𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 √𝟐

235K 12.7K 543
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sion berjalan begitu sangat santainya. Seperti ia sedang berjalan di pantai dengan berpasir putih dan menikmati semilir angin dengan ombak biru yang mengulung-gulung.

Kalo orang lain. Mereka udah lari ke setanan. Kesurupan. Kebakar jenggot. Hanya karna satu kata yaitu telat. Tuh di bolt, di italic, di underline. Kata telat begitu mendunia di dunia pendidikan apalagi para pelajar. Saat sudah terserang penyakit menular kata telat. Kamu akan terancam nyawanya. Nilaimu yang akan menjadi sasaran empuk para guru.

Itu semua tidak berlaku bagi Sion. Karena Sion penguasa disekolah. Ia tampan, jenius, dan anak pemilik sekolah. Semua orang sepertinya menyukai Sion hingga kesempurnaan itu membutakan para mata yang sudah jatuh pada kharisma Sion.

Sion berhenti didepan mading yang ada di lantai satu. Dimading itu, akan menunjukkan padanya. Kelasnya yang baru di tahun ajaran baru ini. Sion sekarang duduk di tingkat atas sekolah menengah atas. Kini, Sion semakin berkuasa menindas adik kelasnya.

Jari telunjuknya yang panjang mulai mencari namanya di selembaran kertas kelas 12. Diselembaran pertama. Sion sudah mendapatkan namanya disana. Selembaran pertama bertulisan kelas 12A. Yang berarti itu akan menjadi kelas Sion yang baru.

Ibaratkan ada tingkat esklusifnya. Sion berada di tingkat VIP. Tingkat paling bagus. Sion memiringkan kepalanya ke samping saat membaca nama yang tidak ia kenal ada di atas namanya.

"Savanna Feyre," Sion membaca nama itu.

"Gue ga pernah tau orangnya. Ga terkenal, " ucapnya sombong.

Jari telunjuk Sion turun kebawah dan ke atas mencari nama-nama sahabatnya dan yes, Sion mengepalkan tangannya lalu mendorongnya ke belakang. Ternyata, sahabat-sahabatnya ada dikelas yang sama dengannya.

Sion kembali melanjutkan jalannya menuju kelas yang akan menjadi ajang kehancurannya. Sion berjalan dengan langkah ringan, memasukkan kedua tangannya disaku celana, dan bersiul. Seakan hari ini akan ada sebuah pelangi.

Koridor kelas 12 ada di lantai dua dan ruang kelas 12A ada di dekat tangga. Dari luar Sion dapat mendengar suara ibu guru sedang berbicara didepan kelas. Ia tau siapa guru yang mengajar di hari senin yang menyiksa ini. Untungnya dia telat jadi tidak mengikuti kegiatan upacara ditambah dengan mata pelajaran yang bikin pening seketika.

Bu Diah, guru matematika yang terkenal guru killer. Jujur aja. Guru killer adalah guru yang sering dibicarakan bahkan diberi sumpah serapah oleh kalian ya 'kan. Bu Diah ini superstar di sekolah Atlantik. Bu Diah selalu memberikan ulangan mendadak. Tugas bejibun. Dikasih waktu sedikit untuk mengerjakan pr. Selalu menunjuk anak muridnya secara random untuk menyelesaikan soal di papan tulis.

Ia selalu membawa penggaris panjang yang sering ia pukuli di meja guru dan papan tulis. Oh, kashian penggaris itu. Bu Diah tidak pernah toleransi atau nego cincai. Ia disiplin, tegas, berwibawa, dan bertanggung jawab. Justru orang kek gitu yang Sion suka. Menantang, men.

SION ✓ [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang