rainbowhood [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang